Angin ribut kuhirup menembus batas
Di tanah berlumpur amukan badai
Permulaan kehidupan manusia
Dari ada ke tiada hingga ada
Berabad kumenelisik
Di barisan anak darah
Yang mulai tumbuh
Menyamai ukiran alam indah
Tentang linang air mata darah
Perlahan membuka mata
Besarkan lewat juag
Dalam memgais secercah harapan
Ketika dihitung dengan bijak
Tak ada kecanggihan
Dibalut majunya dunia
Memberi tapak batas usia
Hinga malam berganti pagi
Tampak begitu banyak perubahan
Atas restu dan usaha bernadi sunyi
Yang dibuat sakral memakan waktu
Wahai para leluhur
Di bagian mana pun datangmu
Dari timur lima mata penjuru
Atau dari barat tujuh batas berlapis
Lapisan-lapisan mulai tampak tua
Termakan ditelan waktu menggoda
Pada linangan hingar-bingar
Pulau ara pembunuh
Azimatmu begitu sakti
Mengalahkan tembakan senapan
Menangkis paras mengeras
Ketika ditusuk tombak dibacai doa
Doamu adalah kekuatan
Bisiku adalah penambahan energi
Bagi generasi anak pulau
Yang masih keramat di pucuk gungung
Makassar
Jumat, 8 Juni 2018
By: Djik22
Komentar