Teduh #1 ______________________ Terlalu cepat kau hadir di sebuah penantian. Ragaku belum sepenuhnya menanggung segala beban yang sudah siap menghadang. Aku ingin kita lebih dalam lagi saling menyelam tentang rasa dan asa. Tentang sebuah teduh yang ingin menjadi tempat kita berlindung. ______________________ Kita terlalu jauh untuk dipertemukan. Jarak terlalu kejam memberikan hadiah. Namun, kata hati terus berbisik, “antara kau dan aku segera berlabuh di pelataran teduh. Biar kita sama-sama bersandar dengan kelembutan." Kita semakin larut dalam pembahasan yang sulit dijabarkan satu persatu. Memilih lebih banyak diam daripada harus berbusa-busa dalam bicara adalah pilihan kita untuk sementara waktu. Dalam diam, kita sama-sama mengetahui tentang getaran jiwa yang tak bisa dibendung. Adalah sebuah bisikan dari perasaan yang tak mudah kita utarakan demi mendapatkan jawaban dari sederet tanya. Apakah bisikan hatimu masih tetap gerogi seperti kali pertama mend
C/1/ Mimpi Anak Digilas Zaman #Part1 Terlalu cepat tubuh dilahirkan Terlalu sering raga dihantam kutukan Dari setiap bahasa dibalut amarah Pada setiap kata ditaburi sumpah serapah Untuk apa dilahirkan? Kalau kemudian tak dianggap Sampai, dikucilkan dengan ejekan Hingga air mata terus dibendung tertutup Tuhan telah menggariskan takdir tentang jodoh, rezeki, dan maut pada setiap makhluk yang bernama manusia. Dari tiga jalan takdir yang terus melembutkan pikiran. Ada yang tetap berusaha sekuat tenaga. Ada lagi yang masih bersantai-santai menjalani hidup. Iya, itu adalah hak pribadi, mau tetap berusaha dengan tabah sambil dibumbui doa. Atau lebih banyak mengutuk diri ketimbang tetap bersyukur. Nyatanya, hidup tetap berjalan. Baik mau ikut ego sendiri atau ikut terbentur oleh tekanan. Kemudian terbentuk oleh keadaan dari lingkungan sekitar. Siapa yang bertahan, maka ia tetap menjadi pemenang dalam percaturan hidup karena karakternya terbentuk perlahan-laha