Dari rumahmu karya ini lahir. Atas hentakan cerita dan bahasa. Dari pergulatan bincang yang terus berganti. Hingga kita sama-sama tahu tentang diri ini. Kalau kita tak bisa berbohong antara satu sama lain di sebuah pertemuan. Karena kita bertemu di sebuah awal dari kelamaan berkenalan. Untuk menghargai segala cerita yang ada di malam sampai pagi itu. Aku memberi nama tanpa lagi jeda pada tulisan tanpa akhir. Yang kuberi nama 'Tentang Pertemuan' dipupuk tanpa lapuk termakan bencana.
Makassar, 24119 | Djik22
1
Kita menghabiskan waktu
Untuk saling bercerita
Untuk saling berbagi rasa
Dari sebuah rayu tak layu
Maka...
Pertemuan itu
Akan tetap membara
Dalam goresan tentang asa
2
Dari awal yang ada
Kita bermuara bara
Kita berlarut pagi
Dengan penglihatan tak bertepi
Membuat cerita tanpa sadar
Kita saling terbuka
Kita saling jujur
Berteman pagi jadi lahan ajar
3
Entahlah...
Kenapa kita tak bersua?
Di sebuah janji yang berkala
Di sebuah bahasa bersumpah
Tapi...
Rupanya mata kita dibutakan
Hati kita dikelabui
Dengan trauma alam semesta
4
Aku kaget
Aku heran tanpa penat
Saat dua hari tak datang
Saat rindu itu mulai meradang
Namun aku tiba pada temu
Rindu itu mulau hilang
Rasa itu melayang-layang
Karena badanmu begitu layu
5
Kita yang janji untuk bertemu
Kita yang mengerti untuk menentu
Pada jeda waktu aliran air mata
Pada lokasi putaran cokelat berwarna
Rupanya kita hanya janji
Rasanya kita belum direstui
Dari semesta untuk bertemu
Karena hujan-banjir basahi kota rindu
6
Berapa lama lagi
Aku ingin menyapa
Berapa lama lagi
Aku ingin bersua
Karena mataku mulai buta
Rasaku mulai kurang peka
Pada rahasia hati yang terus menagi
Pada lorong jiwa menuju rumahmu
7
Segala yang dinanti
Hanya ada dalam mimpi
Hanya ada dalam bahasa
Dari pertemuan yang tak kuasa
Iya...
Karena untuk bertemu pun
Kita masih malu-malu
Seolah berjalan di antara dua hati
8
Aku menatapmu
Aku menjiwaimu
Di dudukmu yang diam
Di pikiranmu yang buram
Karena seisi ruangan
Kurangnya cahaya
Terbawa pergi tombol tak tahan
Terbawa kenanganmu tak lagi bercahaya
9
Apakah kita tetap bertemu?
Apakah kita tetap melaju?
Jika semua dihamparan tanh mulai hilang
Jika semua jalanan mulai berlubang
Karena kau lubangi hati
Dengan cara tanpa pelangi
Saat musim hujan bersemi
Saat itu juga kita tak bisa pergi lagi
10
Tak usah lagi
Berharap dari segala yang pergi
Dari segala yang yang berlalu
Kalau hanya sedih melulu
Biarkan kenangan itu pergi
Biarkan kita mengatur lagi
Pertemuan dengan orang lain
Tanpa harus diri ini dipaksakan
Makassar, 27119 | Djik22
11
Kau datang lagi
Dengan dua mata
Tanpa ada air mata
Tanpa ada luka dan lara
Karena pertemuan ini
Adalah melepas pergi
Adalah berbagi cerita
Dengan segala canda tawa
12
Kala ranjang empuk itu
Masih kupeluk lugu
Kuusap mata
Kubuka mata tanpa kata-kata
Seketika kulihat
Dua mata telah tiba
Dengan rasa kaget
Kita larut dalam pertemuan gembira
13
Kita yang saling berbagi cerita
Kita yang saling berbagi pengelaman
Tentang dunia kampus yang menekan
Dari perlakuan dosen yang menawan
Aku pun kaget
Kau seberani itu memikat
Dalam pertemuan pertama
Dalam deretan waktu yang berkala
14
Arah jarum jam
Tak menganggu yang kelam
Tak berani menghapus segala bahagia
Pada segala episode permulaan rasa
Ialah rasa yang menghargai pertemuan
Yang membuat kita selalu mensyukuri
Tanpa merasa sungkan-sungkan
Tanpa merasa malu meminta pergi
15
Janganlah kau pergi
Janganlah kau tinggalkan aku sendiri
Karena aku masih ingin dirimu
Tetap berada di sampingku
Karena aku menghargai pertemuan ini
Dengan sebaik-baiknya tanpa harap
Dari segala perbedaan mata berkedip
Yang kutangkap ada makna warna-warni
16
Datangmu padaku
Yang masih malu-malu
Yang polos belum terbungkus keberanian
Dalam segala pelukan yang kesakitan
Aku berharap kau obati kesakitan
Tanpa harus menambah beban
Di tibamu yang pertama kali
Di pertemuan perdana yang berkesan
17
Kau sodori aku pengeras suara
Sambil memanggil namaku
Dengan tekanan suara yanng menggema
Tanpa malu aku pun maju melaju
Iya...
Aku maju untuk membaca
Dari sebuah puisi persembahan
Dari pertama undangan itu dilayangkan
18
Kau tawari aku untuk bertahan
Untuk meminum kopi
Untuk menjemput pagi
Namun aku tak tahan pada tawaran
Karena kita bukan pertama kali bertemu
Untuk saling melepas rindu
Untuk saling mengupas kata
Sambil bernyanyi lagu suara bara
19
Wahai kau si gadis kerudung hitam
Yang pernah jabat tanganku di malam itu
Dengan rasa was dan malu-malu
Dengan segala bangga tapi masih lugu
Kau tiba karena memberi kabar
Untuk kita bisa bertemu di arus kota
Dari lalu-lalang para pengendara
Sambil bertanya apa kabar
20
Banyak yang baru kutemukan
Banyak yang baru aku dikenalkan
Dengan kesamaan nasib dan tangis
Dengan ragam cara-cara sadis
Tapi...
Kita melawan cara itu
Lewat suara tak bertepi
Dari pertemuan puisi malam tak sepi
Makassar, 6219 | Djik22
21
Kerinduan yang kita nanti
Sering memenjarakan pikiran
Hingga aku tak bisa melupakan
Dari segala tentangmu
Aku ingin pertemuan
Kau ingin perpisahan
Membuat kita terombang-ambing
Dengan rindu yang terpaksa dilupakan
22
Kita bertemu di bawah tembok putih
Penuh sejuta makna dan sejarah
Dari sekian cerita
Dari sederet doa
Iya...
Harusnya kita mengulang lagi
Kita mestinya bertemu kembali
Untuk kembali mencari makna rasa
23
Kita sama-sama memegang janji
Kita sama-sama memiliki mimpi
Yang terus menyala tak pernah padam
Yang terus menghalaui segala yang kelam
Maka...
Marilah mendekati mimpi
Aku selalu menunggumu di sini
Untuk kita sama-sama melangkah
24
Tepat di depan pintu gerbang
Kau datang dengan suara terang
Menyapaku yang sedang duduk
Mengajakku biar tak lagi terkejut
Hingga kita bertemua lagi
Disaksikan oleh pipa tua
Dihujani oleh ribuan pandang suara
Dan direstui oleh semesta
25
Marilah sayangku...
Ikutilah kata hatimu
Biar kita tak mesti berselisih
Biar kita tak dilarut sedih
Aku menunggumu di tempat biasa
Aku menantimu untuk berbagi cerita
Dalam kesungguhan hati
Dalam jadwal pertemuan yang tak sepi
26
Saat kau datang di pertemuan malam
Kau memintaku untuk mendekat
Dari dudukmu yang tak pernah takut
Namun aku masih malu dan merah padam
Karena kita baru pertama kali bertemu
Dari sekian rindu dan janji
Dari seribu bahasa yang belum terbukti
Hingga kuputuskan untuk menimbang
27
Jauhnya perjalanan yang kita tempuh
Tanpa dilabeli tanda mengeluh
Karena kita menikmati sandiwara
Yang sedang kita sutradarai tanpa lara
Maka...
Jadikanlah dirimu sebagai pemain
Yang tak takut pada benturan
Yang tak gerogi pada setiap pertemuan
28
Enam Februari
Tahun ganjil bulat angka terbalik
Kita sering menahan kritik
Kita tak malu menerima segala sepi
Walau keadaan terus tersiksa
Tapi...
Kita masih besikukuh tanpa selisih
Hadapi pertemuan sejarah dengan rasa
29
Kaulah alasan aku menunggu
Kaulah alasan aku bahagia
Menyingkirkan rasa malu-malu
Dan aku pun tahu itu
Bila dirimu akan tiba
Dengan menikmati pertemuan
Di malam panjang penuh kesan
Di hari Rabu kelabu penuh kejutan
30
Kita yang sering diskusi
Membagi yang pernah dibaca
Dari ketebalan diksi
Dan aksara indah yang bermuara
Membuat kita terus terlarut
Dalam pertemuan sore itu
Diapit ketebalan kabut
Dengan suara hujan penuh ragu
Makassar, 27219 | Djik22
31
Wajahmu berseri di pertemuan kedua
Membuat aku terkejet
Pada deretan yang menghimpit
Pada alunan suara-suara
Karena tanpa sengaja
Kita bertemu dengan kakunya rasa
Namun tetap terkesan
Untuk terus ditulis dengan kata-kata
32
Dan akhirnya
Rindu terbayar tawa
Di beberapa penggalan kisah
Di beberapa tekanan bahasa berdesah
Dan kulihat senyuman indahmu
Kutatap dalam-dalam
Di sebuah malam
Di pertemuan kedua yang membelenggu
33
Kau datang menyapaku
Dengan suara sesak
Terserang sakit
Yang kembali kambuh menjalar
Tapi...
Kupinta padamu
Untuk kita diskusi
Biar melawan sakit demi membayar temu
34
Andai kata kita tak bertemu
Maka...
Aku tak tahu tentang rindu
Aku tak tahu gejolak rasa
Karena rasa rindu begitu berbeda
Setelah jeda malam tiba
Saat puisimu dibaca
Oleh perempuan lugu penuh bahaya
35
Temuilah aku yang sedang sakit
Biar aku memegang tanganmu lebih erat
Tanpa harus merasa takut
Saat maut sedang menjemput
Karena sebentar lagi
Aku akan kembali
Menuju ke tempat peristirahatan
Tanpa kau temani di pertemuan berikutnya
Komentar