Segala tentang rindu berkedip-kedip,
Seumpama mata tersengat beling,
Tak bisa lagi kututup ragamu,
Di hadapanku tersenyum,
Memegangi jemari,
Begitu menawan,
Tak lama lagi,
Kau bosan,
Berdalil,
Penuh,
Rapuh.
Jagalah,
Wahai manisku,
Kelak pahamanmu kuat,
Kalau kau dan aku mengakui,
Tak berkeinginan berpisah di jalan,
Yang biasa sebagai hindaran berpijak,
Sebab tanda-tanda bahaya mematikan tawa.
Ketika waktu tiba tak bisa diberi tawaran,
Maka aku pun berserah pada sang pemilik sejati,
Kelak dirimu menemukan ragam pendamping setia.
Makassar
Selasa, 24 April 2018
By: Djik22
Komentar