Sumber foto: Ance Fransiska
Di ruang yang berbeda
Dikelilingi kaca berkaca
Dan tirai kuning tanpa cemburu
Aku masih terus tersipu
Kutatap tajam arah itu
Untuk melepas rindu
Yang sering kali kutahan-tahan
Tanpa sebuah ungkapan
Namun begitu sayang
Jika hanya sebatas bayang-bayang
Mengingatmu
Mengenangmu
Kita sering bersama tanpa terhitung sudah berapa kali. Namun, dari deretan jalan panjang rindu itu selalu ada. Ialah rindu tentang dirimu yang sering cemburu kala yang lain menyapa. Tenanglah dengan segala kegundahanmu, aku tak akan ke mana-mana. Apalagi, harus berpindah hati.
Di ruang yang berbeda, aku pindah dari zona nyamanku. Kau sering bertanya aku kemana dan untuk apa aku pergi? Tak kujawab segera. Butuh beberapa menit, kemudian kutenangkan hatimu yang penuh ragu itu.
"Aku pergi untuk sebuah masa depan, dan aku akan kembali jika sudah bebarapa yang kuraih. Tenanglah bersama bayanganku di dalam kaca berkaca. Anggaplah aku di dalam bayangan itu yang selalu memberimu senyum seribu rupa tanpa ada dusta."
Penungguanmu pun belum kubayar lewat sebuah pertemuan. Maka, tetaplah setia menungguku. Sebentar lagi, dan hanya sebentar lagi aku akan kembali. Biar, keraguanmu mampu kubayar lewat keterangan tanpa dusta dan kerinduanmu kupenuhi lewat pertemuan.
Jika bayanganku di dalam kaca, maka masih belum lelahkah kau menunggu? Apakah kita begitu dekat hanya untuk sebuah kenangan? Maka tenanglah wahai kekasih tanpa sedih di derai air mata pada kaca matamu.
Makassar
Kamis, 17 Januari 2019
By: Djik22
Komentar