Lewat kata kutukan tiada henti
Menyusuni baris berirama
Menuliskan kemarahan
Menuliskan kegelisahan
Mengatur balutan berlembaga
Mendewakan ajaran pertahanan
Tampilan kerdil menghitam
Keriting sedikit ikal
Berkhaskan penyair kondang
Mencocokan yang telah gugur
Memberi julukan kepada yang hilang
Entah dimana kuburnya
Masih hidup atau dihidupkan
Dibunuh atau dihilangkan
Pacar perjuangan
Garis tangan bertintakan emas
Tiada hari tak menulis
Bertemankan kertas
Bersahabatkan pena
Tangan yang bersemangat
Semayamkan kedamaian
Menegakan kemerataan
Rindu-merindukan tak berakhir
Di belakang berdiri berbisik
Kapan romantis berduyun?
Seolah belakang adalah nyawa
Di kejauhan adalah materi
Tidak
Yang mulia
Kerinduan segera terjawab
Kegelisan segera terpenuhi
Jangan gusar
Jangan bosan dalam penungguan
Akan datang masa
Akan tiba kesempatan
Seperti impian keadilan
Seperti mimpikan kemakmuran
Pacar perjuangan
Jalanan adalah mainan terindah
Alam raya adalah sekolah
Pengeras suara adalah sahabat
Nyanyikan ritme berelegi
Meneruskan perjuangan pendahulu
Sampai titik penghabisan
Merelakan nyawa
Merelakan darah bernanah
Mengiyakan kekurusan badan
Apa kemulian diraih?
Bila penjara adalah istana
Peluru adalah belati
Rumah sakit adalah pembaringan
Mengobati luka pemukulan
Mengeringkan darah mengeri
Kapan perjuangan berakhir?
Tancapan suara terus dilimpahkan
Baitkan kata dalam pengabdian
Mengejakan nama berganti
Mengajari tentang pengorganisiran
Melafaskan pembacaan karya
Melantunkan musikalisasi pengiring
Bagikanlah kegersangan
Limpahkanlah jangan pelit
Mari bergandengkan tangan
Berlenggangkan puja
Jangan lupakanlah yang jauh
Sebab ialah kekuatan berhari
Rapatkanlah yang dekat
Dekatkanlah yang jauh
Makassar
Minggu, 31 Desember 2017
By: Djik22
Komentar