Sumber foto: Helena Ose Tokan Saat mana pun; di kondisi apa pun. Aku selalu memejam mata sesaat, lalu meminta restu pada semesta. Tentang sebuah garis jalan mengiringi arah yang sedang memanggil. Tapi, panggilan itu terkadang samar-samar. Kemudian menghilang perlahan sampai terbawa angin. Kemanakah suara-suara itu? Apakah suaramu masih direstui semesta untuk aku mendengar kembali? Sayangnya, waktu tak bisa diputar kembali. Aku sadar pada kebisuan malam saat menyendiri di tanah nan jauh tempat pengasingan. Tempat yang menawarkan sejuta harapan dan mimpi. Tapi, aku tak lupa pada budaya tanah lahirku. Karena diri ini, dibesarkan oleh ibu yang bernama Adonara; dibesarkan oleh ayah yang bernama kata-kata lembut berbudaya. Ibu, aku membacamu lewat aksara-aksara indah disulam sejuta makna. Aku terharu kala kurenungi setiap yang kubaca. Seolah-olah, cintamu tertuang pada deretan makna aksara yang ditulis pada dinding-dinding kasih sayang. Namun, dinding-dinding kasih sayang sel
Teruslah Belajar! Terus membaca dan setia menulis.