Sumber foto: Hartatty Shartika Hamid
Nusantara yang dulu kudengar lewat cerita dan bacaan sejarah. Kini mulai terasa asing digilas oleh rodi kepentingan. Hingga kebanyakan orang sudah lupa pada sejarah Nusantara lama. Nusantara yang penuh dengan kesuburan, kekayaan alam yang melimpah-ruah, dan ragam budaya terpelihara dari desa.
Tapi, Nusantara kini hanya tinggal cerita. Sudah banyak orang tak mempelajarinya lagi. Karena, orang-orang mulai sibuk dengan dunianya masing-masing. Bukankah sejarah penting untuk dipelajari? Atau sejarah terlalu kaku untuk dilahami? Sekiranya, kita sebagai generasi emas abad-21 mampu meneropong lebih jauh, membuka lembar demi lembar setiap catatan sejarah.
Oh... Nusantaraku yang menunggu tanpa ada yang tiba. Aku ingin datang bersua. Walau hanya lewat teks dan naskah yang diselundupkan. Karena, aku tak ingin mati tanpa mempelajari sejarah. Apalagi, sejarah kini mudah diputarbalikan.
Masih saja tentang keburaman sejarah. Sampai, banyak yang mengambil sikap untuk terus berkuasa. Dengan dalil 'menjaga keamanan' di negeri ini. Apakah menjaga keamanan negara sampai membumihanguskan naskah dan pelajaran berharga? Terus kenapa banyak naskah dalam bentuk buku disita tanpa harus dipelajari?
Kiranya, aku masih menunggumu di sini kawan juangku. Mari kita sama-sama tetap menghargai setiap fase perjuangan. Karena kita tak ingin menjadi generasi emas yang sibuk mengurus diri sendiri. Lalu, kapan kita membuat sebuah perubahan dan berdiri pada kebenaran?
Biar aku yang sendiri menunggu dengan harap sambil menunggu yang lain. Karena, yakinku masih di dengar oleh semesta. Maka, tak ada pilihan lain untuk mengajak para generasi milenial tetap berdengung lantang soal perjuangan, tentang kemerdekaan sejati di bawah tekanan demokrasi yang dikebiri.
Makassar
Minggu, 30 Desember 2018
By: Djik22
Komentar