Makassar, 19119 | Djik22
01
Tentang sebuah tantangan
Tentang sebuah cobaan
Yang terus tiba
Yang terus menyapa
Karena kita baru memulai
Untuk terus mencari
Tanpa harus menyerah
Tanpa harus bersedih
Maka...
Teruslah melangkah
Setiap yang dijalani
Demi sebuah sejarah
02
Kita yang selalu tertatih
Dalam mengasa eja
Dalam merajut aksara
Yang semakin bercahaya
Jika cahaya itu sudah ada
Maka...
Memulai tanpa ragu
Karena banyak yang sedang menunggu
Setidaknya...
Penungguan mereka
Tak jadi jenuh
Tak jadi sedih
03
Sekian hari
Kata menggoda hati
Merayu lewat tangan
Dengan cara menawan
Ialah kata yang menawan diri
Dalam hembusan angin
Sebegitu pagi
Untuk dituliskan
Maka...
Aku menulis tanpa jeda
Sebagai rasa cinta kepada bangsaku
Dan bentuk kasih kepada pulauku
04
Kaki yang ada ini
Telah Engkau restui
Untuk terus melangkah
Untuk ciptakan sejarah
Hingga tangan pun
Ikut berperan
Mencari dan terus mencari
Di berbagai lini kota pertiwi ini
05
Tatangan selalu tiba
Godaan selalu berkata
Bahwa...
Tak mudah menjadi perantau
Maka...
Rasa malu untuk mencari
Sebagian kutinggalkan
Di persimpangan kiri jalan
Karena persimpanganlah
Membuatku gunda
Membuatku tak tau arah
Untuk memilih bagin yang mana
06
Arah langkah selalu dipandu
Oleh amanah yang sakral
Dari petuah
Dan slogan Pulau Pembunuh
Adalah petuah yang tak mati
Dimakan hari
Digilas waktu
Digoda rayu
Hingga sampai sekarang
Hati dan cahaya tetap terang
Melanjutkan amanah itu
Melantunkan dengan kata mendayu
07
Setidaknya...
Kaulah asal-mula
Semua aksara bernyawa
Hingha terus tersenyum menyapa
Kau sapa aku
Dengan mimpi
Kau ingatkan aku
Dengan petunjuk
Maka...
Tetaplah menuntun diri ini
Biar aku tak lekas pergi
Dari keabadian sejarah ini
08
Aku yang terhempas
Aku yang diperas
Dengan segala curiga
Dengan segala goda
Namun pandanganku
Tetap ke arah itu
Tetap ke titik itu
Untuk segera kujutu
Maka...
Tak lagi mempan
Dengan segala rayuan
Hanya untuk mematikan langkah
09
Langkah ini
Berteman keberanian
Bukan ketakutan
Bukan hanya sekedar mimpi
Tapi...
Ia adalah jalan maju
Menuju sebuah uji
Yang harus dilewati
Maka...
Tak ada kata tidak
Untuk terus mengelak
Pada setiap asa dan rasa
10
Tegurlah aku bila salah
Mimbinglah aku bila keliru
Karena aku adalah pemula
Dari sederet luka dan bara
Maka...
Bara keberaniamu
Akan menjadi api
Yang tak pernah padam
Biar di tanah perantaun
Biar kedaan selalu menekan
Tapi...
Aku selalu mencari solusi
11
Ada sebuah jeda
Ketika memasuki tanya
Dengan segala gerogi
Yang tak mau pergi
Padahal...
Kita baru memulai
Pada sebuah titik nadi
Yang terus menyapa lagi
Ialah nadi dari tanya
Tentang sebuah jeda bernada
Dari awal sebuah permulaan
Tentang sebuah cerita
12
Aku akan tetap menulis
Baik yang tragis
Mengorek hati
Menabur benci
Karena aku tak ingin
Kata-kata hanya jadi kenangan
Meninggalkan cerita
Tanpa ada keabadian
Sebab...
Keabadian kata-kata
Merupakan jalan cerita
Untuk menambah sejarah mujarab
13
Pintu rumahku diketuk
Dengan segala tanya yang pelik
Tentang sebuah jeda
Tentang sebuah lara
Tapi...
Segala tanya
Menjadi misteri menuai kegilaan
Yang tak dibantahkan lagi
Karena kitalah sang pemula
Yang terus memulai
Tanpa ada yang dilewati
Dan harus pergi begitu saja
14
Rautmu tetap tertutup
Dengan sebuah buku
Dengan sebuah naskah kaku
Hanya jadikan semua abu-abu
Bukankah kita sedang memulai?
Apakah kau mengujiku?
Sekiranya...
Daratan Sulawesi menjadi temu
Aku tak ingin sebuah permulaan
Dengan janji pertemuan
Dengan kata pengharapan
Yang semakin menawan hati
15
Hatiku tertawan
Tapi...
Aku tak mampu kau goda
Pada sebaris kata-kata
Makanya...
Aku ingin menjadi nyawa
Aku ingin menjadi kata
Yang terus memulai tanpa ada henti
Apakah semua terlalu cepat?
Apakah ini bukan permulaan menjerat?
Yang selalu menguji tanya
Tentang apa dan mengapa
16
Terima kasih untukmu
Yang telah hadir
Yang telah jujur
Walau masih malu-malu
Sekiranya...
Kita memasang kata
Dengan segala cara
Dengan segala rayu
Tetaplah hadir dalam mimpiku
Karena aku ingin mengingat
Tanpa harus menjerat
Pada surga dan kerinduanku
17
Mari sama-sama
Kita memulai
Kita menari dan bernyanyi
Dengan sebait puisi
Biar di bait kedua
Jumlah ke tujuh belas
Mampu mewakili semangat juang
Tentang awal kelahiran merdeka
Apakah dirimu sudah merdeka?
Jika belum dan masih buram
Maka...
Kejarlah dengan semangat mengasa
18
Semakin mencoba
Aku mulai tergoda masuk
Aku mulai terusik
Untuk terus berkata
Kalau aku akan melengkapi
Dengan segala kata
Dengan segala bahasa
Dari penggalan permulaan
Biar suatu hari
Kita akan bertemu
Di bawah langit biru
Bertabur indanya pelangi
19
Saat ini...
aku belum mengerti
Seperti kebanyakan orang
Yang selalu berjuang
Iya...
Mereka berjuang atas nama komitmen
Mereka berjuang atas nama kolektif
Namun aku ingin juangkan mimpi kita
Karena semuanya sudah dibahas
Semuanya sudah dilewatkan
Tinggal satu yang menjadi haus
Yaitu dahaga guratan penamu
20
Hati ini
Semakin ditagi
Untuk tetap berbagi
Untuk tetap terbuka
Iya...
Aku akan selalu terbuka
Aku akan menjadi warna
Setiap tantatap tanyamu
Karena kitalah segala tanya
Yang harus dijawab
Yang harus dicari sebab
Tanpa ada lagi prasangka
Makassar, 21119 | Djik22
21
Sebagai pemula
Kita harus berani terbuka
Menyanyampaikan kebenaran
Menggemakan keadilan
Karena kitalah kaum muda
Kita tak bisa dibonekai
Kita tak bisa dibeli
Oleh sepecer rupiah tanpa kata
Maka...
Marilah bersatu dan jangan takut
Karena kita semakin dijepit
Dengan segala keadaan yang ada
22
Jika suara kita terus dibungkam
Dengan segala alasan yang kelam
Maka...
Teruslah maju tanpa ragu
Jangan takut
Jangan ragu
Pada dunia yang mulai mendayu
Dengan cara melabui dan menipu
Maka...
Kita harus peka
Kita harus objektif
Biar kita tak dituduh provokatif
23
Tangan yang kau beri ini
Terus menari
Tanpa ada dendam
Tanpa ada dengki
Baik sesama manusia
Yang bermuara pada semesta
Yang terhempas pada udara
Yang tegoda oleh suara
Karena tak ada cara yang mempan
Untuk sekedar menggoda
Lalu...
Mematikan setiap lilitan kata
24
Aku mulai menulis lagi
Dari kisah yang pernah ada
Dari cerita yang sempat terhenti
Pada setiap perjalanan manusia
Semua yang kutilis
Bukan hanya masa lalu
Bukan hanya soal rindu
Atau pun perihal yang sadis
Namun kuramu semua
Jadi alkisah yang menarik
Tanpa menolak kritik
Dan menerima setiap saran berkata
25
Kita meyatukan niat
Untuk tatap merawat
Setiap apa yang dilakukan
Setiap apa yang diimpikan
Maka...
Mari sini wahai dirimu yang mulia
Dengar dan pegang tanganku
Untuk kita berjalan bersama
Biar semua yang kita niatkan
Mampu kita raih dengan kebersamaan
Tanpa harus menaruh Dendam
Tanpa harus merawar benci menekan
26
Hujan yang turun
Menemani segala tekanan
Sulit mencari jalan keluar
Pada setiap yang berakar
Maka...
Akar itu tetap kurawat
Biar suatu ketika
Akan tumbuh jadi pohon yang subur
Ialah pohon penyejuk jiwa
Ialah daun pengungkap kata
Ialah tempat bermuara inspirasi
Hingga tak hilang segala imaji
27
Malam itu
Kita memandang lugu
Pada sebuah permulaan
Di jalan setapak persimpangan jalan
Kau datang dengan motor putih
Kau tiba dengan hati bersih
Bahwa kita yang muda
Harus tetap berkarya
Maka..
Persinggahan itu
Yang kami tunggu-tunggu
Sebagai anak muda pengagum sastra
28
Kau ajarkan aku
Tentang cara menghargai
Tentang cara merayu
Tentang cara menyayangi
Tapi...
Kau langgar sendiri
Pada saat aku mulai terbuka
Dengan segala yang kudapat
Kenapa kau ajari aku?
Jika kini kau tak lagi rindu
Untuk sama-sama memulai
Dari awal kehidupan kampus
29
Kita dibesarkan oleh semesta
Dengan segala timangan rasa
Dengan segala kemauan baja
Membuat kita terus bertahan
Kenapa kita harus bertahan?
Kalau memang tak ada lagi kata
Tak ada lagi bahasa
Untuk menjelaskan segala permulaan
Padahal...
Aku sudah memulai
Dengan segala semangat berapi
Hingga bara ada tanpa perantara
30
Oh...
Alam raya
Tempatku sekolah
Dengan sebaris pena berwarna
Kau jadikan aku tetap berlian
Serta terus bertahan
Tanpa harus mati muda
Dengan segala terbuang terhempas
Maka...
Aku harus mensyukuri
Bersekolah tanpa ijazah asli
Karena alam raya jadi sang guru setia
Makassar, 22119 | Djik22
31
Melihat yang lain sudah mulai
Kita ingin bergegas rapi
Tanpa harus jadi peniru
Tanpa harus jadi penunggu
Tapi...
Kita mengangumi
Mereka yang sebagai satu kekuatan
Sebagai bentuk sehatnya perasaingan
Maka...
Mari kita ciptakan ruang kita
Biar tak sama dengan mereka
Biar tak menjadi penjiplak mereka
32
Bangsa lain
Sudah bicara banyak kemajuan
Tapi...
Bangsa kami sibuk dengam pertentangan
Yang mereka tentang
Adalah soal sepele
Yang mereka debatkan
Adalah soal bahaya laten
Maka...
Kita jangan meniru yang sepele
Biar bisa bersaing dengan bangsa lain
Tanpa menjadi bangsa pendikte
33
Kita selalu tersenyum
Untuk saling memotivasi
Untuk saling menguatkan diri
Biar kita tak tampak kelam
Sebab kekelaman berubah
Bila kita membuat suatu sejarah
Walau dari sebuah awalan
Biar dari deretan permulaan
Siapa tahu
Kedepan kita lebih giat lagi
Melahirkan sejarah-sejarah baru
Yang tak putus ke generasi berikut
34
Jadilah penjahat kata
Jadilah penjahat puisi
Yang selalu mencabik-cabik
Yang selalu merobek hati
Biar mata dunia pun tahu
Kalau kata-kata
Mampu jadi peluru
Bertahan jadi sejarah
Maka...
Kita meminta
Kita berharap restunya semesta
Kelak segala kata jadi sejarah berkala
35
Mulut kami diciumi janji
Bibir kami dirapatkan kendali
Dengan segala perkosa
Dari tuan penguasa
Belum lagi...
Badan kami digauli
Dengan para turis mancanegara
Dengan para pembeli dari negeri sana
Oh...
Badan kami
Jadi basah air mata
Karena diperkosa dengan janji
36
Jangan kau rayu aku terlalu pagi
Jika tak mampu bertahan
Jangan kau teruskan lagi
Kalau dirimu keberatan
Karena aku tak ingin pagiku
Hanya ditipu rayu
Digoda oleh kata
Tak bisa dibuka bahasa
Maka...
Buatlah dirimu biasa saja
Biar kita tetap membuat rasa
Tanpa harus memaksa
37
Kita baru memulai
Tapi...
Aku minta pergi
Tanpa menepi lagi
Maka...
Jangan ada air mata
Untuk mengenangku
Untuk menahanku
Karena pergiku takan kembali
Biar kau minta dengan harap
Biar kau rayu sampai lelap
Aku akan tetap pergi
38
Kau ucapkan
Seribu rindu menderu
Tak hanya tentang rayu
Namun ada makna perhatian
Maka...
Kuucapkan kata
Sebagai bentuk terima kasih
Biar tetap jadi sejarah
Hingga kerinduan
Dibalut perhatian
Dipoles rayu
Berkali-kali bahasa mendayu
Makassar, 27119 | Djik22
39
Dari awal kita begitu akrab
Dari ragam segala sebab
Membuat kita terus bersama
Membuat kita terus membagi rasa
Ialah rasa dari sebuah permulaan
Yang menghendaki kita tak harus lari
Yang tak mengizinkan kita untuk pergi
Untuk saling melupakan
Karena di permulaan kita sudah sepakat
Bahwa kita terus memikat dan diikat
Oleh sebuah tali rasa berlabel cinta
Oleh sebuah ikatan bertinta saudara
40
Mulanya kau dengungkan kebenaran
Mulanya kau lantunkan keadilan
Tapi...
Kenapa kau tampak jadi penipu?
Yang suka mengobral kata
Yang suka menaburi janji
Dengan segala tawar yang tak ada usai
Dengan penyakit yang muncul muka dua
Ah...
Kau itu hanya mencari sejarah
Tanpa menanam sejarah secara benar
Kemudian kedepankan diri sebagai tokoh
Makassar, 29119 | Djik22
41
Kutatap keindahan bola matamu
Aku temukan kedalaman cahaya
Yang tak ditekan oleh masa lalu
Yang tak disakiti dengan sengaja
Maka...
Tatapanku terus terasa
Sampai...
Kulihat banyak makna dibalik cahaya itu
Hingga kuputuskan untuk bertahan
Duduk lebih dekat lagi
Dan ingin merangkul lagi
Dengan segala kehangatan tak bertepi
42
Di bawah gubuk tua
Kita bertemu dan bercerita
Sambil kusodori sebuah hadiah
Sebagai kado yang akan jadi sejarah
Biar kelak kau tetap ingat
Kalau kita pernah saling memikat
Di antara gelombang rasa
Di antara sejarah kisah cinta
Maka...
Tetaplah kenang dari segala kebaikan
Jangan kau sekali-kali melupakan
Karena aku tak ingin semua jadi sia-sia
43
Ada sebuah awalan
Yang mengantarkan kita
Yang memberi pandangan menawan
Di bawah tiang bendera pusaka
Iya...
Tiang itulah menjadi saksi
Sampai...
Dengan hari ini
Apakah kau masih ingat?
Kita pernah bersama
Disaksikan oleh bendera pusaka
Yang membawa kita terbang ke langit
44
Kita pernah merasakan duka
Kita pernah melewati bencana
Yang tak membuat kita harus lari
Yang tak membuat kita sombongkan diri
Karena kita dipertemukan oleh semesta
Sebagai pasang juang terus bersama
Hingga maut menjemput
Dan meninggalkan dari segala yang pahit
Maka...
Pupuklah segala kebaikan berkala
Biar menjadi bekal di kemudian hari
Sebagai suatu pristiwa berantai
45
Ingatkan aku yang lupa ini
Tegurlah aku kalau sering salah
Pintaku padamu jangan bersedih
Dari segala nasihat baikmu
Karena aku lemah jika tanpamu
Karena aku selalu merasa kosong
Saat kau tak berada di sampingku
Walau hanya satu hari berselang
Maka...
Teruslah bersama
Jangan saling melepaskan diri
Dan jangan saling melupakan
46
Aku ada karena timanganmu
Aku bertahan karena doronganmu
Maka...
Tetaplah menjadi sumber kekuatan
Biar aku terus bersamamu
Biar aku terus menghargai waktu
Kalau proses mendapatkanmu
Adalah tak mudah hanya menunggu
Maka...
Jangan membuat aku terus menunggu
Karena aku belum siap menunggu
Untuk mencari yang baru dengan rasa
47
Ingatanku masih kuat
Dalam tantangan zaman
Menghadapi segala kesombongan
Yang tiada usai sampai hari ini dirajut
Saat itu...
Kau datang tanpa pergi
Bertahan di satu hati dan nadi
Tanpa kedepankan kesombongan
Karena aku tahu kau pun tahu
Kalau kita sejak awal
Tanpa merasa diri lebih kebal
Di antara label cinta yang bermuara
48
Jangan kau janjikan pertemuan
Biar aku tak terus-terus menunggu
Tanpa kau datang menyapa dan bertanya
Untuk apa aku tetap bertahan
Biarkan waktu mencatat dengan cinta
Biarkan langit bercahaya dengan rasa
Menyaksikan aku yang menunggu
Tanpa seorang pun yang mengganggu
Hingga malam mulai dekat untuk bersua
Kau pun tak tiba
Maka...
Penungguanku hanya sia-sia belaka
49
Pertemuan pertama itu
Tak bisa kulupa
Tak bisa kubiarkan pergi begitu saja
Tanpa harus kususun deretan aksara
Maka...
Izinkan aku mengukir namamu
Dalam catatan berkala
Dari indahnya cerita pertemuan pertama
Biar kelak kujadikan pusaka
Biar kelak tetap menjadi cerita
Bahwa di tanah yang pernah kau pijaki
Adalah sebuah deru tanpa air mata
50
Saat malam mulai menyapa
Kau datang dengan senyum yang kaya
Lalu...
Kau hujani aku dengan segala rayu
Seolah-olah
Rayuanmu itu paling berkesan
Tanpa ada kebohongan
Yang nanti akan tetap jadi sejarah
Maka...
Terus hujani aku dengan rayu
Biar aku tak segera pindah
Dari pertemuan yang bersejarah itu
01
Tentang sebuah tantangan
Tentang sebuah cobaan
Yang terus tiba
Yang terus menyapa
Karena kita baru memulai
Untuk terus mencari
Tanpa harus menyerah
Tanpa harus bersedih
Maka...
Teruslah melangkah
Setiap yang dijalani
Demi sebuah sejarah
02
Kita yang selalu tertatih
Dalam mengasa eja
Dalam merajut aksara
Yang semakin bercahaya
Jika cahaya itu sudah ada
Maka...
Memulai tanpa ragu
Karena banyak yang sedang menunggu
Setidaknya...
Penungguan mereka
Tak jadi jenuh
Tak jadi sedih
03
Sekian hari
Kata menggoda hati
Merayu lewat tangan
Dengan cara menawan
Ialah kata yang menawan diri
Dalam hembusan angin
Sebegitu pagi
Untuk dituliskan
Maka...
Aku menulis tanpa jeda
Sebagai rasa cinta kepada bangsaku
Dan bentuk kasih kepada pulauku
04
Kaki yang ada ini
Telah Engkau restui
Untuk terus melangkah
Untuk ciptakan sejarah
Hingga tangan pun
Ikut berperan
Mencari dan terus mencari
Di berbagai lini kota pertiwi ini
05
Tatangan selalu tiba
Godaan selalu berkata
Bahwa...
Tak mudah menjadi perantau
Maka...
Rasa malu untuk mencari
Sebagian kutinggalkan
Di persimpangan kiri jalan
Karena persimpanganlah
Membuatku gunda
Membuatku tak tau arah
Untuk memilih bagin yang mana
06
Arah langkah selalu dipandu
Oleh amanah yang sakral
Dari petuah
Dan slogan Pulau Pembunuh
Adalah petuah yang tak mati
Dimakan hari
Digilas waktu
Digoda rayu
Hingga sampai sekarang
Hati dan cahaya tetap terang
Melanjutkan amanah itu
Melantunkan dengan kata mendayu
07
Setidaknya...
Kaulah asal-mula
Semua aksara bernyawa
Hingha terus tersenyum menyapa
Kau sapa aku
Dengan mimpi
Kau ingatkan aku
Dengan petunjuk
Maka...
Tetaplah menuntun diri ini
Biar aku tak lekas pergi
Dari keabadian sejarah ini
08
Aku yang terhempas
Aku yang diperas
Dengan segala curiga
Dengan segala goda
Namun pandanganku
Tetap ke arah itu
Tetap ke titik itu
Untuk segera kujutu
Maka...
Tak lagi mempan
Dengan segala rayuan
Hanya untuk mematikan langkah
09
Langkah ini
Berteman keberanian
Bukan ketakutan
Bukan hanya sekedar mimpi
Tapi...
Ia adalah jalan maju
Menuju sebuah uji
Yang harus dilewati
Maka...
Tak ada kata tidak
Untuk terus mengelak
Pada setiap asa dan rasa
10
Tegurlah aku bila salah
Mimbinglah aku bila keliru
Karena aku adalah pemula
Dari sederet luka dan bara
Maka...
Bara keberaniamu
Akan menjadi api
Yang tak pernah padam
Biar di tanah perantaun
Biar kedaan selalu menekan
Tapi...
Aku selalu mencari solusi
11
Ada sebuah jeda
Ketika memasuki tanya
Dengan segala gerogi
Yang tak mau pergi
Padahal...
Kita baru memulai
Pada sebuah titik nadi
Yang terus menyapa lagi
Ialah nadi dari tanya
Tentang sebuah jeda bernada
Dari awal sebuah permulaan
Tentang sebuah cerita
12
Aku akan tetap menulis
Baik yang tragis
Mengorek hati
Menabur benci
Karena aku tak ingin
Kata-kata hanya jadi kenangan
Meninggalkan cerita
Tanpa ada keabadian
Sebab...
Keabadian kata-kata
Merupakan jalan cerita
Untuk menambah sejarah mujarab
13
Pintu rumahku diketuk
Dengan segala tanya yang pelik
Tentang sebuah jeda
Tentang sebuah lara
Tapi...
Segala tanya
Menjadi misteri menuai kegilaan
Yang tak dibantahkan lagi
Karena kitalah sang pemula
Yang terus memulai
Tanpa ada yang dilewati
Dan harus pergi begitu saja
14
Rautmu tetap tertutup
Dengan sebuah buku
Dengan sebuah naskah kaku
Hanya jadikan semua abu-abu
Bukankah kita sedang memulai?
Apakah kau mengujiku?
Sekiranya...
Daratan Sulawesi menjadi temu
Aku tak ingin sebuah permulaan
Dengan janji pertemuan
Dengan kata pengharapan
Yang semakin menawan hati
15
Hatiku tertawan
Tapi...
Aku tak mampu kau goda
Pada sebaris kata-kata
Makanya...
Aku ingin menjadi nyawa
Aku ingin menjadi kata
Yang terus memulai tanpa ada henti
Apakah semua terlalu cepat?
Apakah ini bukan permulaan menjerat?
Yang selalu menguji tanya
Tentang apa dan mengapa
16
Terima kasih untukmu
Yang telah hadir
Yang telah jujur
Walau masih malu-malu
Sekiranya...
Kita memasang kata
Dengan segala cara
Dengan segala rayu
Tetaplah hadir dalam mimpiku
Karena aku ingin mengingat
Tanpa harus menjerat
Pada surga dan kerinduanku
17
Mari sama-sama
Kita memulai
Kita menari dan bernyanyi
Dengan sebait puisi
Biar di bait kedua
Jumlah ke tujuh belas
Mampu mewakili semangat juang
Tentang awal kelahiran merdeka
Apakah dirimu sudah merdeka?
Jika belum dan masih buram
Maka...
Kejarlah dengan semangat mengasa
18
Semakin mencoba
Aku mulai tergoda masuk
Aku mulai terusik
Untuk terus berkata
Kalau aku akan melengkapi
Dengan segala kata
Dengan segala bahasa
Dari penggalan permulaan
Biar suatu hari
Kita akan bertemu
Di bawah langit biru
Bertabur indanya pelangi
19
Saat ini...
aku belum mengerti
Seperti kebanyakan orang
Yang selalu berjuang
Iya...
Mereka berjuang atas nama komitmen
Mereka berjuang atas nama kolektif
Namun aku ingin juangkan mimpi kita
Karena semuanya sudah dibahas
Semuanya sudah dilewatkan
Tinggal satu yang menjadi haus
Yaitu dahaga guratan penamu
20
Hati ini
Semakin ditagi
Untuk tetap berbagi
Untuk tetap terbuka
Iya...
Aku akan selalu terbuka
Aku akan menjadi warna
Setiap tantatap tanyamu
Karena kitalah segala tanya
Yang harus dijawab
Yang harus dicari sebab
Tanpa ada lagi prasangka
Makassar, 21119 | Djik22
21
Sebagai pemula
Kita harus berani terbuka
Menyanyampaikan kebenaran
Menggemakan keadilan
Karena kitalah kaum muda
Kita tak bisa dibonekai
Kita tak bisa dibeli
Oleh sepecer rupiah tanpa kata
Maka...
Marilah bersatu dan jangan takut
Karena kita semakin dijepit
Dengan segala keadaan yang ada
22
Jika suara kita terus dibungkam
Dengan segala alasan yang kelam
Maka...
Teruslah maju tanpa ragu
Jangan takut
Jangan ragu
Pada dunia yang mulai mendayu
Dengan cara melabui dan menipu
Maka...
Kita harus peka
Kita harus objektif
Biar kita tak dituduh provokatif
23
Tangan yang kau beri ini
Terus menari
Tanpa ada dendam
Tanpa ada dengki
Baik sesama manusia
Yang bermuara pada semesta
Yang terhempas pada udara
Yang tegoda oleh suara
Karena tak ada cara yang mempan
Untuk sekedar menggoda
Lalu...
Mematikan setiap lilitan kata
24
Aku mulai menulis lagi
Dari kisah yang pernah ada
Dari cerita yang sempat terhenti
Pada setiap perjalanan manusia
Semua yang kutilis
Bukan hanya masa lalu
Bukan hanya soal rindu
Atau pun perihal yang sadis
Namun kuramu semua
Jadi alkisah yang menarik
Tanpa menolak kritik
Dan menerima setiap saran berkata
25
Kita meyatukan niat
Untuk tatap merawat
Setiap apa yang dilakukan
Setiap apa yang diimpikan
Maka...
Mari sini wahai dirimu yang mulia
Dengar dan pegang tanganku
Untuk kita berjalan bersama
Biar semua yang kita niatkan
Mampu kita raih dengan kebersamaan
Tanpa harus menaruh Dendam
Tanpa harus merawar benci menekan
26
Hujan yang turun
Menemani segala tekanan
Sulit mencari jalan keluar
Pada setiap yang berakar
Maka...
Akar itu tetap kurawat
Biar suatu ketika
Akan tumbuh jadi pohon yang subur
Ialah pohon penyejuk jiwa
Ialah daun pengungkap kata
Ialah tempat bermuara inspirasi
Hingga tak hilang segala imaji
27
Malam itu
Kita memandang lugu
Pada sebuah permulaan
Di jalan setapak persimpangan jalan
Kau datang dengan motor putih
Kau tiba dengan hati bersih
Bahwa kita yang muda
Harus tetap berkarya
Maka..
Persinggahan itu
Yang kami tunggu-tunggu
Sebagai anak muda pengagum sastra
28
Kau ajarkan aku
Tentang cara menghargai
Tentang cara merayu
Tentang cara menyayangi
Tapi...
Kau langgar sendiri
Pada saat aku mulai terbuka
Dengan segala yang kudapat
Kenapa kau ajari aku?
Jika kini kau tak lagi rindu
Untuk sama-sama memulai
Dari awal kehidupan kampus
29
Kita dibesarkan oleh semesta
Dengan segala timangan rasa
Dengan segala kemauan baja
Membuat kita terus bertahan
Kenapa kita harus bertahan?
Kalau memang tak ada lagi kata
Tak ada lagi bahasa
Untuk menjelaskan segala permulaan
Padahal...
Aku sudah memulai
Dengan segala semangat berapi
Hingga bara ada tanpa perantara
30
Oh...
Alam raya
Tempatku sekolah
Dengan sebaris pena berwarna
Kau jadikan aku tetap berlian
Serta terus bertahan
Tanpa harus mati muda
Dengan segala terbuang terhempas
Maka...
Aku harus mensyukuri
Bersekolah tanpa ijazah asli
Karena alam raya jadi sang guru setia
Makassar, 22119 | Djik22
31
Melihat yang lain sudah mulai
Kita ingin bergegas rapi
Tanpa harus jadi peniru
Tanpa harus jadi penunggu
Tapi...
Kita mengangumi
Mereka yang sebagai satu kekuatan
Sebagai bentuk sehatnya perasaingan
Maka...
Mari kita ciptakan ruang kita
Biar tak sama dengan mereka
Biar tak menjadi penjiplak mereka
32
Bangsa lain
Sudah bicara banyak kemajuan
Tapi...
Bangsa kami sibuk dengam pertentangan
Yang mereka tentang
Adalah soal sepele
Yang mereka debatkan
Adalah soal bahaya laten
Maka...
Kita jangan meniru yang sepele
Biar bisa bersaing dengan bangsa lain
Tanpa menjadi bangsa pendikte
33
Kita selalu tersenyum
Untuk saling memotivasi
Untuk saling menguatkan diri
Biar kita tak tampak kelam
Sebab kekelaman berubah
Bila kita membuat suatu sejarah
Walau dari sebuah awalan
Biar dari deretan permulaan
Siapa tahu
Kedepan kita lebih giat lagi
Melahirkan sejarah-sejarah baru
Yang tak putus ke generasi berikut
34
Jadilah penjahat kata
Jadilah penjahat puisi
Yang selalu mencabik-cabik
Yang selalu merobek hati
Biar mata dunia pun tahu
Kalau kata-kata
Mampu jadi peluru
Bertahan jadi sejarah
Maka...
Kita meminta
Kita berharap restunya semesta
Kelak segala kata jadi sejarah berkala
35
Mulut kami diciumi janji
Bibir kami dirapatkan kendali
Dengan segala perkosa
Dari tuan penguasa
Belum lagi...
Badan kami digauli
Dengan para turis mancanegara
Dengan para pembeli dari negeri sana
Oh...
Badan kami
Jadi basah air mata
Karena diperkosa dengan janji
36
Jangan kau rayu aku terlalu pagi
Jika tak mampu bertahan
Jangan kau teruskan lagi
Kalau dirimu keberatan
Karena aku tak ingin pagiku
Hanya ditipu rayu
Digoda oleh kata
Tak bisa dibuka bahasa
Maka...
Buatlah dirimu biasa saja
Biar kita tetap membuat rasa
Tanpa harus memaksa
37
Kita baru memulai
Tapi...
Aku minta pergi
Tanpa menepi lagi
Maka...
Jangan ada air mata
Untuk mengenangku
Untuk menahanku
Karena pergiku takan kembali
Biar kau minta dengan harap
Biar kau rayu sampai lelap
Aku akan tetap pergi
38
Kau ucapkan
Seribu rindu menderu
Tak hanya tentang rayu
Namun ada makna perhatian
Maka...
Kuucapkan kata
Sebagai bentuk terima kasih
Biar tetap jadi sejarah
Hingga kerinduan
Dibalut perhatian
Dipoles rayu
Berkali-kali bahasa mendayu
Makassar, 27119 | Djik22
39
Dari awal kita begitu akrab
Dari ragam segala sebab
Membuat kita terus bersama
Membuat kita terus membagi rasa
Ialah rasa dari sebuah permulaan
Yang menghendaki kita tak harus lari
Yang tak mengizinkan kita untuk pergi
Untuk saling melupakan
Karena di permulaan kita sudah sepakat
Bahwa kita terus memikat dan diikat
Oleh sebuah tali rasa berlabel cinta
Oleh sebuah ikatan bertinta saudara
40
Mulanya kau dengungkan kebenaran
Mulanya kau lantunkan keadilan
Tapi...
Kenapa kau tampak jadi penipu?
Yang suka mengobral kata
Yang suka menaburi janji
Dengan segala tawar yang tak ada usai
Dengan penyakit yang muncul muka dua
Ah...
Kau itu hanya mencari sejarah
Tanpa menanam sejarah secara benar
Kemudian kedepankan diri sebagai tokoh
Makassar, 29119 | Djik22
41
Kutatap keindahan bola matamu
Aku temukan kedalaman cahaya
Yang tak ditekan oleh masa lalu
Yang tak disakiti dengan sengaja
Maka...
Tatapanku terus terasa
Sampai...
Kulihat banyak makna dibalik cahaya itu
Hingga kuputuskan untuk bertahan
Duduk lebih dekat lagi
Dan ingin merangkul lagi
Dengan segala kehangatan tak bertepi
42
Di bawah gubuk tua
Kita bertemu dan bercerita
Sambil kusodori sebuah hadiah
Sebagai kado yang akan jadi sejarah
Biar kelak kau tetap ingat
Kalau kita pernah saling memikat
Di antara gelombang rasa
Di antara sejarah kisah cinta
Maka...
Tetaplah kenang dari segala kebaikan
Jangan kau sekali-kali melupakan
Karena aku tak ingin semua jadi sia-sia
43
Ada sebuah awalan
Yang mengantarkan kita
Yang memberi pandangan menawan
Di bawah tiang bendera pusaka
Iya...
Tiang itulah menjadi saksi
Sampai...
Dengan hari ini
Apakah kau masih ingat?
Kita pernah bersama
Disaksikan oleh bendera pusaka
Yang membawa kita terbang ke langit
44
Kita pernah merasakan duka
Kita pernah melewati bencana
Yang tak membuat kita harus lari
Yang tak membuat kita sombongkan diri
Karena kita dipertemukan oleh semesta
Sebagai pasang juang terus bersama
Hingga maut menjemput
Dan meninggalkan dari segala yang pahit
Maka...
Pupuklah segala kebaikan berkala
Biar menjadi bekal di kemudian hari
Sebagai suatu pristiwa berantai
45
Ingatkan aku yang lupa ini
Tegurlah aku kalau sering salah
Pintaku padamu jangan bersedih
Dari segala nasihat baikmu
Karena aku lemah jika tanpamu
Karena aku selalu merasa kosong
Saat kau tak berada di sampingku
Walau hanya satu hari berselang
Maka...
Teruslah bersama
Jangan saling melepaskan diri
Dan jangan saling melupakan
46
Aku ada karena timanganmu
Aku bertahan karena doronganmu
Maka...
Tetaplah menjadi sumber kekuatan
Biar aku terus bersamamu
Biar aku terus menghargai waktu
Kalau proses mendapatkanmu
Adalah tak mudah hanya menunggu
Maka...
Jangan membuat aku terus menunggu
Karena aku belum siap menunggu
Untuk mencari yang baru dengan rasa
47
Ingatanku masih kuat
Dalam tantangan zaman
Menghadapi segala kesombongan
Yang tiada usai sampai hari ini dirajut
Saat itu...
Kau datang tanpa pergi
Bertahan di satu hati dan nadi
Tanpa kedepankan kesombongan
Karena aku tahu kau pun tahu
Kalau kita sejak awal
Tanpa merasa diri lebih kebal
Di antara label cinta yang bermuara
48
Jangan kau janjikan pertemuan
Biar aku tak terus-terus menunggu
Tanpa kau datang menyapa dan bertanya
Untuk apa aku tetap bertahan
Biarkan waktu mencatat dengan cinta
Biarkan langit bercahaya dengan rasa
Menyaksikan aku yang menunggu
Tanpa seorang pun yang mengganggu
Hingga malam mulai dekat untuk bersua
Kau pun tak tiba
Maka...
Penungguanku hanya sia-sia belaka
49
Pertemuan pertama itu
Tak bisa kulupa
Tak bisa kubiarkan pergi begitu saja
Tanpa harus kususun deretan aksara
Maka...
Izinkan aku mengukir namamu
Dalam catatan berkala
Dari indahnya cerita pertemuan pertama
Biar kelak kujadikan pusaka
Biar kelak tetap menjadi cerita
Bahwa di tanah yang pernah kau pijaki
Adalah sebuah deru tanpa air mata
50
Saat malam mulai menyapa
Kau datang dengan senyum yang kaya
Lalu...
Kau hujani aku dengan segala rayu
Seolah-olah
Rayuanmu itu paling berkesan
Tanpa ada kebohongan
Yang nanti akan tetap jadi sejarah
Maka...
Terus hujani aku dengan rayu
Biar aku tak segera pindah
Dari pertemuan yang bersejarah itu
Komentar