Langsung ke konten utama

Proyek Perubahan Bersama (211)


Lantunan lagu dan semarak euforia didengung lantang. Seolah hari-hari adalah dihabiskan untuk berjuang; seperti setiap menit dan detik dihitung dengan ritme starategi taktik. Pemahaman menghitung pola yang matang menunjukan, kalau sebuah perubahan tak bisa diraih dengan 'semudah mengembalikan telapak tangan'. Belum lagi banyak yang mengejek. Lalu masihkah ejekan dipandang perlu untuk menurukan semangat? Kenapa ada yang mengejek kalau bicara soal perubahan besar yang maha dahsyat?

Seharusnya ejekan adalah harum bunga yang mewangi; menawari seuntai ketidaksukaan. Tapi inilah masalah kecil untuk ditelaah lebih jauh lagi. Biar 'si tukang ejek' mampu disadarkan dalam barisan massa yang berjuang. Jangan-jangan pemahaman yang keliru dan ditambah dengan minimnya bahan bacaan untuk mengartikan dunia yang penuh dengan mainan. Entah yang bermain jujur atau bermain penuh penipuan.

Seharusnya, perlu di tanam mimpi besar untuk meraih sebuah tujuan dengan arah kompas atau pijakan pasti tanpa menerawang. Seperti kapal yang memuat puluhan penumpang dihantam badai yang mengganas. Tapi tetap menggunakan arah untuk sampai pada tempat yang dituju. Maka tak heran, kalau benturan air laut dan harum bau asin menggiur kelaparan bagi penumpang yang berbagai rupa.

Proyek perubahan bersama adalah satu garis tangan yang mengajak untuk diartikan mendalam. Sebab proyek ini, bukan seperti pemenangan tender oleh pemilik modal dengan cara manipulasi; cara yang kotor dijadikan baik; atau penanganan tender oleh anggota dewan yang melupakan peran alumnus teknik. Kenapa kemenangan selalu diraih dengan uang? Di mana sebenarnya harga diri kalau bibit-bibit korupsi dirawat demi penyuburan?

Baikah korupsi menjadi kebiasaan yang harus dibiarkan? Atau penyalahgunaan hak yang bukan milik dianggap sebagai budaya 'tak masalah?' Jikalau masih banyak stigma dengan sikap masah bodoh, maka hitung-hitung dunia angka sedang dinikmati oleh generasi pelanjut. Apalagi banyak generasi yang sibuk dengan mainan-mainan cengeng yang dilebih-lebihkan.

Maka tak ada yang membiarkan diri untuk terus berlarut dalam dunia kegelapan. Ini adalah kemudahan tekhnologi yang telah hadir dengan segala macam tawaran. Tinggal sikap dan potensi yang harus dikembangkan. Sebab, penguasaan tekhnolgi modern juga salah satu penentu menuju mimpi besar perubahan. Baru ditambah lagi dengan disiplin dan komitmen yang ditaman sejak dini.

Bukan juga menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan dunia semu seolah dipandang nyata. Tapi tengoklah realitas (keadaan) sekarang. Perlu panggilan nurani dan kejujuran untuk merubah. Maka sebagai pelaku pelanjut dilatih semangat dan kepribadian yang bermental tak mudah surut. Biar pola pikir tak disakiti dengan kepentingan individu dan melupakan kepentingan umum.

... ¤ ¤ ¤ ...
Marilah menuju proyek perubahan.
Gunakanlah waktu sebaik mungkin.
Biar sejarah akan mencatat,
kalau percikan api diwariskan
kepada para pelanjut.
... ¤ ¤ ¤ ...

Makassar
Rabu, 28 Maret 2018
By: Djik22

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh