Mungkin dimatamu diriku tak begitu berarti,
baagaimana pun seperti apa kondisi dan keadaan saya. Sudah sepantasnya kau
memahami diriku, tetapi kau malah memilih untuk bergabung sama teman-temanmu
bergabung dan saya dipojokan. Sadar atau tidak itu semua adalah fakta. Tapia apa
pun yang telah terjadi itu adalah sejarah yang pernah kau catatatkan di dalam
lembar sejarahku. Apakah mungkin diriku terlalu otodidat dan bersikeras untuk
kau harus lebih mandiri dan lebih banyak belajar. Kejadian itu bila aku ingat
maka akan terasa hati ini tertusuk oleh sembilu yang tidak ada taranya sehingga
kesakitannya harus aku rasakan. Mungkin dirimu mengatakan kepada aku bahwa,
semua itu adalah kesalah pahaman saya. Tapi tidak begitu. Karena aku bukan baru
pertama kali mengenal dirimu. Jangan pernah mengambil sebuah keputusan yang
begitu mudah untuk mengatakan kata perpisahan untuk aku.
Alasan untuk mengerjakan tugasmu dengan
mengatakan untuk meminjamkan barangmu, walau semua itu kau mengatakan di depan
banyak orang. Apakah saya tidak bisa membantu untuk mengerjakan tugasmu? Malah
kau memilih bersama teman-temanmu untuk mengerjakannya. Apa salahnya kau
katakan pada aku saja. Apakah diriku sudah tidak berarti lagi untukmu? Atau sudah
tidak pantas lagi untuk memberi perhatian dan kasih sayang untukmu. Kasih
sayang dan romantis itu tidaka akan terpisahkan, tapi aku pribadi malah tidak
menyukai yang namanya romantis. Karena aku tidak menciptakan suasana dan
keadaan untuk membohongi dan membujuk hatimu. Karen cintaku untukmu dengan
sebuah ketulusan dan menghargai, menghormati sebabagai anak Adonara. Karena
Adonara lebih menghormati seorang cewe atau wanita jika dia melakukan sebuah
tindakan. Pikiranmu mungkin sudah matang
tapi pelaksanaanya berkata lain ssehingga dirimu belum terlalu memahami hal-hal
yang membuat dirimu lebih dewasa lagi.
Belum cukupkah kau membuat diriku stress dan
sakit hati? Mungkin pertanyaan itu pun sama jika kau mengatakan kepadaku. Tapi
jika kau bertanya dan meminta untuk membantu mengerjakan tugasmu, maka aku akan
bersiap dengan tulus hati untuk membimbing dan membantu mengerjakannya. Tapi
Hari ini adalah lain. Karena kau telah berkata kepada diriku mengerjakan tugas
sendiri yang ditemanin oleh sahabat sejatimu. Apakah gunanya diriku hadir di
saat susah, bahagia, senang, gunda, dan riang? Itu semua tinggal kau dan aku
mnegartikan sudah sejauh mana kita berdua memahami karakter antara kau dan aku.
Kata kasar dan ungkapan yang membuatmu terluka sehingga dirimu tidak seperti
yang dulu lagi. Andaikan aku tidak memikirkan waktu pertama mengenal dirimu.
Maka mungkin kita sudah tidak seperti ini.
Aku sadar bilah harus mengambil sebuah
tindakan untuk melepaskan dirimu. Tapi aku ingat akan kebaikan dan
kesederhanaan dirimu yang kau torehkan buat aku. Ingin aku mencari penggantimu
masih aku memikir bagaimana adik ceweku dikemudian hari nasibnya diperlakukan
oleh pacar atau orang-orang dekatnya seperti pacarnya. Maka jangan megganggap
bahwa diriku adalah seorang diktator yang hidup di zamannya Soeharto. Tapi aku
melakukan itu semua untuk dirimu karena pemikiran aku, kau sudah melangkah dan
meninggalkan kedua orang tuamu walau begitu berat jika melangkahkan kakimu
untuk menuntut ilmu di kota Daeng. Jangan kau hanya berpikir untuk kesenangan
dirimu dan penampilan yang kau pakai sehari-hari adalah hasil keringat, susah
payah, perjuangan, dengan darah dan air mata demi untuk menyukseskan dirimu.
Coba sejenak untuk bepikir, jika saya mempunyai seorang teman yang setiap
harinya mengarahkan dan memberi bimbingan untuk banyak membaca dan bertanya
jika sesuatu yang belum kau pahami.
Membaca adalah jendela dunia dimana dengan
membaca dirimu akan banyak tahu segala hal dibelahan dunia ini. Tapi apa
jawabmu? Epenkah dengan kau. Walau
itu jawaban yang begitu popular dituturkan, tapi saya doakan semoga dikemudian
hari tidak ada kata penyesalan dari dirimu, bahwa apa yang pernah saya katakana
itu memang benar adanya. Itulah banyak orang mengatakan bahwa peneyesalan itu
selalu datang dikemudian hari. Kenapa penyesalan itu tidak datang di awal atau
pertama? Karena jika penyesalan datang di awal, maka tidak ada orang akan
melakukan kesalahan jika penyesalannya mengiringi di saat akhir. Hari ini
mungkin kata-kata yang saya rangkaikan dalam sebuah cerita ini adalah kau
anggap sebuah hal yang bersifat lelucon luapan emosi, dan bahan tertawaan untuk
dirimu. Somoga dengan tulisan ini kau bisa memahami apa tujuan diriku untuk
memberi arahan dan nasehat untuk dirimu.
Biarkan rasa ini aku sendiri yang menyembuhkannya
dengan mencari hal-hal yang dapat membuat saya tersenyum. Cukup buat orang lain
tersenyum dan jangan berikan senyuman kau untukku. Karena dibalik senyummu
terdapat kekesalan dan kebencian yang tersembunyi di dalam dirimu. Somoga
setiap malam kau merenungkan untuk memikirkan orang tuamu bagaimana setelah kau
selesai kuliah dapatkah kau membuat mereka merasa bangga yang selama ini
bersusah payah untuk sekolahkan dirimu?
Makasssar
Kamis, 27 Maret 2014
By: Djik22
Komentar