Pertikaian yang kusengaja,
kau respon dengan emosi,
pada kutukan yang sama,
pada kemarahan tak terkontrol.
Berkali-kali,
sengaja kuganggu,
tapi, aku terperosot dilupakan,
akulah biang yang ditampar dihujat.
Bukankah sudah kau tahu?
kalau aku tak suka main-main,
apalagi kesepakatan dikhianati,
sampai kau meminta putus.
Ini bukan pertama,
tapi ini terlalu keseringan,
hingga kebosanan jadi,
penguasa sementara waktu terlelap.
Kaulah tali yang rapuh,
akulah penguat simpul terikat,
sang waktulah saksi sejati mengintip,
seolah hendak berkata damailah.
Makassar
Selasa, 13 Maret 2018
By: Djik22
Komentar