Jebakan pertanyaan membuat marah,
Dari ragam observasi berlantun rasa,
Yang tak henti menyayat-nyayat,
Kisah yang harus dibuka jujur,
Sampai paksakan diriku ini,
Membuka yang tertutup,
Hingga terus terang,
Tak ada subuah,
Kesepakatan,
Kepastian,
Memikat,
Teduh.
Sedih,
Menatap,
Raut mulus,
Sertai senyum,
Tampak memutih,
Dengan malu-malu,
Tanpa kata berbalas,
Merespon segala jenaka.
Dipoles dalam kalimat rasa,
Larutkan dirimu tak terjawab.
Kenapa melarang untuk menulis?
Bukankah istana megah jadi tujuan?
Tempat kedamain dari dua hati
Yang pernah bertemu gembira,
Saat kuketuk palu di acara,
Pembukaan mengusik isi,
Tertera catatan kisah,
Berlabu tanpa diam.
Makassar
Munggu, 29 April 2018
By: Djik
Komentar