Adalah sebuah penggarapan yang coba turun ke medan penderitaan. Sembari memotret dalam laju dan deru suara. Sontak jerit-tangis belum juga usai. Maka, observasi dengan penamaan #Jeritan berbalas sebagai permualaan dua jemari. Semoga nota kesepakatan akan kita layangkan demi membayar hutang. Dan terus membela mereka yang suaranya terus dibungkam dan tak selalu dianggap.
Makassar, 2219 | Djik22
1
Jangan terlalu nyenyak tidur di kasur empukmu. Sampai, malammu kau lupakan bermimpi dan memikirkan nasib mereka yang lemah.
Karena kita hidup bagai roda yang berputar dengan polemik mengagungkan strata-sosial.
Dinding indah dan etalase megahmu kelak akan runtuh. Karena ia akan menelanjangi segala ketamakan yang kau sembunyikan selama ini. Biar lewat sandiwara dan pertunjukan sesaat.
Kalau kelak kasur empuk yang indah itu meraung dan berontak. Maka, ada sebuah tanda kemarahan rakyat tak bisa dibendung lagi.
2
Jeritan dan teriakan mereka sebenarnya membuka hati nuranimu. Agar kau tak kesampingkan rasa dan nurani untuk menjawab dan memenuhi.
Kau bersumpah sakral ingin menjawab segala kebutuhan mereka biar sejahtera. Tapi, kenapa matamu mulai buta dan telingamu mulai tuli?
Belum lagi, mereka beramai-ramai menghadapmu menagi janji. Apakah kau berani menjawab dengan jujur kepada mereka?
Ketika janji dan sumpah sakral tak kau penuhi. Maka, kekecewaan mereka semakin menjadi-jadi. Dan anggapan mereka bahwa kau hanya meniskan bahasa lewat lidah berbisamu.
3
Segala amanah yang kami titipkan padamu adalah mutlak harus dijalankan. Karena di pundak dan tahtamu, janji dan amanah harus dipenuhi.
Jangan kau pandang kami dengan cemooh. Dan jangan palingkan muka menutup mata dibalik tembok. Karena tembok itu juga dari jerih-payah kami.
Kami adalah penentu jalanmu menuju tahta. Karena suara kami, maka kau mampu duduk di tampuk kekuasaan.
Jadi, jangan kau anggap remeh kedatangan kami. Jangan kau terus membiarkan kami sengsara. Karena pasti perlawanan akan kami layangkan. Nantikan saja kedatangan kami.
4
Gerak dan tindakmu sering kami kawal. Maka, tetaplah setia pada kenenaran.
Karena kami tahu, perlahan kau menepati segala janji yang sempat terucap.
Kami mulai tahu keberpihakanmu. Maka, jadikan dirimu untuk menyerukan kesejahteraan. Biar segala penindasan pada rakyat mampu terjawab dengan senyum dan tawa.
Biar amanah itu mampu menuai janji. Seperti yang kami ingat dan dengar saat kau sampaikan dulu. Tetaplah berpegang pada kebenaran. Jangan kau sakiti kami dengan janji.
Makassar, 3219 | Djik22
5
Kami yang digolongkan lemah. Masih jarang berkunjung ke tempatmu. Karena kami masih mencari cara. Apakah kami bisa menyapa dan menegurmu ketika kita bertemu?
Karena saat ini, kami sedang mengisi perut kami yang sedang kelaparan. Rumah kami masih bolong ketika hujan tiba. Belum lagi, kesehatan masih mengganggu kami.
Ditambah penerapan pendidikan yang belum merata. Karena kami tak punya uang-cukup. Bagaimana hatimu melihat semua yang kami deritakan?
Itulah gambaran dari jeritan dan sengsara yang kami alami. Apakah kau mampu menjadi penengah? Kepada siapa lagi kami mengaduh bila kaulah wakil rakyat kami.
6
Biar keadaan kami penuh kekurangan dan penuh tekanan. Tapi, kami masih menaruh hormat untukmu.
Karena budaya pertiwi harus kita junjung tinggi. Maka, saling gotong-royonglah sebagai warga negara. Mari, kita budayakan segala kebaikan di negeri ini.
Jika semua rakyat kau biarkan jadi anak tiri di negeri sendiri. Maka, segala Sumber Daya Alam negara kau buka seluas-luasnya kepada negara lain. Apakah kau masih memegang ajaran dan amanah para pendiri bangsa?
Kita harus merdeka di negeri sendiri. Jangan biarkan negara kita terus dijajah dengan senang-hati.
7
Libatkanlah kami dalam segala urusan. Biar kami pun tahu. Jangan mengambil segala kebijakan yang terus-terus merugikan banyak orang.
Karena kami juga bagian dari bumi pertiwi. Dan kita harus mandiri dan menuju masyarakat adil dan makmur.
Bangun persatuan tanpa harus budayakan pecah-belah bangsa. Saatnya, kami dilibatkan tanpa pandang bulu.
Rawatlah kami. Lindungilah kami. Biar tugas bangsa ini kita pikul secara kolektif.
Maka, saling merangkullah dengan jiwa yang menyala-nyala. Biar kekuatan kita tak bisa diganggu-gugat.
Karena kami ingin mengabdi kepada bangsa tanpa menyerah-pasrah.
Api perjuangan para pahlawan bangsa masih kami amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekali melangkah dengan kebenaran, pantang mundur dan surut meraih asa dan cita.
BALASAN JERITAN #9
Makassar, 6219 | Djik22
Sebagai pejuang. Kita harus menjamah setiap kondisi kemanusiaan. Karena kita dididik untuk menjadi pejuang yang tak miskin turun ke lapangan penderitaan.
Sebab, segala ketimpangan di bangsa ini tak akan usai bila kita bersikap masa bodoh. Maka, sebagai pejuang kita harus peka dan selalu meresponnya.
Apalagi, kita bersikap acuh tak acuh menghadapi kenyataan. Kita pun tak merelakan kepada mereka yang punya kepentingan pribadi datang mengatur dengan aturan yang selalu menindas.
Kewajiban kita adalah selalu memberi peringatan. Seluruh jerit-tangis air mata. Segera kita hapuskan. Biar kita mendekati tatanan masyarakat adil makmur.
BALASAN JERITAN #10
Makassar, 6219 | Djik22
Kita yang berjuang untuk kepentingan rakyat. Harusnya terus memberikan peringatan kepada para penguasa yang terus lupa tugas sejatinya.
Apalagi, mereka ribut melahirkan sebuah sistem yang hanya disepakati secara sepihak. Dengan gaya elitis dan merasa paling baik menebar pesona.
Mereka juga sering lupa pada rakyat yang lemah dan tak berdaya. Karena ketamakan selalu membudaya di kebiasaan mereka.
Untuk mencapai masyarakat adil makmur. Maka, mendekatlah pada rakyat. Dan dengarlah segala keluh-kesah mereka.
BALASAN JERITAN #11
Mereka selalu menampakan diri di layar kaca. Padahal, panggung sandiwara yang mereka ciptakan penuh dengan kompromi dan banyak kebohongan.
Belum lagi, mereka menguasai beberapa media untuk meminta dukungan. Akhirnya, rakyat pun tahu dengan segala sandiwara yang dilayangkan.
Harusnya drama yang tidak mendidik rakyat segera dihentikan. Biar tak terus-terus merugikan rakyat.
Jangan tebar pesona dengan bau-bau yang keluar dari mulut manismu. Karena kami ingin kejujuran. Dan kami pinta untuk penuhi segala yang pernah dijanjikan.
BALASAN JERITAN #12
Membahas tentang mereka tak ada kata usai. Karena lelucon dan lawakan sering jadi bahan tertawaan.
Menjanjikan kesejahteraan rakyat hanya sebatas luapan birahi. Namun untuk memenuhinya begitu lama melewati musim berganti.
Mereka malah menambah gelar dan kekayaan pribadi. Sampai, terus berkhianat pada janji.
Terus kapan rakyat sejahtera? Kalau bahasamu tak berbukti dalam gelanggang percaturan politik.
BALASAN JERITAN #13
Makassar, 7219 | Djik22
Jangan kalian sudahi dan cepat-cepat lupa pada nasib kami.
Jangan tulikan telingamu; jangan butakan matamu. Apalagi, harus menjadikan dirimu pelupa yang setia.
Karena wibawamu mulai perlahan kau injak sendiri. Maka, bangkitlah untuk berpihak kepada kebenaran dan rakyatmu.
Karena ocehanmu mulai terus meninggi. Sampai, pikiran jernih kami menangkap segala kebohonganmu.
BALASAN JERITAN #14
Makassar, 7219 | Djik22
Kita harus seiring-sejalan menuntun perubahan.
Mengawal setiap keresahan. Karena hanya menghrapkan mereka. Maka, kita tak bisa menyatukan konsep dan bergandeng sama pejuang yang lain.
Karena setiap perjuangan harus total didengungkan. Jangan sampai, mereka meninabobokan semangat kita dengan ragam tawaran.
Maka, majulah menanam dengan rasa. Dan bergerak dengan jiwa besar. Hindari segala macam amplop dan cobaan yang penuh rayu.
BALASAN JERITAN #18
Makassar, 11319 | Djik22
Mata mereka mulai buta. Ditambah telinga sengaja ditulikan. Dan selalu mengelak pada kerja nyata. Jika, tak mendapatkan keuntungan untuk diri dan kelompoknya.
Apakah kau dengar rakyat menjerit? Bisakah kau lindungi rakyat yang ditindas? Oh... jangan kau lupakan mereka. Jangan kau terlantarkan mereka wahai kau si pembunuh pikiran.
Lalu, untuk siapa jabatan dan pengabdianmu? Kalau kau hanya memberi kado penderitaan. Kalau kau hanya membiarkan semua tetap tumpang-tindih di atas bumi pertiwi.
Yang lebih parah, jika kau masa bodoh dengan segala bentuk penderitaan. Kau malah tertawa melihat penindasan rakyat. Kapan kau bangun dan tidir berasama tangis dan jerit mereka?
3
Segala amanah yang kami titipkan padamu adalah mutlak harus dijalankan. Karena di pundak dan tahtamu, janji dan amanah harus dipenuhi.
Jangan kau pandang kami dengan cemooh. Dan jangan palingkan muka menutup mata dibalik tembok. Karena tembok itu juga dari jerih-payah kami.
Kami adalah penentu jalanmu menuju tahta. Karena suara kami, maka kau mampu duduk di tampuk kekuasaan.
Jadi, jangan kau anggap remeh kedatangan kami. Jangan kau terus membiarkan kami sengsara. Karena pasti perlawanan akan kami layangkan. Nantikan saja kedatangan kami.
4
Gerak dan tindakmu sering kami kawal. Maka, tetaplah setia pada kenenaran.
Karena kami tahu, perlahan kau menepati segala janji yang sempat terucap.
Kami mulai tahu keberpihakanmu. Maka, jadikan dirimu untuk menyerukan kesejahteraan. Biar segala penindasan pada rakyat mampu terjawab dengan senyum dan tawa.
Biar amanah itu mampu menuai janji. Seperti yang kami ingat dan dengar saat kau sampaikan dulu. Tetaplah berpegang pada kebenaran. Jangan kau sakiti kami dengan janji.
Makassar, 3219 | Djik22
5
Kami yang digolongkan lemah. Masih jarang berkunjung ke tempatmu. Karena kami masih mencari cara. Apakah kami bisa menyapa dan menegurmu ketika kita bertemu?
Karena saat ini, kami sedang mengisi perut kami yang sedang kelaparan. Rumah kami masih bolong ketika hujan tiba. Belum lagi, kesehatan masih mengganggu kami.
Ditambah penerapan pendidikan yang belum merata. Karena kami tak punya uang-cukup. Bagaimana hatimu melihat semua yang kami deritakan?
Itulah gambaran dari jeritan dan sengsara yang kami alami. Apakah kau mampu menjadi penengah? Kepada siapa lagi kami mengaduh bila kaulah wakil rakyat kami.
6
Biar keadaan kami penuh kekurangan dan penuh tekanan. Tapi, kami masih menaruh hormat untukmu.
Karena budaya pertiwi harus kita junjung tinggi. Maka, saling gotong-royonglah sebagai warga negara. Mari, kita budayakan segala kebaikan di negeri ini.
Jika semua rakyat kau biarkan jadi anak tiri di negeri sendiri. Maka, segala Sumber Daya Alam negara kau buka seluas-luasnya kepada negara lain. Apakah kau masih memegang ajaran dan amanah para pendiri bangsa?
Kita harus merdeka di negeri sendiri. Jangan biarkan negara kita terus dijajah dengan senang-hati.
7
Libatkanlah kami dalam segala urusan. Biar kami pun tahu. Jangan mengambil segala kebijakan yang terus-terus merugikan banyak orang.
Karena kami juga bagian dari bumi pertiwi. Dan kita harus mandiri dan menuju masyarakat adil dan makmur.
Bangun persatuan tanpa harus budayakan pecah-belah bangsa. Saatnya, kami dilibatkan tanpa pandang bulu.
Rawatlah kami. Lindungilah kami. Biar tugas bangsa ini kita pikul secara kolektif.
8
Semangat Sumpah Pemuda masih terpatri dalam jiwa. Dan tak akan lekang sampai maut menjemput.Maka, saling merangkullah dengan jiwa yang menyala-nyala. Biar kekuatan kita tak bisa diganggu-gugat.
Karena kami ingin mengabdi kepada bangsa tanpa menyerah-pasrah.
Api perjuangan para pahlawan bangsa masih kami amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekali melangkah dengan kebenaran, pantang mundur dan surut meraih asa dan cita.
BALASAN JERITAN #9
Makassar, 6219 | Djik22
Sebagai pejuang. Kita harus menjamah setiap kondisi kemanusiaan. Karena kita dididik untuk menjadi pejuang yang tak miskin turun ke lapangan penderitaan.
Sebab, segala ketimpangan di bangsa ini tak akan usai bila kita bersikap masa bodoh. Maka, sebagai pejuang kita harus peka dan selalu meresponnya.
Apalagi, kita bersikap acuh tak acuh menghadapi kenyataan. Kita pun tak merelakan kepada mereka yang punya kepentingan pribadi datang mengatur dengan aturan yang selalu menindas.
Kewajiban kita adalah selalu memberi peringatan. Seluruh jerit-tangis air mata. Segera kita hapuskan. Biar kita mendekati tatanan masyarakat adil makmur.
BALASAN JERITAN #10
Makassar, 6219 | Djik22
Kita yang berjuang untuk kepentingan rakyat. Harusnya terus memberikan peringatan kepada para penguasa yang terus lupa tugas sejatinya.
Apalagi, mereka ribut melahirkan sebuah sistem yang hanya disepakati secara sepihak. Dengan gaya elitis dan merasa paling baik menebar pesona.
Mereka juga sering lupa pada rakyat yang lemah dan tak berdaya. Karena ketamakan selalu membudaya di kebiasaan mereka.
Untuk mencapai masyarakat adil makmur. Maka, mendekatlah pada rakyat. Dan dengarlah segala keluh-kesah mereka.
BALASAN JERITAN #11
Mereka selalu menampakan diri di layar kaca. Padahal, panggung sandiwara yang mereka ciptakan penuh dengan kompromi dan banyak kebohongan.
Belum lagi, mereka menguasai beberapa media untuk meminta dukungan. Akhirnya, rakyat pun tahu dengan segala sandiwara yang dilayangkan.
Harusnya drama yang tidak mendidik rakyat segera dihentikan. Biar tak terus-terus merugikan rakyat.
Jangan tebar pesona dengan bau-bau yang keluar dari mulut manismu. Karena kami ingin kejujuran. Dan kami pinta untuk penuhi segala yang pernah dijanjikan.
BALASAN JERITAN #12
Membahas tentang mereka tak ada kata usai. Karena lelucon dan lawakan sering jadi bahan tertawaan.
Menjanjikan kesejahteraan rakyat hanya sebatas luapan birahi. Namun untuk memenuhinya begitu lama melewati musim berganti.
Mereka malah menambah gelar dan kekayaan pribadi. Sampai, terus berkhianat pada janji.
Terus kapan rakyat sejahtera? Kalau bahasamu tak berbukti dalam gelanggang percaturan politik.
BALASAN JERITAN #13
Makassar, 7219 | Djik22
Jangan kalian sudahi dan cepat-cepat lupa pada nasib kami.
Jangan tulikan telingamu; jangan butakan matamu. Apalagi, harus menjadikan dirimu pelupa yang setia.
Karena wibawamu mulai perlahan kau injak sendiri. Maka, bangkitlah untuk berpihak kepada kebenaran dan rakyatmu.
Karena ocehanmu mulai terus meninggi. Sampai, pikiran jernih kami menangkap segala kebohonganmu.
BALASAN JERITAN #14
Makassar, 7219 | Djik22
Kita harus seiring-sejalan menuntun perubahan.
Mengawal setiap keresahan. Karena hanya menghrapkan mereka. Maka, kita tak bisa menyatukan konsep dan bergandeng sama pejuang yang lain.
Karena setiap perjuangan harus total didengungkan. Jangan sampai, mereka meninabobokan semangat kita dengan ragam tawaran.
Maka, majulah menanam dengan rasa. Dan bergerak dengan jiwa besar. Hindari segala macam amplop dan cobaan yang penuh rayu.
BALASAN JERITAN #18
Makassar, 11319 | Djik22
Mata mereka mulai buta. Ditambah telinga sengaja ditulikan. Dan selalu mengelak pada kerja nyata. Jika, tak mendapatkan keuntungan untuk diri dan kelompoknya.
Apakah kau dengar rakyat menjerit? Bisakah kau lindungi rakyat yang ditindas? Oh... jangan kau lupakan mereka. Jangan kau terlantarkan mereka wahai kau si pembunuh pikiran.
Lalu, untuk siapa jabatan dan pengabdianmu? Kalau kau hanya memberi kado penderitaan. Kalau kau hanya membiarkan semua tetap tumpang-tindih di atas bumi pertiwi.
Yang lebih parah, jika kau masa bodoh dengan segala bentuk penderitaan. Kau malah tertawa melihat penindasan rakyat. Kapan kau bangun dan tidir berasama tangis dan jerit mereka?
Komentar