Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

SALAH SELEKSI

Ribuan wacana keheningan malam Pembahasan bebas memengaruhi Sesampai titik kekenyolan Sampai lupa problem pokok Salah seleksi Mempertahankan kebenaran sesat Semua tertidur lelap Bermain memeluk boneka jenaka Sajak ini terasa hampa Diterpa pion catur teratur Saat ini berkuasa Kata-kata membela kesalahan Rima tak bersusun tak berirama Saat menulis kedukaan Duka dilema Salah penafsiran sejarah Hari ini politik sedang berkuasa Hadirnya wajah lama Butuh seleksi keutuhan nalar Kecerdasan memilah Memilihlah dengan sehat Sambil menatap terangnya bintang Yang memancari cahaya Terangi hati kejujuran seleksi Makassar Sabtu, 30 September 2017 By: Djik22

ANCAMAN MOTIVASI LELUCON

Dua belas kali bercerita Dua kali berbareng tertawa Mulai kekolotan wacana Sampai keseriusan berbahasa Katanya ilmu Tapi pola pikir membeku Tergolong kaum peragu Penikmat malam kelabu Cerita terhenti Lelucon cerita memotivasi Bisakah memotivasi lewat mitos? Cerita mitos para perakus Bukan haus Menggelitik lelucon bergegas Menunggu sambungan Yang mengait mengkerucut Butuh simpati mengamati Mata menatap heran Makassar Jumad, 29 September 2017 By: Djik22

RELUNG TEDUH

Melampui tirai menutupi tembok Penuh perbedaan capai jarak Semua kehati-hatian sesak Semua tersumbat penyakit pilek Beberapa helai rambut Keempat penghuni tak terawat Dengan hati tiada cerewet Berpikir menyelami kegaduhan konkrit Yang berkuasa Bukan hanya memanis bahasa Bukan bersolek laga lara Kejujuran relung teduh berkuasa Saat itu mangganas matahari Membakar kulit tak terbaluti Tetap meratapi Relung teduh Keteduhan sophiah Cinta kebijaksanaan asah Makassar Kamis, 28 September 2017 By: Djik22

TANAH PETANI TERGILAS

Pertiwi penuh prahara tanah Penguasaan salah kelolah Muncullah sertifikat sah Menari di atas resah Program berbau Trisakti Sulit merata memaknai nilai Petani meniti setiap hari Kebutuhan memaksa ekonomi Tanah ini Tanah tak milik petani Tanah tergilas investasi Berdirilah industri berjuasi Berkacalah pada pokok agraria Saatnya marhaen menikmati jasanya Tercapai masyarakat sejahtera Sejahtera dari desa ke kota Masihkah buta sejarah? Lulakah arah pernah tertoreh? Makassar Rabu, 27 September 2017 By: Djik22

BERJUANG PADA DURI KAPITALISME

Rabu kelabu membisu Inspirasi menyinari serpian debu Badai terjal pembelenggu Ya... pembelenggu Merupakan musuh bersama Kapitalisme di dedurian pengusaha Pertahap memasuki ruang bahaya Ruang baru santapan muda Tokoh satu kibaran Bintang kuning berlian gagasan Sejarah menyemari catatan perjuangan Teruslah maju bergandengan Jayalah merah-memerah Setia sampai titik darah Melata bukan tipe berderet Tapi strategi taktik yang tepat Tak ada kelas mengikat Karena berdiri bersama rakyat Berjuang Berjuang penuh riang Makassar Rabu, 27 September 2017 By: Djik22

TUGAS TUNAS MUDA

Carut marut memikat Kesenjangan kebangsaan merosot Isu berganti menuju maut Tak kenal takut Era millinnial tugas tunas muda Mempertahankan Indonesia Mempertahankan Pancasila Mari bergandeng bersatu Mata seolah buta Telinga terus terbuka Persatuan tertanam laju Tak henti hentakan maju Pekalah setiap keadaan Kurangi trauma kekerasan Generasi perlu kejelihan Pemuda pendobrak peradaban Lajulah mata elang baja Lihatlah kiri kanan membara Lautan rakyat penuh luka Butuh obat penawar duka Makassar Selasa, 26 September 2017 By: Djik22

TAK PENTING

Ketika selesai hujan senja Di pojok atas lantai dua Dikelilingi sahabat sambil membaca Mengaji buku berdiskusi gembira Mengeja Bumi Manusia Penasaran setiap kata-kata Siapa Sebenarnya Amelia Tak penting malam Minggu Yang penting melepas belenggu Lembar demi lembar terbuka Menikmati lewat buku Muncuk kalimat terbaca Tak penting mengabari sesama Inikah watak mahasiswa? Semua penuh tanya Lagi dan lagi Tak penting mengabari Makassar Sabtu, 23 September 2017 By: Djik22

HANYA TANYA

Meredup malam kelam Melewati keramaian penuh diam Kata-kata membakar hanya tanya Semua teka-teki berirama Menguasai hati lara Hati nestapa duka Jawaban terus ditelusuri Terus membuka lembar hari ke hari Seolah kebenaran tak bertepi Terus menggali mencari Entah ilmu pengetahuan Entah doktrin pembebasan Hanya tanya Tak mati gerak menggapai Makassar Minggu, 17 September 2017 By: Djik22

SEKOLAH PELOSOK

Alam di kelilingi hutan lebat Hijau kilau rindang pekat Sejuk udara bersahabat memikat Tak jarang yang memanjat Berdirilah gedung sekolah Bertabur kelikir penuh Halaman luas siswa berbaris Ada yang berparas sedih Cita-cita mereka Berbeda-beda Itulah sekolah di desa Mendengar dari kejauhan jarak Anak desa pemimpin kelak Setiap pagi jam delapan Memasuki kelas berantrian Sekolah dasar di kampung halaman Banyak suguhan pelajaran Tapi semangat mereka menyala-nyala Tak terasa Sebagian telah menamatkan sekolahnya Sebagian lagi putus sekolahnya Makassar Minggu, 17 September 2017 By: Djik22

NOVEMBER KELABU

Kudatangi kediamanmu pagi itu Cahaya warna menembus pintu Saat itu Minggu tiga puluh November kelabu Kunaiki anak-anak tangga Langkah demi langkah Pandanganku rapuh Hatiku mulai rapuh Kupegangi ujung lantai Letaknya rapi bagian tepi Aku telah sampai Di pondok dua lantai Penuh curiga heran Melihat kamar nomor delapan Sepasang manusia berbuat tabu Heranku saksikan sahabatku Menusuk sembilu kekasihku Tegar lewati badai Novemberku Makassar Minggu, 17 September 2017 By: Djik22

PENDIDIKAN YANG MENGKERDILKAN

Posisi kaum intelektual menutup diri Ekonomi kerakyatan telah usang Negara mulai melepas tanggung jawab Demokrasi sandiwara ala kapitalisme Intimidasi tak pernah usai Dari generasi ke generasi Ilmu hanya sebatas angka Kelulusan ditentukan prestasi nilai Alangkah bobrok pendidikan bangsa Nyanyian kritis meredup lenyap Yang kaya mengutuk si lemah Akrobat dimainkan berbau busuk Nikmati nafsu libido ceramah Gaya bank melanda sistem Membaca menulis tak berarti Entak apa kampus berdiri Nalar sebatas simbol Gotong-royong tidak diajarkan Kreatif berbisnis harapan birokrasi Entitas kaum muda Rangkaian larangan membatasi ruang gerak Diskusi dianggap bahaya Ironi nasib zaman modern Liberlisasi berkuasa rakus Kontrol kendali tak tahu arah Adakah upaya Nasib sistem pendidikan hari ini? Makassar Selasa, 12 September 2017 By: Djik22

TERUS BERJUANG

Tantangan terus menimpa kaum tertindas Entah kapan akan berakhir Ramainya massa berjuang berbaris Usaha menuntut memberi solusi Sejarah dipelopori kaum muda Beranilah mengambil langkah Embrio anak-anak revolusi berdatangan Raga dan jiwa berkemauan baja Jejak hitam orde baru Untuk menawari kesalahan luka Ayolah maju berdiri Nyanyikan lagu pembebasan Gegap gempita menemani perjuangan Makassar Selasa, 12 Sepetember 2017 By: Djik22

MEJA NOMOR EMPAT

Perasaan saat ini telah berkuasa Pesona kuning dominan berdiam Dengan berbeda karakter mencolok Dominasi atap memerah tua Hadir tawaran pesanan menu Hanya menggoda demi akrab Meja nomor empat tempat biasa Memori membekas keluh resah Masing-masing kesibukan kepentingan Tapi budaya Ternyata masih majemuk kumpulan Merah warna darah perjuangan Mencatat dan mengevaluasi Makassar Senin, 11 September 2017 By: Djik22

PEDAGANG ULUNG

Di usia belia nasib selalu menghimpit Derasnya hujan menguji kesabaran Seisi hutan hasilnya jadi teman Sampai di gubuk menata bersih rapi Kekayaan alam serba gratis Kemalasan tuannya menjadi manja Biar hasil tak berapa untung Baikmu tanpa malu Bukan seperti di kota kebanyakan Bisa dicapai kantong mendukung Nasibmu kadang digusur diberhentikan Nurani penguasa menganggap penertipan Tak berpikir anak-anakmu Tak heran kuasamu hanya berontak Kekuatanmu bertenaga lemah Kelebihan soal ruang dan waktu Hanya satu tujuan Harapan anak cucumu tak berkesusahan Siang malam menghantui usaha apa besok Sering kesehatanmu dilanda sakit Pedang ulung bermimpi Persembahan butuh tenaga Makassar Minggu, 10 September 2017 By: Djik22

AYO BERSAMA

Kampusku tak lagi tersohor Karena perjuangan tokohnya Semua terganti tenaga mesin Swasta merebut saham infestasi Lahan dipermegah batas tembok Lautan mahasiswa jadi penurut Pengkerdilan membungkam demokrasi Persatuan nilainya tak termaknai Sibuk mengurus mengejar tugas Sengketa terpenjara pagar skorsing Akademik dipertaruhkan dengan angka Alasan lama terkuak kembali Idealisme mulai murah Identitas kepeloporan disudutkan Lembaran penuh catatan doktrin Lentera padam sistem liberalisasi Menangkanlah lewat Pancasila Merailah di atas tongkat kebenaran Rebutlah panggung merubah dari dalam Revolusi terus berlanjut Perintis Kemerdekaan Sabtu, 9 September 2017 By: Djik22

SI PETANI SEDEHANA

Bermodal lahan garap Berhari-hari usahamu tiada menyerah Hidup sederhana tetap badai menerpah Hanya dengan tekun giatmu ke ladang Datangmu dipangkuh amanah Dari yang mendukung serta yang benci Tapi itulah hujatan Terus terang sulit diyakini Harimu berteman pacul dan kelewang Hangat terik matahari tak kala siang datang Menunduk menyuburkan tanah panenmu Menyubur bila hujan turun Saat ini musim kemarau Sulit tanamanmu membutuh air Belum lagi Berbagai penyakit tanaman menyerang Cerita si petani memotivasi Ceriah rautmu menutup penat Generasi butuh biaya memahal Gerak mengutang bunga tetangga berada Utang melilit meningkat Uang bukan raja kalau saling membantu Makassar Sabtu, 9 September 2017 By: Djik22

AKHIR DARI BABAK BARU

Akulah rindu bermayam dalam Arloji detak perlahan bergeser memindah Namun sebatas rasa berimaji berirama Narasi kanfas terus bergores tak kering Perlahan dugaan buruk berdatangan Pelantun ribuan sabda masih terawat Setiap pinta menemui melepas penat Selalu saja alasan mengalir kesibukan Aduh kasihan babak baru di depan mata Ada harapan akhiri nista lama berbulan ganjil Guru yang lama terpisah keadaan Genggamlah tercecer bersatu kembali Semboyan persatuan kekeramatan Solidaritas hingga akhir hayat merajut Tapi cemburu sosial masih berkuasa Tanpa disadari tersendat melangkah maju Dalam hati mengatakan Dengarkah sekitar lingkaran? Bertanya-tanya tapak tua abtrak Bersinar terangi babak selanjutnya Rapocini Jumad, 8 September 2017 By: Djik22

RIUH RENYAH RETORIKA

Kemajuan semangat terpecah tercecer Kesenjangan kewajaran budaya pelupa Retorika menyalahkan menerkam lawan tengah Runtuhnya kejujuran moral terabai kesombongan Mendidik kalem kejujuran hanya slogan Merdeka membuat sekat kelas atas bawah Negeri hukum pelancong pecandu murka Naluri tertutup hasrat membabi buta Bicara kebenaran dihujat Berbohong diagungkan Bhineka Tunggal Ika hilang makna Bernegara merdeka ditindas negara Singa Perempuan alat pelanggeng kekuasaan Peran berganti wajah menambah modal Demokrasi liberal sekarang berkuasa Dandanan wajah lama penguasa podium Singgasana menukar kekuasaan ruang gelap Selamatkah dari sosial politik ala pertiwi Budaya daerah pembohong kepentingan picik Berlagak tokoh pengaruh ala filsuf ktitis Bergeraklah terbuka sesama generasi Bersatu membangun membaik mendidik Selasa, 22 Agustus 2017 By: Djik22

YANG TERTEKAN

Kekagetan alam mimpi menari lingkungan kumuh Kiri kanan penuh keributan kesombongan penghuni Selalu membuang waktu tak memaknai hidup Selera berkurang meyimak kebisingan palsu Melangkah mencari inspirasi imajinasi kehangatan Mengeduk keluh kesah resa hubungan perjuangan Romantika itu terus berlanjut Relung sukma terhenti tersentak hilang rasa Yang terharap berlari ke pulau Yang bertahan memperbaiki Pulau terindah tempat hunian pengunjung Polemik penghuni berujung solusi perdamaian Kata-kata kebahagian memulai diakali Ketahuan dialeg majemuk tercampur Ketengangan redah dibawa gembira ria Kebahagian tersentak hadir pergi menghilang Zaman menggulat kepercayaan hilang Zona aman berujung perjuangan kembali Jangan berhenti berjuang demi negeri Jalani mewawat semangat keiklasan membara Rabu, 23 Agustus 2017 By: Djik22

BELAJAR BERSAMA BUKU

Belajarah nak... Berbahagialah bersama buku Jelajahi dunia lewat membaca Jangan putus harapan karena pedalaman Arungi harimu bersama alam Amati lingkunganmu menemui jawaban Terus mengasa lembar demi lembar Tak harus memiliki banyak kemalasan Membacalah nak... Merawat nusamu dengan membaca Pendidikan formal merampas citamu Pesan samudera perlu dijawab Menulislah nak... Menarilah di atas hijau rerumputan Alammu dianggap minor oleh yang lain Anakmu memiliki berbeda ciri khas Mengabdilah nak... Membantulah sesama sebayamu Berbagilah hal baru ke kolegamu Bercita baja berdiri di pundak nusa Masih perlu disyukuri mendalam Memantik dengan keinginan lara Lewat buku arusmu berlayar jauh Lalailah sebagian hanya bertahan demi dirinya Membaca...membaca...menulislah nak.. Mengabdi...mengabdilah tanpa dipamerkan nak... Sabtu, 26 Agustus 2017 By: Djik22

CELAKA MEMAHAMI CINTA

Hangat mencekat membalut penghuni dunia robot Hidup redup pada kungkungan pelupa jati diri Salah penggunaan dunia menganggap remeh kemudahan Sikut diramaikan masa serasi hoak kekerdila Biarlah... Bersenang keluguan Singa Kesiangan kesal Memutar meua menununggu hitungan setiap putaran Melamun membara tiada maju laju selangkah merebut Oh...oh... Keluh pujangga sebait sebaris lirik goresan pena Kemolekn peran simbol menikam perlahan Kemajemukan slogan pahit tanpa makna mendalam Catur dimainkan dunia pancaroba anak berdasi Celaka yang paham takluk diam hafalan teori Gagasan asa menjelma perpustakaan siap suap Goresan kompotisi menuduh tidak patuh sistem Ah...ah... Sistem corong penyerangan pemutaran film horor Selagi ruang baru kuasa menawan jadi milik Tragis miris unsur kehidupan menawarkan pernik panik Segar udara dihirup adopsi polusi Semangat api trobos tak kunjung membara membakar kebenaran Luasnya tanah bukan lagi milik sang jelata merakyat Limpahan air

MUKA DUA

Warisan ketamakan pembodohan Wejangan istimewa jaminannya Serba serbi berbau dihirup Selayak belum terjama Kencingnya berdiri mengajak penerus Kelebihan dipamer tertutup Menggunakan jubah kekuasaan Memerlu saat tiba polemik Muka dua mainan massa Mencapai kepentingan subjektif Bersama massa tuntuti birokrasi Berlagak pahlawan pejuang Dalam hati harimau Duri menusuk permainan cantik Sekali lagi Sontak membuka kecoplosan Apalagi harus pecah bela Alangkah lucu keberagaman Gunakanlah semestinya Gerakanlah dengan tranparansi Pion-pion lama Pimpinan mendalang drama Akting apa yang cocok Arus media membela Makassar Kamis, 7 Sepetember 2017 By: Djik22

KEANGKUHAN KUASA KEPENTINGAN

Dua mata batin tak hilang diterjang badai Dilema mewabah merabah merajalela Kemiskinan kian menerpa barisan rakyat Kekerasan tiada batas balas budi keteduhan Setiap saat hantu sistem membabi buta Seraya meminta pengharapan tiada pasti Bualan omong kosong janji politisi berhati busuk Berdiri penegak hukum menjerat membunuh Penguasa berlagak berdiri barisan rapi Pemodal menanam saham dimana tempat Kasihan lahir minoritas mayoritas tersebar Keangkuhan kuasa bergumam kepentingan Menolak lupa dahulu telah digagas Mengaduh dipermainkan otoriter jabatan Pasrah banyak lapisan dipermainkan Porak poranda tatanan kuasa kemunafikan Semua terserang penyakit tuli telinga Seraya mata tertutup melihat kaum melarat Hanya diam tiada terlindung Harapan musnah diterjal penindasan Nahkoda hilang arah kompas tujuan Nasionalisasi semakin tertunda Kemanakah nasib generasi penerus? Kepercayaan seperti apa terus tertunggu? Tetapkah tertidur !!! Ayolah !!! mari membangun bersama

TANAH KERAMATMU

Tak buta Tak tuli telingaku murni Mataku menyaksikan alammu Menarimu lewat mata memotret Budi adat budaya sejarah perlu dibuka Bahgianmu ujung pukul ujung Tanah keramatmu Takku ganggu barang sedikitpun Sujudku nikmati setiap helaian nafas Selayang pandang belum semua terjama Selayar Minggu, 3 September 2017 By: Djik22

TERBUKANYA KEJUJURAN KELUH

Tiba bersalam bersama kenangan Tepat sambutan tanganmu mengarah Bertanya penghuni telah menyendiri Beri tanda senyum polos tuturmu Bara jiwamu di hari kemenangan Bersatumu terpisah terpaksa Dengan jujur curhat lirihmu Dengan sadis keluhmu Inginku tulis mengurai panjang Ironi hidupmu terhenti Batasmu melarangku menulis Bayangan desir telah melekat Biarlah kisahmu Bukan harapan kosong Dirimu masih mengharap Darimu pelajaran menambah di otakku Selayar Minggu, 3 September 2017 By: Djik22

PALING PANTAS

Warna kilau gugusan pantai terbentang Wangi asap tembakau petuah Pencarian bahari tiada usai Pelaut ulung paling pantas dijuluki Perahu batumu penuh makna Perjalanan singkat bercerita Biru laut memutih pasir bertebaran bisu dikala malam datang sunyi Jarang menemukan penerangan arah kota Jarang begitu mengelilingi hunian Selayar Minggu, 3 September 2017 By: Djik22