Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

TIBA WAKTUNYA

Sumber foto: Pinterest Deru angin itu tak usai Ditambah aliran air mengisi pagi Baling-baling suara terus berputar Dan warna-warna itu tak tampak pudar Karena warna kita adalah keberanian Dan pendirian kita adalah kebenaran Dalam lautan perlawanan penuh hati-hati Hingga tiba waktunya kita akan teus bernyanyi Maka... Nyanyikanlah lagu pembebasan Biar namamu bersama dalam jiwa Yang dikenang dalam catatan keabadian Sebuah petuah dari generasi pertama, masih tetap terjaga rapi. Ialah tentang kebertahan diri tanpa ada keberatan. Maka, semua yang tiba akan dilalui dengan gembira. Sebab, suara-suara itu masih ada. Dan aliran kebenaran itu mengalir bersama air yang nenetes di seluruh badan. Karena para penggoda sudah mulai berdiri gagah berani. Tanpa merasa segala perbuatannya melanggar prikemanusian dan penindasan terhadap sesama. Dengan berbagai dalil dan cara. Bersikukuh dengan ragam pola. Ialah yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Apak

Puisi Antara Dua Kota

Kau hadir dari segala kerinduan. Kau dan aku sepakat dengan kode dan angka rahasia. Tapat  pada arah jarum pendek angka nol dua dan jarum panjang berjeda tubuh lima puluh dua di 16 Maret 2019. Lahirlah sebuah anak kata baru, ialah Puisi Antara Dua Kota yang turun ke bumi dengan tangis bahagia. DUA KOTA -PADK- /1/ Deru suara kekuatan politik bangsa Sedang berseteru dengan asyiknya Hingga kita terlena menganga Dalam ketepatan analisis berlapis baja Kita adalah anak bumi yang siap keluar Mengungkap segala kata dengan jujur Kemudian membuka hati Demi mengisi hari Karena kita terlalu lama menghilang Termakan gelombang sunyi pasang surut Pada waktu yang menjerit-jerit Pada bahasa yang kian mengapit Hingga menemui lewat tatapan Yang masih berlaku malu-malu menawan Kita tak ingin penyiksaan terlalu lama Bagai penjara yang membelenggu hati Hingga jeruji besi sebagai hukuman Atas segala kesepakatan Dibuat dengan cara tiba-tiba Bukankah kita perlu kompromi? Demi memb

Puisi dalam Jarak

SEBUAH SEJARAH -PDJ #1- Karya: Djik22 Sebuah permulaan yang bermuara Di awal bulan musim yang menyapa Gegegerkan pikiran merajut hati Hingga kau terobos pilu masuk menakuti Bentutan suara malam terus menagi Tak bisa kuusir menjauh dan pergi Biar aku dalam ketenangan tanpa kelam Dari raksasa teknologi globalisasi Di bulan Februari angka Delapan pemalu Dua hati digenggam Sembilan sembilu Membuat sebuah indahnya catatan Yang ditulis demi menghapus air mata Hingga aku tergoda dan terhinggap Dalam syair aksara gelap tanpa kedip Yang kau jawab tanpa malu berbudaya Demi sebuah sejarah di bulan Februari Makassar Jumat, 8 Februari 2019 CINTAKU BERKALUNG DI DADAMU -PDJ #2- Karya: Djik22 Kasihmu tak akan kuakhiri Biar bulan Februari sudah siap pergi Biar warna di matamu tampak pudar Digoda kata-kata tak jujur Karena aku tak menaruh luka Pada ibu semesta raya Apalagi... Inawae Lamaholot penuh inspirasi Dalam dirimu terdapat mahar Yang tiada banding na