Langsung ke konten utama

GELAP #1 /CP/ {101}

Sumber foto: Google

Dua kali kau datang mengetuk hatiku. Tiga belas kali kau menyapa bahagia. Yang mulai dengan bahasa ragu-ragu. Yang kujawab tanyamu penuh asa.
_______

Langit malam tak bercahaya seperti biasanya. Hanya tampak lampu kota yang melayang di ketinggian gedung-gedung megah. Di dalamnya orang-orang penuh tingkah-laku. Ada yang sedang bersetubuh, ada yang sedang berdiskusi, ada lagi yang menyusun stategi perang, serta banyak lagi membahas persoalan politik Pilres 2019.

Tepat di pukul nol dua nol satu. Satu kesatuan yang menyapa penuh kaget. Ialah para sahabat yang tiba dengan ketukan berkali-kali pada pintu kamar. Aku dan tetangga terbangun penuh kaget. Kiranya ada pencuri yang mencari perlindungan. Tapi, tidak. Mereka tiba dengan semangat menghapus khayal di malam gelap. Tak bertahan lama. Dan Mereka pun pamit pergi.

Tampaknya, ada gangguan yang luar bisa menghentikan lamunan malam. Yang sedang dirajut birahi. Ialah nafsu tentang teka-teki dunia yang suka menggoda. Pada bumi yang suka diberaki dan dirusaki. Namun, para perusak malah bersembunyi tangan tanpa mengakui siapa dalang sebenarnya. Dan siapa yang perintahkan cara kurangajar pada semesta. Semua tak terjawab. Masih jadi misteri. Seolah-olah, hidup dalam dunia fiksi yang menjadi perdebatan.

Ilalah perdebatan hal-hal sepele. Menyamai hiruk-pikuk gejolak bangsa dewasa yang diserang wabah virus menjangkit. Virus ketamakan dan saling menindas merampas. Iya, merampas yang bukan milik dijadikan milik. Dengan perjudian dan percaturan politik dari cara-cara kotor. Hingga orang baik jadi buas, orang bijak jadi gila, dan berganti rupa maling-maling keluar masuk penjara. Penjara karena mencuri atau pemerkosaan? Mari kita telusuri satu demi satu.

○○★★★○○

Langit malam pun belum berganti warnanya. Kegelapan tambah jadi, saat diri sedang berada di luar keramaian. Mencari inspirasi untuk menambah kata-kata. Biar catatan singkat tentang Gelap ini menemuan tujuannya. Tapi, tiba-tiba saja ada bayang-bayang yang lewat.

Ternyata dirimu yang kurindu. Datang juga dalam duniaku tanpa kuundang. Kenapa kau datang walau hanya dalam bayangan? Harusnya jangan kau tiba, kalau aku sedang bahagia untuk dalam kesendirian. Kuusap mataku, tapi kau masih berdiri dengan senyuman menawan. Memanggilku untuk mendekat.

Kuhampiri dirimu dengan panggilan penuh suara terbata-bata. Kau bilang padaku "Jangan takut, jangan ragu. Kalau aku datang tak tepat waktu dan malah mengganggumu yang lagi bahagia meramu kata. Aku butuh waktu sebentar saja ingin melihatmu dari suasana gelap. Biar, semesta yang sedang dipertontonkan oleh arus drama perpolitikan tak usai menyenangkan hati rakyat menjadi saksi bisu."

Aku kaget. Tak biasanya kau datang tanpa kabar. Aku masih diserang banyak pertanyaan. Dan kujawab kata-katamu "Harusnya kau datang memberiku kabar terlebih dahulu. Biar tak ada kekagetan yang kuberikan untuk menjemput senyummu. Tapi, tak apalah. Mari duduk di sampingku, biar kita bercerita untuk menjemput pagi." Ucapku meyakinkanmu.

Namun tak kau indahkan ajakanku. Malah kau Pergi meninggalkanku sendiri di suasana gelap. Dan hatiku kembali redup jadi gelap. Belum lagi, dirasuki keadaan yang tak berprikemanusiaan.

○○★★★○○

Dan akhirnya, aku mengerti tentang diammu tanpa kata. Dan ajakanku tanpa kau jawab. Karena dirimu memilih jalan berpisah. Lantaran, laranganku padamu 'jangan setubuhi dirimu' dengan ajakan untuk merampok yang bukan hakmu dan merampas yang bukan milikmu. Tapi, kau tak mau mendengar. Karena dirimu dijadikan kelinci percobaan oleh mereka yang berjas rapi itu.

Ah... cintaku kau gadaikan dengan lebih memilih setia ke orang lain. Yang tentunya punya peran penting dalam memutuskan segala perkara. Baik, kasus penggelapan dana, pemabagian jatah, dan mutasi para pejabat yang tak lagi di garis kolektif.

Aku hanya tertawa dengan sikapmu. Kau mudah berganti wajah dan dandanan. Dan tentu saja, semua memancing godaan yang lebih menarik lagi. Tapi, hanya kuingatkan padamu "Jangan kau datang lagi, bila jalanmu sudah buntu. Diriku bukan lagi tempat pelarian untuk kau sandar. Dan untuk waktu lama, kita tak akan bertemu lagi. Karena aku tak mau terseret masuk dalam sistem rakusmu yang sementara kau geluti."


Makassar, 25219 | Djik22

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh