Sumber foto: Herlina Mawar
Kita pernah bersama
Menjalin cinta yang mengasa asa
Menjaga hati yang melukis kisah
Menjaga kelembutan membenci amarah
Namun amarah itu lambat laun akan tiba
Kemudian menyapa
Mengganggu nalar yang sedang sadar
Mencoret yang terang jadi pudar
Iya...
Kita pernah di antara terang dan bahagia
Kita pernah berada di rumah tanpa duka
Karena kita masih saling percaya
Antara bahagia dan duka jadi satu
Sayangnya...
Kita terlalu percaya pada bahagia
Sampai kita lupa pada duka
Yang datang di kemudian hari
Aku pun tak mau
Dirimu pasti tidak akan mau
Kalau di suatu hari duka akan menyapa
Hingga memisahkan kita berdua
Kita yang dulu pernah bersatu
Kita yang dulu selalu tertawa
Namun kini mimpi-mimpi itu tinggal ilusi
Menjadi kenangan yang terus ditangisi
Ilusi yang terus berevolusi
Jadi penyalit yang menyerang perlahan
Membuat kita segera mencari
Sebuah jalan untuk tetap bertahan
Tapi...
Apa lagi harus dipertahankan
Jika hati bergejolak tak ingin lagi
Untuk kita terus bersama meraih mimpi
Untukmu yang pernah membuat bahagia
Untukmu yang sering agungkan mimpi
Dengan jujur aku katakan secara pasti
Kalau kini kita menjadi berbeda
Perbedaan kita karena curiga
Dan saling menyalakan tanpa bukti
Di antara cerita yang beredar ramai
Yang terus memanaskan telinga
Biar kita tak pusing dalam curiga
Maka...
Izinkanlah aku yang mundur
Tanpa sebuah alasan yang pudar
Karena aku tak lagi percaya
Aku tak akan lagi meminta dan menyapa
Agar kita akur kembali
Karena aku ingin sendiri yang kedua kali
Makassar
Minggu, 23 Desember 2018
By: Djik22
Komentar