Permulaan di babak masa sejarah
Yang terjadi
Di gedung kotak bergaris
Bernama kampus biru
Kau, aku, dia, dan mereka
Kita pernah bersama
Menangis, haru
Lalu meneteskan air mata
Itu semua dilewati
Seolah-olah puisi-puisi
Kemudian menjadi fiksi
Dalam catatan sastra hari ini
Namun tintamu tetap mengenang
Terus menetes
Mengajak jemari
Menuliskan kisah
Antara gedung satu dan dua
Langkah terus mengayun
Walau raga semakin lemah
Tapi tak ada kata menyerah
Bagaimana ketika mimpi kau raih?
Sembari senyum ibu dan ayah
Ditetesi air mata yang berkaca-kaca
Karena toga telah dipindahkan
Apakah kau bahagia setelah meraih bintang?
Dengan jalan panjang berkelikir
Di teba-teba jalan
Dan lobi-lobi kampus
Tak banyak yang kami pinta
Kawan yang kusapa senior
Dari kenangan menuju toga
Itu pun belum cukup melepas pergimu
Maka...
Titipkanlah kami beribu kebaikan
Kecuali dengki yang tersemat
Kemudian kami mengirimi doa terbaik
Lepaskanlah kami dengan kasih sayang
Seolah timangan ibu
Seolah nasihat dosen
Yang kau bawa sampai ke liang lahat
Makassar
Senin, 15 Oktober 2018
By: Djik22
Komentar