Foto latar Bung Wiji Thukul
Semesta ini suaramu pernah membara
Dalam cacat yang penuh kekurangan
Dalam lenyapan tak dilupakan gema
Tentang kebenaran terus dicari-cari
Kaulah kebenaran yang berbisik
Seperti terus memburu
Dikejar-kejar getir ketakutan
Pada kata-kata yang mengutuk
Selimutilah ketika lalai menghalau
Sengaja lupa dengan prinsip
Hingga seolah perut...
Adalah urusan utama
Api yang sempat menyala
Sampai kini pun tak padam
Walau jasad telah jauh
Dengan tanah menghadap Tuhan
Marahmu dengan naikan suara
Penjiwaan di ruang-ruang waktu
Bersama senasib lantaran serakah
Negeri yang kikir kesejahteraan
Apalagi...
Banyak telah melupakan
Tentang ibu dan ayah
Tempat bernapas
Berpijak
Serta pembaringan
Lantas kau setuju?
Ketika yang muda membelok?
Bermain tertutup
Demi kepentingan pribadi
Ah...
Politik punya mau
Yang dulu dijuluki aktivis
Yang dulu dijuluki si bijak
Rupai guru tanpa digaji
Mulai belajar menanam bibit
Yang seharusnya dilawan
Aku mulai mengerti tentang dengung
Kukembali dalam sederhana
Yang tak ingin terbang
Dengan balon sabun
Pada celaka mata
Buta mata batin
Makassar
Selasa, 5 Juni 2018
By: Djik22
Komentar