Adalah keringat yang meleleh
Adalah usaha tanpa henti
Sebrangi tantangan hutan belantara hari
Lewati batas patok keadaan bersejarah
Muncullah sebuah teguran di awal
Saat kaki melangkah penuh semangat
Saat itu juga sebuah kata-kata menjepit
Menghajar kemalasan diri yang kebal
Dan sebuah insiatif baru untuk tetap maju
Biar segala tantangan datang merayu
Namun tak mudah patahkan semangat
Songsong hari depan dengan berusaha laju
Dunia modern menampakan diri dengan segala kemudahan. Banyak yang ditawarkan untuk menjangkau semesta. Dengan modal sebuah android di tangan, serta kekuatan data GB menerawang batas-batas yang tersembunyi. Semua mudah diakses. Tinggal kenakalan tangan dan bendungan pikiran jernih yang menghalaui.
Dan hari ini terbukti. Banyak hal yang menampakan diri dalam jelmaan rupa-rupa. Ada yang mengajak, ada yang menghasut, dan ada yang mencoba berdiri netral. Ialah semua tantangan zaman penuh kepentingan. Semua yang terjadi saling kait mengait dan saling berhubungan.
Titik star sudah dipencet lewat keyboard android yang suka terang-benerang. Merayu dengan hilang-timbul layar yang mau terkunci. Menggoda dengan keinginan manusia jelajahi dalam penacarian di nenek Google. Serta aplikasi lain yang tak kala canggihnya.
Kecanggihan itu harusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan menggambil segala kebaikan. Dan membuang yang buruk. Hingga otak terus terlatih tanpa duga-sangka persembunyian bukti. Dalam dunia gemerlap carut-marut kegaduhan yang tiada henti. Maka, marilah menggunakan pikiran jernih untuk meneropong segala hal. Singkirkan kepala batu dan benalu yang suka mengadu-domba.
○○★★★○○
Kembali ke sepuluh tahun silam. Sebuah masa lalu yang pelik. Penuh tekanan dan cobaan kala kaki melangkah. Mencoba menerobos batas-batas terlarang yang dianggap keramat. Semua karena faktor budaya dan kebiasaan yang dipercaya secara turun-temurun. Sampai, nasib anak cucu terbelenggu dalam dogma kepasrahan. Tanpa harus mencari titik makna yang tersembunyi dibalik semua itu.
Dalam deras angin di hutan belantara. Seorang pengkenala ingin menjelajahi semua yang masih tersembunyi. Dengan kepercayaan "Jika jalan yang ditempuh adalah tetap berdiri kebenaran, maka semua akan menuai hasil yang dicita-citakan" walau kelelahan akan menjara menguras tenaga.
Pengkelana itu tetap percaya pada segala petuah-petuah. Dan ia masih saja berjalan di tengah hutan yang penuh siulan burung-burung malam. Tapi, tak ada ketakutan sedikitpun. Sampai, ia bertemu sebuah terang yang tepat berpijar pada gubuk peninggalan. Nampak senyum dari rautnya yang dialiri keringat itu.
Ternyata, itulah peninggalan masa lalu para pendahulu. Yang sering berkumpul untuk melepas kepenatan. Dan melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang sakral. Sampai sang pengkelana tunduk memberi hormat atas sebuah keajaiban dan usaha para pendahulu meninggalkan sebuah bukti. Hingga ia tak kesasar. Seolah-olah ada bisikan untuk mendekati gubuk tua itu.
Dan ia menghabiskan malamnya untuk menjemput pagi. Terbayang dalam pikirannya. Dunia nyata seolah dalam mimpi. Dari nasib terbaik para penjelajah yang mencoba memecahkan teka-teki. Dengan konsekuensi maut akan menjadi bayaran. Tapi, ia tak takut demi sebuah penemuan.
Ada kebahagiaan tersendiri terpancar. Saat cahaya bulan turun pelan-pelan. Saat-saat terindah mengantarkan bayanganya tentang hutan belantara. Ia mampu berpijak dengan kakinya yang lelah dan tenaganya yang tersisa. Sambil, menyandarkan bahunya di tiang tua itu. Lalu, pagi menyongsong. Ia pulang ke tempat awal-mulanya. Ialah rumah.
○○★★★○○
Akhirnya, sang pengkelana menceritak ulang kisah itu kepada generasi dan penerusnya. Kalau disusun kembali, maka akan seperti ini:
Dengarlah wahai genenasi pelanjutku. Aku, tak bisa wariskan kalian harta-benda yang melimpah. Tapi, aku wariskan semangat dan kebulatan tekad untuk tetap berdiri pada kebenaran. Karena, sedikit tidaknya aku pernah menjelajahi hutan belantara yang dianggap tempat terlarang. Di situ kutemukan sebuah ilham menjadi generasi yang tetap menjunjung tinggi sebuah prninggalan peradaban.
Jika, terdapat kekurangan dalam ceritaku. Maka penuhilah dengan sebisa tenagamu. Dan kalau terdapat beberapa kekeliruan, maka segerahlah mencari kawan untuk didiskusikan bersama. Biar, cerita kebaikan ini tak mati dimakan waktu. Apalagi, ini tentang sebuah penemuan.
Karena hidup adalah soal keberanian. Berbahagialah orang-orang yang mengelilingi dunia. Dan menemukan sebuah temuan baru yang dijadikan contoh kepada generasinya. Maka, pesan yang akan aku teruskan adalah "Saling merangkul sebagai manusia, jangan pandang buruk antarsemesa, jangan perdebatkan sesuatu yang hanya membuang waktu. Tapi, carilah sebanyak-banyaknya kebaikan. Karena hidup hanyalah sementara. Dunia dan semeta bukan untuk diperdebatkan. Apalagi, yang kita debatkan adalah Pencipta."
Masih banyak yang harus dibenahi. Walau keadaan sering menindas. Baik penindasan manusia atas manusia dan penindasan bangsa atas bangsa. Tapi, ketika hatimu bergerak untuk memberantas semua itu, maka banyak pengelaman baru yang kau lalui. Setidaknya, perjuanganmu bukan untuk dirimu sendiri. Tapi perjuanganmu adalah untuk orang banyak.
Jangan harapkan balasan atas apa yang kau kerjakan. Tapi, serahkanlah semua balasan dari Pencipta. Yakinkan dirimu, kalau batas patok zaman akan berbeda setiap perputaran waktu. Jika, saat zaman dan generasiku penuh kekurangan, maka lengkapilah dengan sebisa tenagamu.
Apalagi, duniamu sekarang lebih cangggih. Memasuki sebuah zamab modern. Dengan segala kelengkapan dan cobaan yang tiada henti. Semua penuh kepentingan dan saling kait-mengait. Asalahlah keberanian dan nalar kritismu. Biar tak terjebak pada kebodohan dan kemanjaan dunia. Sebab, kalian kudidik dengan keringat dan darah sebagai petarung yang siap bertempur. Kiranya, bertempurlah dengan menggunakan perhitungan matang. Jangan angkat lagi parang dan tombak saling melukai. Tapi, angkatlah pena menari dalam kata. Dan sediakanlah lembar demi lembar kertas untuk ditulis.
Dan kalau kau temukan semua kecanggihan dari tawaran zaman. Maka, bersikap adillah memetik hikmah dibalik penyedian globalisasi. Dan ingat, globalisasi bukanlah suatu keniscayaan. Semua adalah kekuatan daya saing dari para pemilik modal. Yang tiba mencari ruang-ruang bari demi pemasaran dan penambahan modal. Ingat, negeri kita adalah salah satu bidikan setiap negara yang punya kepentingan.
Makassar
Sabtu, 23 Februari 2019
By: Djik22
Komentar