Aliran bahasa yang kau layangkan
Mampu meluluhkan hati
Sembari melambaikan kata
Di setiap senyum dan cerita
Kau hadir tepat di nadiku
Seketika tiba-singgah di hati
Menenangkan segala yang ada
Kita jadi terjebak dalam cerita
Kaulah cerita yang kususun
Dari segala tanya
Dari segala ragam pola
Hingga aku mengenalmu dalam waktu
Hatimu masih putih dalam edaran waktu. Melangkahi setiap yang terjadi. Melalui dahan cerita yang terus bersambung. Hingga tak akan ada kata 'putus' dalam mengukir kata. Sebab, kaulah segala inspirasi tanpa batas. Yang selalu hadir ketika kuundang. Dan tak mau pergi ketika kuusir. Kenapa kau memilih bertahan membalas semua tanya?
Tepat di keadaan diri yang tidak mendua. Kita masih tetap nyaman dengan angka dua. Ialah ketika digabungkan, maka menjadi dua-dua. Iya... kita masih di dua-dua yang penuh makna. Semoga, kita akan sampai pada kesepakatan sesuai nomor urut berderet yang menyatakan kau ada.
Kau ada karena takdir semesta. Hingga selalu ikhlas dengan nafas dan deretan angka dua puluh empat. Sayangnya, hati dan diriku belum menggapai angka sejauh itu. Apalagi, keadaan hatimu masih kosong. Biarkanlah segala kekosongan yang harus diisi. Aku pun tak ingin terburu-buru. Karena kita akan sampai di angka lahirmu. Hingga kusalami dengan ikhlas sampai memeluk dirimu. Namun, dengan cara halal tanpa harus berbuat dosa.
Apakah kau masih saja membiarkan hatimu kosong tanpa harus diisi? Atau dirimu memilih melampiaskan kepada semesta sebagai sebuah catatan? Jika kau bertahan karena sakit hati, maka aku tak akan mengorek lebih dalam. Karena luka dan laramu belum sepenuhnya pergi dari hati yang selalu disanjung.
Maka, aku hadir tepat di nadimu. Pada hari Sabtu pagi. Sayangnya aku bertamu terlalu pagi. Sampai, pintu rumahmu masih tertutup. Aku pun tak berharap banyak. Jika pintu kau buka untuk menyilahkan aku masuk. Karena aku masih menikmati pekarangan rumahmu yang penuh keindahan tanpa kata 'akhir' untuk terus kusanjung. Apakah kau masih menungguku di dalam ruang tamu rumahmu? Atau kau hanya mengintipku dari lubang-lubang rumah yang sengaja kau golongkan?
Makassar
Sabtu, 2 Februari 2019
By: Djik22
Komentar