Langsung ke konten utama

OLEH DIRIMU DAN TEMAN-TEMANMU

Mungkin dimatamu diriku tak begitu berarti, baagaimana pun seperti apa kondisi dan keadaan saya. Sudah sepantasnya kau memahami diriku, tetapi kau malah memilih untuk bergabung sama teman-temanmu bergabung dan saya dipojokan. Sadar atau tidak itu semua adalah fakta. Tapia apa pun yang telah terjadi itu adalah sejarah yang pernah kau catatatkan di dalam lembar sejarahku. Apakah mungkin diriku terlalu otodidat dan bersikeras untuk kau harus lebih mandiri dan lebih banyak belajar. Kejadian itu bila aku ingat maka akan terasa hati ini tertusuk oleh sembilu yang tidak ada taranya sehingga kesakitannya harus aku rasakan. Mungkin dirimu mengatakan kepada aku bahwa, semua itu adalah kesalah pahaman saya. Tapi tidak begitu. Karena aku bukan baru pertama kali mengenal dirimu. Jangan pernah mengambil sebuah keputusan yang begitu mudah untuk mengatakan kata perpisahan untuk aku.

Alasan untuk mengerjakan tugasmu dengan mengatakan untuk meminjamkan barangmu, walau semua itu kau mengatakan di depan banyak orang. Apakah saya tidak bisa membantu untuk mengerjakan tugasmu? Malah kau memilih bersama teman-temanmu untuk mengerjakannya. Apa salahnya kau katakan pada aku saja. Apakah diriku sudah tidak berarti lagi untukmu? Atau sudah tidak pantas lagi untuk memberi perhatian dan kasih sayang untukmu. Kasih sayang dan romantis itu tidaka akan terpisahkan, tapi aku pribadi malah tidak menyukai yang namanya romantis. Karena aku tidak menciptakan suasana dan keadaan untuk membohongi dan membujuk hatimu. Karen cintaku untukmu dengan sebuah ketulusan dan menghargai, menghormati sebabagai anak Adonara. Karena Adonara lebih menghormati seorang cewe atau wanita jika dia melakukan sebuah tindakan. Pikiranmu mungkin sudah  matang tapi pelaksanaanya berkata lain ssehingga dirimu belum terlalu memahami hal-hal yang membuat dirimu lebih dewasa lagi.

Belum cukupkah kau membuat diriku stress dan sakit hati? Mungkin pertanyaan itu pun sama jika kau mengatakan kepadaku. Tapi jika kau bertanya dan meminta untuk membantu mengerjakan tugasmu, maka aku akan bersiap dengan tulus hati untuk membimbing dan membantu mengerjakannya. Tapi Hari ini adalah lain. Karena kau telah berkata kepada diriku mengerjakan tugas sendiri yang ditemanin oleh sahabat sejatimu. Apakah gunanya diriku hadir di saat susah, bahagia, senang, gunda, dan riang? Itu semua tinggal kau dan aku mnegartikan sudah sejauh mana kita berdua memahami karakter antara kau dan aku. Kata kasar dan ungkapan yang membuatmu terluka sehingga dirimu tidak seperti yang dulu lagi. Andaikan aku tidak memikirkan waktu pertama mengenal dirimu. Maka mungkin kita sudah tidak seperti ini.

Aku sadar bilah harus mengambil sebuah tindakan untuk melepaskan dirimu. Tapi aku ingat akan kebaikan dan kesederhanaan dirimu yang kau torehkan buat aku. Ingin aku mencari penggantimu masih aku memikir bagaimana adik ceweku dikemudian hari nasibnya diperlakukan oleh pacar atau orang-orang dekatnya seperti pacarnya. Maka jangan megganggap bahwa diriku adalah seorang diktator yang hidup di zamannya Soeharto. Tapi aku melakukan itu semua untuk dirimu karena pemikiran aku, kau sudah melangkah dan meninggalkan kedua orang tuamu walau begitu berat jika melangkahkan kakimu untuk menuntut ilmu di kota Daeng. Jangan kau hanya berpikir untuk kesenangan dirimu dan penampilan yang kau pakai sehari-hari adalah hasil keringat, susah payah, perjuangan, dengan darah dan air mata demi untuk menyukseskan dirimu. Coba sejenak untuk bepikir, jika saya mempunyai seorang teman yang setiap harinya mengarahkan dan memberi bimbingan untuk banyak membaca dan bertanya jika sesuatu yang belum kau pahami.

Membaca adalah jendela dunia dimana dengan membaca dirimu akan banyak tahu segala hal dibelahan dunia ini. Tapi apa jawabmu? Epenkah dengan kau. Walau itu jawaban yang begitu popular dituturkan, tapi saya doakan semoga dikemudian hari tidak ada kata penyesalan dari dirimu, bahwa apa yang pernah saya katakana itu memang benar adanya. Itulah banyak orang mengatakan bahwa peneyesalan itu selalu datang dikemudian hari. Kenapa penyesalan itu tidak datang di awal atau pertama? Karena jika penyesalan datang di awal, maka tidak ada orang akan melakukan kesalahan jika penyesalannya mengiringi di saat akhir. Hari ini mungkin kata-kata yang saya rangkaikan dalam sebuah cerita ini adalah kau anggap sebuah hal yang bersifat lelucon luapan emosi, dan bahan tertawaan untuk dirimu. Somoga dengan tulisan ini kau bisa memahami apa tujuan diriku untuk memberi arahan dan nasehat untuk dirimu.

Biarkan rasa ini aku sendiri yang menyembuhkannya dengan mencari hal-hal yang dapat membuat saya tersenyum. Cukup buat orang lain tersenyum dan jangan berikan senyuman kau untukku. Karena dibalik senyummu terdapat kekesalan dan kebencian yang tersembunyi di dalam dirimu. Somoga setiap malam kau merenungkan untuk memikirkan orang tuamu bagaimana setelah kau selesai kuliah dapatkah kau membuat mereka merasa bangga yang selama ini bersusah payah untuk sekolahkan dirimu?


Makasssar
Kamis, 27 Maret 2014
By: Djik22

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh