Langsung ke konten utama

BULAN BAHAGIA (286)

#Part 01

Gelombang besar telah membawa arus di babak baru. Yang bertepatan dengan rintihan tangis tanah lahir; ibu pertiwi yang terpesona hamparan indahnya alam. Tapi hanya dari beberapa orang yang menikmati. Entah keuntungan atau kesenangan dalam dunia untung rugi. Lalu sampai kapan peristiwa  kegilaan melanggar kemanusian? Kapan pelanggaran Hak Asasi Manusia dihentikan?

Tepat bulan bahagia, yang tak ditemukan harapan penuh membalas kegagalan masa silam. Rasanya aku ingin menghindar dari segala kenangan buruk yang melanda. Biarkan sang penyinggah hati yang mengingat bertahun, tapi aku memilih tak ingat apa-apa. Karena akan mengganggu pola pikirku yang terjebak pada perasaan dan kenangan terpahit.
Biarkan damai jadi rahasia membuat hati tersenyum sambil kugandeng banyak kawan dan kenalan baru.

Kali pertama hitungan matematis, aku terharu sedikit bangga. Saat kutatap bayangan sesok misteri datang sampai lima kali. Saat itu dia berkata "Angka ganjil adalah angka sial. Ketika kau dilahirkan di taggal genap, bulan genap, dan tahun ganjil. Maka antara kesialan  dan kebaikan agak sedikit berimbang". Rupanya ia mampu menebak keadaan diriku, kondisi rahasiaku, dan sesuatu yang tak pantas kuceritai.

Tapi kenapa dia begitu menyerangku lewat pertanyaan? Seolah banyak kecocokan; banyak kesamaan dalam rentetan pristiwa. Seolah aku dan dia dipertemukan dalam cerita novel dan bait-bait puisi. Karena apa yang kubaca; apa yang kueja; apa yang kuingat. Semua jadi pengulangan saat kami duduk di kantor wakil rakyat. Rupanya aku terjebak pada pertanyaan. Kalau pelan-pelan dia melakukan observasi untuk dituliskan kisah perjalanan hidupku. Walau dia bukan orang yang pertama menuliskan kisahku, tapi malah bertanya kepadaku "Akhir kisahnya mau dibuatkan sedih atau bahagia?"

Banyak pertanyaan yang tak dapat kuhitung satu persatu. Dimulai dari mana dan berakhir dipertanyaan apa. Seolah kurasai sepenggal cerita mengajakku menempuh jalur politik sebagai cita-cita muliaku. Tapi aku takut kalau terlalu dini masuk dalam ranah sistem yang mengikat. Sehingga kekokohan idealismeku akan luntur termakan arus kepentingan yang melupakan kesengsaraan.

Tapi satu komitmen yang kami bangun adalah tentang cinta. Dia pun membatasi dirinya untuk tidak menyimpan unsur kepentingan subjektif dalam merajut tali. Sebab keputusanku sudah bulat sebagai tekad, kalau kebanyakan lelaki menggunakan kata-kata bijak; kata-kata manis; serta seribu macam bahasa penenang untuk masuk ke alur nalar kehausan mereka.

Sekali ikrar tetap ikrar. Apalagi bicara soal masa depan yang telah kutanamkan dalam hati menuju usia yang ke tiga puluh lima tahun untuk meraih masa gemilang. Karena masa mudaku banyak kegagalan yang menimpah. Tapi aku tak patah arang menjalani hidup yang penuh dengan liku. Gersangnya hidup membuatku banyak habiskan waktu di tempat alam terbuka demi mencari ketenangan.

Adalah kecocokan; adalah mimpi; adalah hidup harus dijalani dengan lapang dada. Karena mata terangku, telinga sadarku, dan perasaan sabar kutimbang dengan segala matang-matang untuk memutuskan. Apalagi keputusuan pada lelaki, maka dengan tegas kukatakan "Kalau tak ada lagi kepercayaanku kepada lelaki. aku hanya ingin mengejar mimpiku dalam ranah politik. Tapi politik yang memberi dampak menuju masyarakat adil dan makmur".



Makassar
Rabu, 25 April 2018
By: Djik22

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh