Langsung ke konten utama

Puisi Cinta Djik22 & GR

MENEMUKANMU
[PC-1]

Makassar, 3219 | Djik22

Kau yang pernah kucinta
Kau yang pernah kusanjung
Kini mulai tersingkir dari segala rasa
Terbawa oleh angin bergelombang

Karena dirimu sudah diganti
Oleh pelangi dan ragam mimpi
Oleh sejuta pergulatan perasaan
Yang terus menawan dan bertahan

Maka...
Cintamu yang dulu pernah bertahan
Harus aku singkirkan tanpa menunggu
Karena aku sudah menemukan yang baru

MENGHITUNG WAKTU
[PC-2]

Makassar, 3219 | Djik22

Kenangan masih kuingat
Yang selalu menggodaku
Yang selalu merayuku
Saat senja tiba menjemput

Bir kau telah kuganti
Dalam beberapa deret kisah
Yang terus temani hati melawan hari
Membuat dirimu terganti dengan tepi

Jangan lagi kau cari aku
Jangan lagi kau ulangi rindu
Hingga mengingat yang pahit
Kerena aku telah menemukan waktu

MEMBAWA DAMAI
[PC-3]

Makassar, 5219 | Djik22

Hadirmu selalu membawa damai
Tiba mengisi hari
Datang menghapus duka
Dari juara lara pernah berlomba

Nafasmu terus kuhirup
Selalu kuraih kenyamanan
Membuat aku kian terlelap
Dalam pangkuanmu yang halus

Maka...
Jangan buat aku luka
Jangan titipkan aku air mata
Karena kau tiba membawa damai

SELALU ADA RINDU
[PC-4]

Makassar, 7219 | Djik22

Selalu ada rindu
Datang menghampiri
Kemudian tiba dengan merayu
Untuk bercumbu dalam sunyi-sepi

Karena nama dan dirimu
Mengingatkan aku untuk tetap kuat
Membisikan aku untuk tidak takut
Hingga terus kutulis aksara tentangmu

Kaulah aksara dalam puisi
Tak akan hilang dalam alam imaji
Tak akan lekang dalam musim berganti
Walau hanya mengingat dan mengingat

RINDU INI
[PC-5]

Makassar, 7219 | Djik22

Sekarang aku terserang malam
Sambil menghirup angin buram
Menggodaku tanpa kata
Merayuku tanpa cerita

Karena kau selalu hadir
Dengan bayang-bayang yang jujur
Mengingatku dengan ramah
Untuk tetap menulis tanpa menyerah

Apalagi...
Sketsa rindu ini
Selalu terbawa jauh masuk ke hati
Bertahan di jiwa yang berseri-seri

KAGUM
[PC-6]

Makassar, 8219 | Djik22

Kutatap langit yang indah itu
Pancarkan sinar menggoda mata
Memberi cahaya di tanda hitam
Yang masih bertahan dalam hati

Hingga suatu musim kau tiba
Tepat angin pagi kuhembus
Menancapkan rindu mengalahkan lamun
Serta tetap memberi kagum padamu

Karena memandangmu
Adalah suatu kesyukuran
Yang tak akan bosan
Yang tak akan buram dilekang waktu

TUAN
[BPC-7]

Makassar, 12219 | Djik22

Matamu yang sayu
Selalu hinggap di pikiranku
Selalu tiba di patahan kata
Dan sering bermuara pada rasa

Karena kaulah ayat-ayat kata
Yang terus berdoa pada semesta
Biar rasa tetap bertuan
Biar rindu tetap bertahan

Semoga semuanya bukan akhir
Di beberapa deret kata-kata jujur
Yang kutulis malam ini
Sebagai lelaki yang tak akan pergi

MENGIBAS ASA
[BPC-8]

Makassar, 12219 | Djik22

Aku tak terlalu harap senja
Untuk bersumpah tentang setia
Untuk mengecup kening sucimu
Sambil merajut kata-kata rayu

Aku hanya ingin kamu
Yang selalu hadir
Dalam tidur
Biar terus kupeluk tubuhmu

Karena di saat tidur
Kita ingin bermimpi
Ada sinar yang selalu terang
Hingga mengibas asa tak sepi

HANGAT
[BPC-9]

Makassar, 12219 | Djik22

Aku yang kedingingan di sini
Sedang menyalakan kata suci
Biar tetap menyelimuti raga
Biar aku tak terlelap hari sepi

Karena semua tak mempan
Kecuali dirimu terus bertahan
Temani ragaku
Arungi sumudera cinta terpadu

Maka...
Doakanlah aku
Setiap ibadahmu
Biar aku selalu hangat untukmu

PADAMU
[BPC-10]

Makassar, 13219 | Djik22

Semua rasa sudah terbalut
Dalam nadi dan ragamu
Biar dalam waktu terjepit
Aku percaya ada jalan lain untukmu

Sebab akulah rindu
Dan kau adalah obat penawar rindu
Yang menginginkan temu
Dalam halaman hati yang penuh hati-hati

Maka...
Padamu aku percaya
Padamu aku muntahkan cinta
Rebahkan rasa dan bersandar di bahumu

PADAMU
[BPC-11]

Makassar, 13219 | Djik22

Aku igin terus menatapmu
Tanpa terus menutup mata
Sesuai pintamu
Di malam sepi itu

Karena padamu
Jantung selalu berdetak laju
Tanpa harus melu-malu
Mainkan mahligai cinta dan rasa

Iya...
Padamu cinta terasa indah
Aksara terasa hidup tak redup
Karena padamu ribuan kata belum terungkap

TENTANG KITA
[BPC-12]

Makassar, 13219 | Djik22

Mataku terus memandangmu
Telingaku terus mendengar bahasamu
Tentang suara yang menyapa
Tentang malam sepi bersua

Iya...
Kita tergoda hati untuk bersua
Kita dirayu mata untuk bertemu
Biar jiwa raga tak lagi gunda-gulana

Dan semua ini...
Masih saja berkisah
Tentang cinta, dendam, dan amarah
Semuanya masih tentang kita

MERAYU
[BPC-13]

Makassar, 14219 | Djik22

Jika pagi telah bersamamu
Maka...
Izinkan aku
Jadi malam bersama setia

Hingga mendung yang kau tatap
Tak bisa mencekam tertutup
Pada hujan dan rasa
Pada rayu yang dingin

Biarkan waktu terus berputar
Yang penting aku tetap bersamamu
Yang penting aku tetap setia
Sambil merayu bahagia bersama cintamu

IZINMU
[BPC-14]

Makassar, 14219 | Djik22

Senyummu selalu menyapaku
Menggoda dengan hati
Lewat kata yang berseri-seri
Hingga aku selalu mampir di hatimu

Karena tak ada yang berani merubah rasa
Selain dirimu yang selalu ramah
Dan tak ada yag bisa diganti
Jika dengan bahagia orang lain

Karena dari pesona cahaya rayu
Kau hadir dengan inspirasi
Dan izinkan diri ini
Untuk berlabuh tepat di jantungmu

HADIRMU
[BPC-15]

Makassar, 14219 | Djik22

Aku akan menggenggam jemarimu
Tak akan kulepas pergi
Bersama senyum sepi
Bersama pesona yang palsu

Karena namamu selalu ada
Untuk dikenang
Untuk dijadikan asa
Yang tak akan lapuk layu

Jika kali ini saja
Kau mau mengakhirinya
Maka...
Hadirmu selama ini tak berguna

HANGAT
[BPC-16]

Makassar, 15219 | Djik22

Malam yang kelam
Kondisi mulai tampak hitam
Badanku kedinginan
Jemariku lemas tertekan

Ialah mereka yang selalu merasa benar
Dan aku menikmati ampasnya
Ialah mereka yang mengaku perhatian
Namun aku yang sering dirugikan

Maka...
Jangan buat aku terjatuh lagi
Jika hadirmu hanya memberi kedinganan
Karena aku sedang butuh kehangatan

BISU
[BPC-17]

Makassar, 162119 | Djik22

Katamu padaku
Aku terjebak malam yang dingin
Aku tergoda oleh keadaan galau
Dan rasa dirampas raga

Namun kukatakn tidak
Karena rasa ini masih kunikmati
Menjadi sebuah angan
Hingga bisa menjawab mimpi

Biarkan kau yang bicara
Dan aku tak mau jadi pelupa
Karena kau tahu segalanya
Dan aku masih memilih jadi bisu

JAWABAN
[BPC-18]

Makassar, 16219 | Djik22

Aku tetap membiarkanmu berbicara
Dan tak akan kutegur berulang-kali
Bila ada aroma kehongan tiba
Dengan harum bau yang terus diselipi

Tapi...
Aku masih di sini bersama diri
Mengenang segala yang terjadi
Dari sekian ratusan temu

Dan percayalah...
Aku akan jadi pendengar setiamu
Dengan candu yang kau tawar cinta
Menunggu jawaban dan mengecup keningmu

KITA
[BPC-19]

Makassar, 16219 | Djik22

Kita selalu bertemu
Pada setiap tatapan yang menawan
Pada berlabuhnya cinta dan doa
Dan terus mengetuk raga untuk tiba

Biar dalam waktu dan jarak yang jauh
Kita tetap berkisah
Dalam setiap perjumpaan
Yang akan menjadi kenangan

Maka...
Tetaplah menari bersamaku
Biar sesat tak menghampiri
Walau cinta terkadang berdusta pada kita

JANGAN RAGU
[BPC-20]

Makassar, 16219 | Djik22

Kita masih tetap menatap
Kita masih sering bersua
Padak detak yang tak redup
Terpancar lewat wajar bercahaya

Karena rasa tak akan ngantuk
Rasa tetap ada
Dan tak akan jatuh
Sebab kita sering bersimpul

Maka...
Tetaplah mampir
Dengan segala yang jujur
Dan jangan ragu padaku

TIBA
[BPC-21]

Makassar, 16219 | Djik22

Akulah puisi yang kau baca
Akulah makna yang tersembunyi
Lewat sajak-sajak buram
Mengajak matamu terus membaca

Maka...
Tetaplah membaca
Karena tanganku terus menulis
Dan bola mataku terus bergerak

Hingga penaku tak jadi kusam
Berharap kau datang
Menjemputku dengan kertas putih
Biar kita segera tiba pada panduan sastra

CAHAYA MALAM
[BPC-22]

Makassar, 23219 | Djik22

Aku bukanlah resah
Yang kau ucapkan dengan sedih
Kemudian didengar oleh alam
Hingga kau jatuhi air mata malam

Aku bukanlah resah
Yang kau tulis lewat puisi
Yang tidak diikuti cahaya beseri
Dalam batas wajar alunan di langit ini

Maka...
Aku ikuti puisi resamu
Yang ditulis penuh malu
Membuat aku hadiahkan cahaya malam

HINGGA RASA
[BPC-23]

Makassar, 13619 | Djik22

Jika kuasamu terus berkisah
Maka...
Aku tak ingin meninggalkan keluh
Aku hanya ingin rindu tetap terbayar
Pada temu tanpa lembab di bola mata

Karena aku tak ingin ada air mata jatuh
Bersama rintik hujan yang kau nikmati
Selalu mekar tapi tak terlihat lesu
Namun mengubah tangis jadi bahagia

Hingga rasa terus bergolora
Tertanam dalam dada
Menikmati sunyi dan sepi
Kemudian menghalaui keyakinan demi pertemuan

AKU KEMBALI
[BPC-24]

Makassar, 7319 | Djik22

Coretan senja masih terus kau baca
Membuat dada berdebar memberi sabda
Kalau sepi masih jadi tuan
Dalam hatimu yang terus-terus merindu

Sebentar lagi temu akan tiba
Di limit waktu yang coba kurahasiakan
Biar kau dan aku duduk bersama lagi
Tanpa harus mengingat bayang-bayanganku

Aku ingin bersua
Dan pastinya waktu akan berpihak
Kemudian kupeluk erat tubuhmu
Karena aku telah kembali berada di sisimu

KUPUTUSKAN UNTUK MEMELUKMU
[BPC-25]

Makassar, 7319 | Djik22

Air mata semesta kini sudah berhenti
Sempat membuat tubuh menggigil
Pada sebuah rindu yang tiba
Sengaja jatuh tepat di nadimu

Jelmaan air hujan
Meneneteskan air mata
Coba hilangkan kesedihan
Kemudian kau ajak aku bercumbu

Karena beberapa hari
Aku tersiksa dengan rasa ragu
Namun kali ini tak lagi bertahan
Dan kuputuskan untuk memelukmu kembali

MATAMU
[BPC-26]

Makassar, 11319 | Djik22

Matamu selalu bercahaya
Kala hatiku sedang jatuh
Kala langkahku selalu tersendat
Kau aliri segala tawar saat hujan tiba

Matamu menatap penuh pengharapan
Menghapus derai badai yang datang
Menghilangkan kekeringan yang berserakan
Dan memberi sebuah kekuatab baru

Karena matamu aku jatuh cinta
Karena matamu aku tetap bertahan
Di hatimu yang paling dalam
Dan pada kening asa aku menaruh harap

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh