“Dari rakyat,
oleh rakyat, untuk rakyat”. Demokrasi yang didengungkan oleh Abraham Lincoln
mantan Presiden Amerika serikat ke-6 (1861-1865).
Kenyataan hari ini, penerapan demokrasi sejati mulai
tak terdengar lagi. Apalagi mengharapkan demokrasi secara pelaksanaan. Padahal
semua keputusan apapun, harus bicarakan secara musyawarah mufakat. Tetapi semua mulai bergeser kepada
pengambilan keputusan bersifat sepihak. Kalau seperti ini terus, maka sistem
yang dianut akan menjadi sistem kebapaan. Bagaiman tidak? Bicara domokrasi
terus dikebiri. Pelaksanaan demokrasi lebih diutmakan golongan kelas atas. Lalu
rakyat yang hidup di negeri ini sebagi apa? Atau kepentingan rakyat harus terus
ditunggangi dengan dongeng atas nama rakyat?
Aneh bin ajaib, kalau memang pelaksanaan demokrasi
sudah seperti ‘panggang yang jauh dari
api: maka demokrasi hanya sebatas ilusi’. Rakyat digunakan sebagai alat;
digunakan sebagai budak di negeri sendiri. Terus kemana lagi jati diri bangsa
ini?
Makassar
Minggu, 11 Februari 2018
By: Djik22
Komentar