Keluhku bermatakan cahaya
Berwarnakan pelangi bergentayangan
Memilah antara setiap warna
Ada ketertarikan pada suatu warna
Menggigit menggigil tubuh berdesah
Dengan suara berbisik
Bukan mencari siapa salah siapa benar
Bukankah ajaran demikian?
Memandang objektif bermuara
Kenapa seolah gigitan membuat sekat berduyun
Menyerangkan keluh memancing
Menambah luka bertaburkan bakteri
Buanglah ludahmu berjilat
Jangan taburi topeng senggama
Sebab tak ada kenikmatan diraih
Tak ada manfaat dijalankan lara
Malah menambah beban bertubi
Bukankah gigitan masalah kecil?
Bukankah keluh lupa diajarkan
Saat-saat umur menua baru kusadari
Di menara puncang kemegahan
Di gedung-gedung bertikarkan kebohongan
Di ranjang bersihkan tangan
Haluskan badan oleskan cairan
Oleslah sampai keringat menemui kebenaran
Jangan gigit bertemankan nafsu
Tak kurasai pukulan dalam gigitan
Biar hunian berdiam memberi hormat
Biar dalam ruangan tertata rapi
Mewangi semerbak warnakan merah gentayangan
Adakah gigitan tentang kebenaran?
Kebenaran subjektif atau objektif?
Atau kebenaran rasis bertambah beban?
Kebenaran abal-abalan tak kokoh
Mudah rapuh dalam serangan badai
Biar sang raja yang ulung strategi
Prajuritnya akan ketar-ketir
Melarikan diri memecah-belah keadaan
Gigitlah
Rayulah aku
Tapi ingat sambil pejamkan matamu
Kebenaran bukan karena penghujatan
Gigitan bukan karena keniscayaan
Berbijaklah pada garis keluh bercinta
Berlanjut cerita menuai kesadaran
Sadarkanlah yang rakus
Diamkanlah yang koar sembarangan
Biar aman dalam ruangan
Makassar
Kamis, 4 Januari 2018
By: Djik22
Komentar