Tengah malam perbincangan panjang. Obrolan yang selalu aku rindukan, dalam dunia duka, dalam dunia tawa, dan dunia yang tak pernah terlihat. Hangatnya malam menambah khas transformasi kesan. Seolah malaikat turut bergabung temani perbincangan yang berujung selisih.
Perselisihan seperti kabel-kabel di komputerku. Terkena percikan air; barang yang telah aku jadikan sahabat setia jadi rusak. Kabel-kabel itu koslet membuat api menyala. Aku menyesal atas perbuatan sial yang aku lakukan. Lalu kau datang.
"Jangan sesali"
Aku termurung sedih, aku gundah, aku tak berdaya. Kenangan manis, tersimpan kisah sedih hilang begitu cepat. Aku takut, kalau nasibmu sama seperti komputer. Kalau saat baik; banyak lagu aku putar, banyak bacaan aku eja, banyak imajinasi yang lahir. Bagaimana memperbaiki? Bila sudah terbakar hangus? Yang tersisa hanya bekas bakaran menyala kecil.
Di samping bekas kebakaran, aku melihat kau duduk tanpa kata-kata. Kudekati, lalu berkata "Kenapa diam gelisah?" Kau pun tanpa memberi satu jawaban dari pertanyaanku.
Lama menunggu perputaran waktu, menanti apa lagi yang kau katakan. Tiba-tiba bibirmu gemetar "Kenapa barang yang terbakar lebih kau sayangi? Terus dimana aku ditempatkan? Bukankah aku juga bagian dari cerita yang telah banyak kau tulis?".
"Mari kita cerita dengan kepala dingin"
Pegangan prinsipmu, tak mau mendengar siapa pun; termasuk aku. Karena ketika emosi berkuasa, maka dukun juga akan takut. Apalagi aku yang banyak memiliki sisi kekurangan. Kekuranganku adalah kelebihanmu, kebaikanmu adalah guruku, kegelisahanmu adalah gundaku. Maka kita berdua sama-sama menikmati prosesnya.
Perselisihanya, ketika kau berkata "aku egois, aku pembangkang, aku tak lagi seperti dulu" Kau pun pergi meninggalkanku. Aku harus rela dua kehilangan, pertama adalah kau; kedua adalah komputerku yang terbakar. Kau tak lagi dengar bujukan; komputerku tak bisa lagi dibangkitkan. Tapi aku tak habis cara menenangkanmu.
--- ¤ ¤ ¤ ---
Perselisihan menjurus menghapus jejak.
Bayangan kebaikan terus berbisik.
Berkata jangan menyerah bila berbuat baik.
--- ¤ ¤ ¤ ---
Makassar
Selasa, 6 Februari 2018
By: Djik22
Komentar