Rasa bersama,
di teba-teba jalan berirama,
langkah mengikuti ringan lagu,
yang kau nyanyikan lugu.
Bersama penyedap,
yang terkoyak begitu dekap,
yang kau buang tak kala benci,
aku diperlakukan sampah mewangi.
Buanglah jelmaanku,
di karpet warna merah,
biar saat tertekan mudah berlaku,
aku mengerti tentang juang tanpa berserah.
Janganlah berlaku sebuah tawar,
ketika lidah tak mampu mengecap,
ketika pedih merobek jarak,
di satu kota pelacak yang mulai redup.
Makassar
Rabu, 14 Maret 2018
By: Djik22
Komentar