Di ladang
Para pemuja telah tertanam
Bercampur ragam hasil
Kau petik mengais
Perempuan menawan
Bukan liptik tebal
Yang bertabur bidadari pipi
Tapi kemerahan alami
Terbalut pancaran mata
Dalam rumah
Tak ada lelah meniti
Sekali angkat berlantun bunyi
Tenun membalut tubuhmu
Aku rindu
Kecintaan sederhana iba
Kondisimu berbeda anak zaman
Yang lupa budaya menjual cerita
Kapan kau lelah?
Bila waktumu sibuk
Baik mengisi getir kelaparan
Membalas dahaga perang
Kau tetap jadi penenang
Perempuan menawan
Ibunya semesta
Pijakan para pejuang
Tak kala megghunuskan pedang
Makassar
Sabtu, 3 Maret 2018
By: Djik22
Komentar