Sumber foto: Lukisan Djik22
Pramoedya Ananta Toer atau lebih akrab disapa dengan Bung Pram banyak menghabiskan waktunya untuk menulis. 14 tahun tahun penjara yang melelahkan saat Orde Baru, 1 tahun Orde Lama, dan 3 tahun penjara kolonial. Pada tiga rezim yang berbeda, Pram tetap berkomitmen untuk menulis. Sebab Pram menulis bukan hanya iseng, kesenangan, lelucon, atau soal ekonomi menambah keuntungan. Tapi bagi Pram menulis adalah tugas nasional dan cita-cita luhur yang tinggi.
1. Menulis itu Ideologis
Menulis adalah tugas nasional, maka anak bangsa harus menumbuhkan kejayaan bangsa dan negara. Karena ideologis, maka 'menulis adalah tindakan politik'. Sebab politik adalah memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan lewat jalan cerita. Kebenaran dan keadilan pun perlu adanya tindakan. Maka karya dan tindakan harus satu garis lurus. Karena itulah, bingkai Pram adalah "Politik-Sastra."
2. Menulis itu Riset
Pram berpesan untuk tetap menulis. Menulislah dari apa-apa yang kamu lihat. Karena dengan menulis melalui riset, Pram pernah meminjam buku satu becak dari perpustakaan Gadjah Jakarta. Kemudian Pram menyewa orang lain untuk mengetiknya.
Tetralogi Buru: "Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca" merupakan hasil kliping dari mahasiswa Universitas Res Publica (Sekarang: Universitas Trisakti) pada tahun 1950-an.
Tak heran, jika Pram menulis soal Kartini pun ia bersama timnya mencari narasumber dan sejumlah naskah di berbagai kota. Yaitu Jepara, Semarang, Rembang, Blora, dan Jakarta.
Pram menulis melalu riset karena sastra sebagai jalan ilmu dan pengetahuan. Menulis dengan pelbagai riset, akan dipertanggungjawabkan oleh penulis kepada pembaca.
3. Menulis itu Disiplin
Menulis pun membutuhkan kedisiplinan. Karena penulis produktif/ subur adalah penulis yang disiplin. Maka Pram tampak angker, berbahaya, humornya gelap, dan tak menggosipkan orang lain.
4. Menulis itu Keterampilan Berbahasa
Karena mengerti sejarah penggunaan bahasa masyarakat, maka membaca karya-karya Pram para pembaca ikut masuk dalam masa tertentu yang ia lukiskan dalam karya.
Makassar
Kamis, 13 September 2018
By: Djik22
Komentar