Nuansa pegunungan,
bertabur sejuta impian,
semerbak pesona bertebaran,
hiasi balutan tak ada pertikaian.
Harum bau halia,
semulia hati pemberi iba,
ibu yang mengaduk kopi,
di atas keringat penikmat santai.
Di atas cairan kopi,
perubahan dalam diskusi,
menata arah gerak langkah,
yang tak gentar takut pengaruh.
Cairan kopi sedikit pahit,
digulai gelegar hangat,
menengok kondisi sekitar,
mulai dikuasai alibi berkoar,
Atas nama kegelapan,
atas nama kepongahan,
mendalangi sisi kepedihan,
hadir memberi taburi kepeloporan
Jangan ganggu,
yang sudah manis,
jangan campur pahit memanas,
membuat pecahan di depan muka.
Istirahatlah,
selagi ada rasa damai,
biar tentram dari dua sisi,
tetaplah jadi iringan berdidih.
Makassar,
Jumat, 16 Maret 2018
By: Djik22
Komentar