Makassar, 311218 | Djik22
1
Semesta berharap dengan cahaya. Ia butuh dilindungi. Tapi, sebagian malah merusaki.
2
Dekati aku, maka ketenangan akan datang menggoda dirimu. Karena akulah semesta.
3
Yang subur, kini mulai gersang. Akibat ulah tangan dan kaki para pencuri yang menggadaikan alamnya.
4
Di mana kalian yang mencintaiku? Umurku sisa sedikit dilapuk dengan jatuhnya daun. Dan rapunya batang.
5
Akulah mata yang bersinar. Akulah hijau yang menawan. Karena dariku tempat kita berdiri sementara.
6
Kemesraan bukan hanya dengan manusia. Tapi, harus dirajut dengan cintamu pada alam.
7
Alam raya menjadi sekolah tanpa meminta tinta. Malah, ia menyediakan segudang inspirasi.
8
Akulah tempat kau beraki. Akulah muara debu dan kotoran. Yang terus dihantam dengan sombong.
9
Jika di kota kau jarang temukan aku, maka pergilah ke alam terbuka untuk menjagaku.
10
Karena kota butuh perawatan dan pupuk untuk membesarkanku. Sedangkan di hutan, aku tumbuh dengan alami.
11
Tubuhku terus dilukai, pucuk dan daunku mulai malu dan jatuh di atas tanah pertiwi ini.
12
Jika, kau mampu menjagaku. Maka, bisa mengurangi huru-haranya polusi.
13
Bosan ya dengan polusi di kota? Atau merasa biasa-biasa? Semoga banyak yang nengunjungi tempatku.
14
Kunjungilah aku dengan cinta. Rawatlah aku dengan terus menanam.
15
Aku yang sering dijadikan inspirasi. Namaku sering dipakai untuk berteduh. Karena akulah semesta.
16
Sering tanpa sadar, aku diracuni dengan pembuangan sampah yang terus dilayangkan.
17
Oh... Sampah yang berserak. Menodai bumi dan anak-pinak penghuniku.
18
Pernahkah aku dipikirkan menjadi ragam inspirasi? Atau hanya melakukan pembakaran?
Komentar