Membuat orang semakin buas
Atas segala kerakusan
Atas segala kekerasan
Namun aku tetap membacamu
Aku tetap menari denganmu
Biar kau tetap merasa bahagia
Biar kau tak lagi jatuhkan air mata
Maka...
Kau kujadikan segala sumber asa
Kujadikan puja yang tak ada usai
Biar semua kekayaanmu terus dicuri
Kekasihku yang tercinta. Tempat aku berpijak dan menghembuskan nafas. Biar kau tak sering mengeluh; biar kau tak suka marah. Namun, kau terlalu berani tampungi segala anak manusia. Dengan hati kau beri kami sinar penerang untuk menikati kemerdekaan. Tapi, merdekanya kami masih saja sebatas pengakuan. Sebab, secara realitas tekanan di semesta ini tak pernah usai dari zaman pra revolusi sampai dengan revolusi industri 4.0.
Angin ribut pun belum bisa diusir pergi dari negeri ini. Mungkin alammu mulai marah atas ulah tangan sejuta manusia yang sering merusakimu. Apakah kemarahanmu akan tetap memberi bencana? Atau kau hanya memberikan peringatan kekasihku?
Jika benar kata orang 'kita hidup di negeri kaya tapi; kita selalu miskin di negeri sendiri' dari mata sesama anak bangsa dan teropong kecanggihan dunia luar. Karena hasil keindahan tubuhmu terus dicicipi bulan berganti tahun. Dengan memeberimu kado lewat amplop dan tetek-bengeknya aturan. Sekiranya, suaramu masih lantang. Maka, sudah lama kau protes dengan suara yang menggelar mengguncangkan dunia. Namun, kau tetap memilih diam di posisimu yang termangu-mangu.
Jutaan mata terus menatapmu dengan sedih. Ribuan tangan coba merangkulmu dengan ikhlas. Tapi, semua tak bisa bertahan lama. Karena raksasa dunia selalu berdatangan demi penanaman modal dengan hitungan angka-angka. Sekiranya, sejarah awal mula 1967 menjadi pokok soal. Sampai, di tahun 2007 pun hanya berganti dalil dan posisi kekuasaan. Oh... begitu derita nasibmu kekasih dan pertiwi lama duka nusa derita bangsa.
Maka, kami sebagai pemula ingin terus membacamu dengan teliti. Agar andangan kami tetap objektif menjaga dan merawat tubuhmu. Sekiranya kau masih merestui segala pena yang tak patah dan seribu ibu tinta yang tak usai wahai kekasihku. Karena alam indahmu harus dilukiskan. Dan seluruh kekayaanmu harus dijaga tanpa kebohongan. Biar air matamu jatuh tak berkepanjangan. Karena dirimu harus bersaing dengan dunia lain. Kau harus berdiri sebagai raja di negeri sendiri dan memutuskan pembangunan industri nasional tanpa embel-embel negara lain. Sehingga, segala kekayaan kita dikelola sendiri wahai kekasihku.
Makassar
Rabu, 30 Januari 2019
By: Djik22
Komentar