Langsung ke konten utama

Puisi Antara Dua Kota

Kau hadir dari segala kerinduan. Kau dan aku sepakat dengan kode dan angka rahasia. Tapat  pada arah jarum pendek angka nol dua dan jarum panjang berjeda tubuh lima puluh dua di 16 Maret 2019. Lahirlah sebuah anak kata baru, ialah Puisi Antara Dua Kota yang turun ke bumi dengan tangis bahagia.

DUA KOTA
-PADK- /1/

Deru suara kekuatan politik bangsa
Sedang berseteru dengan asyiknya
Hingga kita terlena menganga
Dalam ketepatan analisis berlapis baja

Kita adalah anak bumi yang siap keluar
Mengungkap segala kata dengan jujur
Kemudian membuka hati
Demi mengisi hari

Karena kita terlalu lama menghilang
Termakan gelombang sunyi pasang surut
Pada waktu yang menjerit-jerit
Pada bahasa yang kian mengapit
Hingga menemui lewat tatapan
Yang masih berlaku malu-malu menawan

Kita tak ingin penyiksaan terlalu lama
Bagai penjara yang membelenggu hati
Hingga jeruji besi sebagai hukuman
Atas segala kesepakatan
Dibuat dengan cara tiba-tiba

Bukankah kita perlu kompromi?
Demi memberantas segala penyiksaan
Merajalela di bangsa tua zaman Kerbau
Beradu jotos sampai tak berjodoh
Untuk sebuah perkawinan gagasan
Yang semakin menegangkan

Aku tak akan menggurui
Aku tak akan melukai lagi
Karena kau adalah bumi pertiwi yang suci
Karena kau adalah air bah pengharapan

Untuk mengenang semua yang merintih
Aku menulis dengan bahasa yang indah
Tentang raja dan penguasa
Tentang mata pandang dan air mata

Tak ingin lagi
Jarak menghukum diri
Menyeret kau dan aku tanpa rasa
Ke tebing raksasa moncong senjata

Mari mulai di dua jarak yang berbeda
Demi mengukir kata
Demi memecahkan teka-teki
Agar bisa terjawab dalam puisi dua kota

Makassar, 16 Maret 2019
By: Djik22
○○★★
TUMBUHNYA BUNGA
-PDAK- /2/

Jarak memang sering menghukum
Menjebak raga pada jembatan malam
Ditumbuhi lalu-lalang suara-suara
Hingga kita berhenti di taman bara

Dan pada tatap yang mendayu
Kau menyapa dengan lembut
Lewar luapan bahasa yang terpendam
Meramaikan teling-telinga para pegiat

Kita bertahan begitu lama
Seolah ingin melawan lara
Menghapus segala siksa
Atas nama pertengkaran nalar
Atas nama kuasa waktu peraduan semesta

Menghabiskan waktu dengan apik
Menyisahkan kritik namun tak mengelak
Di tebing-tebing obrolan menyenangkan
Di sela-sela rupa ribuan rayu

Saat itu aku baru tiba
Namun bahagia telah memberi kode
Kalau kandungan katamu
Akan segera lahir ke bumi nusa

Menikmati indahnya dunia
Merasakan arus gelombang perlawanan
Segela diselesaikan dengan cepat
Biar air mata tak jatuh melekat

Karena matamu sudah bersinar
Hatimu sudah berjanji
Dengan kibaran merah pemberontakan
Dengan bintang kuning terus menagi

Dan kita telah temukan ilham
Di larut malam yang mendekam
Tertulis puisi bernyawa perangi penguasa
Ditandai tumbuhnya bunga pengeras suara

Rindu menjadi ajakan
Menambah bibit subur di musim hujan
Biar kelak berbuah pengharapan
Biar segara menjawab bahasa tanya

Makassar, 16 Maret 2019
By: Djik22
○○★★
HUJAN KATA
-PADK- /3/

Suara-suara
Mengalir dengan derasnya
Tanpa ada air mata
Tanpa ada kesedihan

Kedua bola matamu
Terus menatap tajam
Mengisi malam
Lewat pndengaran yang shahdu

Kita tergoda dan sedikit mengejek
Namun tak harus mengelak
Karena kau dan aku
Memang kepala batu bagai peluru

Waktu terlalu lama
Berpihak dengan nyamannya
Dan kita saling bertahan
Demi suara-suara kebenaran

Karena kau dan aku
Adalah jalan takdir
Untuk bertemu di atas bumi
Untuk bersuara lantang menagi

Iya...
Kita menagi pada segala janji
Kita meminta untuk dibuka
Dari segala yang selama ini ditutupi

Lantaran suara berjeda sesaat
Maka...
Kau tahan air matamu
Dan takut jika aku lihat basahi pertiwi

Namun putaran jarum jam
Berganti tanpa buram
Malah menambah semangat
Agar kita hujani kata-kata menderu

Makassar, 16 Maret 2019
By: Djik22
○○★★
PENUNGGUAN
-PADK- /4/

Kita sering menunggu
Di jarak yang begitu jauh
Untuk mengharapkan pertemuan
Biar rindu lekas dibayar dengan jujur

Kesal pernah berlabu
Kecewa pernah bertahan
Namun kau dan aku selalu kuat
Karena kita tahu cara menengahi polemik rindu

Tangis pernah membasawi bumi pipi
Walau kau yerpaksa untuk menahanya
Biar tidak terlihat lemah
Kalau ada air mata yang jatuh

Hingga di sebuah waktu
Penungguan tak akan bosan
Karena kau tetap kuat menghadapi rindu
Dan aku tetap setia pada janji yang diucapkan

Makassar, 17 Maret 2019
By: Djik22
○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★

○○★★


Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh