Adalah kau mengajar tentang sakit; biar aku tahu cara mengobati.
Adalah kau sejarah yang mengantarku lubang dalam cahaya ilmu. Adalah kau yang buta;
membuat mataku terang. Adalah kau benci yang kau poleskan biar aku tahu cara merindu.
Garis hitam bentangi lorong menuju hati. Berkaca mata pikiran
tak pernah sepakat atas ucapanmu bila bohong. Tapi aneh, kenapa kau dan aku bertahan
sampai sejauh ini? Aku suka, ketika banyak bahasa chatt-ku tak pernah kau balas; berarti kau menghabiskan banyak waktu
belajar membaca. Akhiri hari-harimu dengan bersama alam semesta. Banyak tokoh dunia
yang telah kau diskusikan sambil meminum hangatnya kopi.
Aku bersyukur, Tuhan menciptakanmu saat sedang senyum.
Sehingga banyak orang yang menggodamu; merayu karena paras cantikmu. Tapi aku memilih
untuk tak mengagumi wajah binarmu. Karena wajah akan tua dan bergaris. Aku memilih
otakmu, karena isi kepala tak akan lekang oleh waktu. Hanya ilmu yang bisa kau wariskan
kepada biologis hasil cipta kau dan aku.
Biar dia tau banyak (hasil biologis) tentang rupa; tentang
pentingnnya hidup berdamping mendukung. Karena kau dan aku adalah gitar dan tali
senar, maka aku ingin memainkan peran bagai gitaris dank kau jadi vokalis yang meneriakan
kebajikan.
--- ¤ ¤ ¤ ---
Berdamping mendukung adalah harmonis.
Sebab Pencipta menggabungkan dari perbedaan.
Tetaplah saling berdamping menasihati.
--- ¤ ¤ ¤ ---
Makassar
Kamis, 15 Februari 2018
By: Djik22
Komentar