Jiwa membara dalam kelam
Saat bahagia berpihak retak
Pada keputusan yang buram
Samar-samar mulai mengelak
Dengarlah tuan bertahta
Yang sedang di istana megah
Berlibat tangan gembira ria
Di atas penderitaan tangis sedih
Tuan mulai belajar memakai dasi
Disemprotkan harum bau parfum
Waktu lalu sempat kau gengsi
Seolah mendukung malam
Tanpa ada cahaya
Yang ditangisi
Nestapa
Rumahmu jadi gelap tuan
Semua kekayaan kau jual
Dengan bergaung pilihan
Tanpa harga yang mahal
Ingin semua meluap
Tumpahkan resah berdesah
Atas mainan berganti wajah
Tanpa mata berkedip
Tuan dan kolega mulai lupa
Saat ibu nusa dihadang badai
Kalau ayah pertiwi berduka
Akibat ulah zaman bergengsi
Budaya kebenaran sempat berkoar
Menggelegar seantero jagat
Terdengar membakar
Dalam tali berikat
Hanya seketika
Kian hilang
Di dilema
Panjang
Kalau pilitik adalah pilihan
Maka...
Jangan tuan wariskan sengsara
Untuk cerita anak pulau nisan
Berhias ragam mahkota
Yang tak terpakai
Hanya sebatas...
Simbol belaka
Beralas
Kata
Jangan kau ajarkan kami tuan
Tentang bagaimana gugur
Di tanah kelahiran
Yang menghajar
Batin alam
Apalagi...
Cahaya di istana
Mulai padam lagi
Dalam laju suara
Menuju tahun gengsi
Makassar
Selasa, 29 Mei 2018
By: Djik22
Komentar