Heningan yang terakhir,
Membawamu jatuh tergeletak,
Tanpa seorang pun tahu posisimu,
Dalam pusaran remang-remang bisu.
Satu sisi kau begitu bahagia kemilau,
Dalam waktu singkat jika diingat,
Sampai tak bisa terlupakan,
Oleh aku yang terbuang.
Tapi kenapa begitu cepat?
Sebelum kundang untuk hadir,
Biar kusiapkan segala daya upaya,
Berikan terang dalam dekapan mata.
Sisi yang lain banyak memberi kaget,
Kepalsuan tulus dan ikrar sampah,
Yang selalu kau dengung pelan,
Seketika ada pertemuan.
Kau meminta padaku,
Kembalikanlah,
Pada semula.
Makassar
Jumat, 20 April 2018
By: Djik22
Komentar