Masa silam
Sobekan-sobekan kertas
Aku tempelkan umurku
Lunturkan malas berarus
Napas panjang berjuang
Habiskan lembar demi lembar
Yang telah kupinjam
Dengan dua puluh dua nyawa
Nyawa yang selalu menambah
Umur yang ditentukan kertas
Detak jantung digantung
Di ujung pena warna-warni
Sekarang tibalah...
Buku pemberian merah tua
Tebal lembar yang kosong
Bergaris putih terjepit
Maka catatan terus berlanjut
Kau harus kunamai
Tak kala aku mati
Gugur dimakan rayap
Setidaknya kau yang menjawab
Kuberi namamu yang indah
Sesuai urutan waktu
Yang ke delapan puluh
Di ujung badan kugariskan panah
Iklaskah kau diapit sahabat?
Relakah kau jadi lembar baru?
Makassar
Minggu, 11 Februari 2018
By: Djik22
Komentar