Rindu berhembus,
seperti angin mengeringkan basah,
beri kabar pada sosok penyempurna,
yang dilawan dengan kesan bergejolak.
Terpaksa akan jadi biasa,
ketika diulang dan diulang lagi,
sampai batas mampu mecoba kesabaran,
walau dengan sengaja mengorek benci.
Benci,
adalah alasan,
ketika hati diserang bertubi-tubi,
itupun belum sepenuhnya luka.
Sebab luka,
akan sembuh diobati,
digariskan dengan candaan nurani,
menggenggam usaha pantang mundur.
Kerinduan terkesan terpaksa,
yang tak melibatkan curiga,
yang tak memengaruhi keajaiban,
hanya percaya pada kedalaman hati.
Makassar
Selasa, 13 Maret 2018
By: Djik22
Komentar