Taburan kopi pahitku
Lama tak kusuguhkan
Di pelataran taman layu
Yang sedang dinanti-nanti
Hingga lama meluap aroma
Memikat yang jauh di batas rindu
Masihkah rindu memanggil pulang?
Atau kutanam batas menahan diri?
Bila rindu adalah obat bertemu
Maka...
Izinkanlah aku menambah waktu
Biar pertemuan kubuat tak mendadak
Seperti penungguanmu di dermaga
Yang kau beri dengan nama
Negeri dua puluh dua
Bagaimana gelombang lautmu?
Apakah masih bertahan?
Atau sudah sedikit meredah
Saat turun hujan di negeri Pancasila
Napasmu adalah tangisan perempuan
Yang kau lantunkan dalam ketuban
Tanpa celah menerobos bakteri
Cacati sesama apalagi musuh
Pintamu tak meninggi berbaris bukit
Mengalahkan deretan sederhana fana
Dalam dunia roman dan babak lunak
Berkain sutera para pewaris tangga
Kapan tangisan berhenti?
Seperti membaca sajak lirihku
Membuat bulu kuduk berdiri
Lalu...
Tak sadar air mata meleleh
Di malam Jumat tahun genap
Bila akulah rindu jembatan penantian
Maka...
Kaulah jelmaan roh suci
Berdiri menunggu kepulangan
Dengan waktu tak pasti
Makassar
Jumat, 25 Mei 2018
By: Djik22
Komentar