Sepertiga malam. Kau dan aku terlalu berlebihan. Aku memilih lebih dekat denganmu yang kurang peka. Sedangkan kau lebih menjaga jarak itu. Perkiraannya terlalu dini menyapa dengan batasan senior-junior.
Rupanya, tanda garis ruang dan waktu hanya batas membuat penjara. Kemudian kau dan aku terlalut menjaga batasan. Lagi-lagi, masih pada batasan senior-junior. Kau ucap padaku.
"Senior tak pernah salah" Sambil berikan senyummu di malam semakin larut. Sayangnya, aku tak mengilhami patokan itu. Antara pasal satu dan pasal dua. Dimana pasal satu bicara "Senior tak pernah salah". Sedangkan bunyi pasal dua "Jika senior salah, maka kembali ke pasal satu."
Kau dan aku menginginkan keadilan. Paling tidak, kau dan aku harus adil sejak dalam pola pikir. Sampai perbuatan pun sesuai dengan kesetaraan itu. Terus pertanyaan harus dijawab. Dimana sebenarnya kita dudukan hal untuk bicara keadilan? Kalau kau masih menjaga diri, tapi aku sudah membuka ruang?
Oh...!!! Junior larut malam. Dengarlah dengan bijak, pikirkanlah dengan matang. Bahasanya, kau dan aku harus menjadi KITA. Biar ego bendera pribadimu menyatu dalam bendera objektifku. Kemudian jalan berpegang tangan meneriakan dengan lantang tentang KEADILAN.
Maka, janganlah kau takut wahai junior seperempat malam. Gunakanlah begadangmu dengan ilmu; habiskanlah sisa nafasmu dengan belajar. Biar kau dan aku tak buta memandang, tentang sengsara yang tiada akhir. Ketika suatu, kau dan aku akan sadar. Bahwa pasal satu dan pasal dua, dibuat hanya untuk menakut-nakuti. Dan lebih parah lagi, kedua pasal itu digunakan dengan sombong oleh golongan kami yang kau juluki SENIOR.
#MajukiJunior
#JanganDewakanSenior
#YangBerdiriPadaPasal1DanPasal2
Makassar
Selasa, 20 November 2018
By: Djik22
Komentar