Lantunan lagu dan semarak euforia didengung lantang. Seolah hari-hari adalah dihabiskan untuk berjuang; seperti setiap menit dan detik dihitung dengan ritme starategi taktik. Pemahaman menghitung pola yang matang menunjukan, kalau sebuah perubahan tak bisa diraih dengan 'semudah mengembalikan telapak tangan'. Belum lagi banyak yang mengejek. Lalu masihkah ejekan dipandang perlu untuk menurukan semangat? Kenapa ada yang mengejek kalau bicara soal perubahan besar yang maha dahsyat?
Seharusnya ejekan adalah harum bunga yang mewangi; menawari seuntai ketidaksukaan. Tapi inilah masalah kecil untuk ditelaah lebih jauh lagi. Biar 'si tukang ejek' mampu disadarkan dalam barisan massa yang berjuang. Jangan-jangan pemahaman yang keliru dan ditambah dengan minimnya bahan bacaan untuk mengartikan dunia yang penuh dengan mainan. Entah yang bermain jujur atau bermain penuh penipuan.
Seharusnya, perlu di tanam mimpi besar untuk meraih sebuah tujuan dengan arah kompas atau pijakan pasti tanpa menerawang. Seperti kapal yang memuat puluhan penumpang dihantam badai yang mengganas. Tapi tetap menggunakan arah untuk sampai pada tempat yang dituju. Maka tak heran, kalau benturan air laut dan harum bau asin menggiur kelaparan bagi penumpang yang berbagai rupa.
Proyek perubahan bersama adalah satu garis tangan yang mengajak untuk diartikan mendalam. Sebab proyek ini, bukan seperti pemenangan tender oleh pemilik modal dengan cara manipulasi; cara yang kotor dijadikan baik; atau penanganan tender oleh anggota dewan yang melupakan peran alumnus teknik. Kenapa kemenangan selalu diraih dengan uang? Di mana sebenarnya harga diri kalau bibit-bibit korupsi dirawat demi penyuburan?
Baikah korupsi menjadi kebiasaan yang harus dibiarkan? Atau penyalahgunaan hak yang bukan milik dianggap sebagai budaya 'tak masalah?' Jikalau masih banyak stigma dengan sikap masah bodoh, maka hitung-hitung dunia angka sedang dinikmati oleh generasi pelanjut. Apalagi banyak generasi yang sibuk dengan mainan-mainan cengeng yang dilebih-lebihkan.
Maka tak ada yang membiarkan diri untuk terus berlarut dalam dunia kegelapan. Ini adalah kemudahan tekhnologi yang telah hadir dengan segala macam tawaran. Tinggal sikap dan potensi yang harus dikembangkan. Sebab, penguasaan tekhnolgi modern juga salah satu penentu menuju mimpi besar perubahan. Baru ditambah lagi dengan disiplin dan komitmen yang ditaman sejak dini.
Bukan juga menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan dunia semu seolah dipandang nyata. Tapi tengoklah realitas (keadaan) sekarang. Perlu panggilan nurani dan kejujuran untuk merubah. Maka sebagai pelaku pelanjut dilatih semangat dan kepribadian yang bermental tak mudah surut. Biar pola pikir tak disakiti dengan kepentingan individu dan melupakan kepentingan umum.
Makassar
Rabu, 28 Maret 2018
By: Djik22
Komentar