Terpaan musim hujan
Membuat kedinginan sekucuran tubuh
Rumah warga
Penghuni yang setia bertahan
Inilah musim hujan
Inilah tanda kecintaan leluhur
Inilah kecintaan tanah perkampungan
Lahirkan generasi
Wariskan api semangat pengabdian
Tunas di batas perkampungan
Masikah percaya sabda perubahan?
Masihakah percaya kemajuan?
Masihkah menghargai pucuk nakhoda?
Jiwamu diciptakan dari gemohin
Ragamu diracik dari kegigihan
Jangan siakan masa mudamu
Jangan menyalahkan keadaan
Inilah wajah perkampungan
Inilah wajah ibu kedinginan
Di atas tanah ini
Kurasai gemetaran badan
Dihempas ditiup angin malam
Masikah sibuk mainkan gitarmu?
Janganlah jangan bangga
Bila berdiam diri
Perkampungan perlu pengabdian
Entah pemuda
Entah pemudi
Kitalah tunas harapan
Kitalah anak lewotana
Mainkanlah gitarmu berlantun gairah
Kuciklah sekeras semangat leluhur
Hantamkan gemuruh suaramu
Ajaklah yang lain
Berbuat baik merubah
Atau sibuk bermusuhan?
Hei pemuda bergandeng pemudi
Jangan jadi penonton
Tak kala tenagamu dibutuhkan
Jangan diam berlagak gaul
Tak kala bakti sosial perkampungan
Dengarlah pesan pemerintah
Dengarlah amanat orang yang tua
Jadikanlah perintah bijak
Jadikanlah dengan keikhlasan
Tunduklah dengan wibawa
Angkatlah budaya perkampungan
Angkatlah nama perkampungan
Bawalah terbang jauh karena kemakmuran
Hari ini adalah milik kita
Besok adalah milik kita
Lusa menuai hasil
Percayalah
Kekuatan di pihak benar
Leluhurpun mendukungmu
Memasuki rohnya dalam darahmu
Makassar
Selasa, 26 Desember 2017
By: Djik22
Komentar