KITA MEMULAI
/PDJ/ (1)
Oleh: Djik22
Sebelum pagi menjemput
Aku ingin kita tidak terhanyut
Pada segala rayu yang terus menyapa
Pada segala kata yang terus terselip rasa
Karena bukan rasa yang menyatukan kata
Namun karena niat baik mengikat kita
Dengan tali budaya bisikan semesta
Degan bisikan pulau ketuban belantara
Maka...
Dekatilah aku dengan kata-kata indahmu
Biar kutahu tentang kedalaman asa
Dalam genggaman dua jemari
Hingga hari ini aku sadar
Setiap patahan kata-kata jujur
Yang kau titipkan lewat angin malam
Yang kau tulis bukan membuat kelam
Degan senang hati
Aku menyambut tanpa berdiri sendiri di sini
Temani ragamu
Biar kita memulai menulis puisi dengan hati
Makassar, 23 Februari 2019
→○○~
→○○~
TELAH MENYAPA
/PDJ/ (2)
Oleh: Djik22
Udara pagi ini
Memang luar biasa
Kala tiba suaramu mandayu rasa
Dengan pilihan kata tentang inawae berbudaya
Ialah budaya penguat menjerat
Yang selalu mengapit melepas penat
Yang kuteguk dengan secangkir kopi
Yang rasanya tak begitu pahit
Membuat bibirku terus bergetar
Saat mendengar suaramu
Penuh tawa yang menggelegar
Pada setiap patahan arah bicaramu
Tampaknya tak ada malu terselip
Untuk kita saling tertutup
Dalam sebuah permulaan tanpa kelam
Dalam kesederhanaan yang tak redup
Maka...
Aku mulai membalas kata
Untuk menjawab sepertiga malammu
Untuk melengkapi inspirasi pagimu
Hingga pintaku padamu
Janganlah pergi jauh dariku
Kalau hadirmu penuh doa
Dan tak ada air mata
Karena yang kusampaikan adalah puisi
Menggambarkan rasa hari ini
Tentang keistimewaan peletak kata
Tentang ingin yang telah menyapa
Makassar, 24 Februari 2019
→○○~
TANPA RUPA
/PDJ/ (3)
Oleh: Djik22
Ialah kita yang saling menyapa
Menjawab salam penuh rasa
Yang disambut dengan kata hati
Yang ditaburi dengan potongan senyum
Numun hanya kudengar suara
Dalam hati tergoda tanda-tanya
Kapan kita bertemu?
Biar segala ingin bisa terpenuhi
Karena kita sudah bangun komitmen
Tak akan bertemu lagi
Tak akan memeluk kembali
Walau hanya sebentar saja
Sebab...
Dunia kita begitu berjarak
Membuat kita hanya berani bertemu
Dalam puisi dua jemari yang menunggu
Ialah menunggu tentang sapa
Ialah mencari dekapan yang menanti
Seperti lilitan tali-temali
Menjadi satu di jejak menjawab hari
Karena kita baru memulai
Karena kita baru berkenalan
Maka..
Tanpa rupa dalam suara maya
Makassar, 24 Februari 2019
→○○~
KALI INI SAJA
/PDJ/ (4)
Oleh: Djik22
Ialah kita yang menyapa
Ialah kita yang saling temu
Dengan hitungan waktu
Dan kusulam kata menyapamu dengan tawa
Karena inilah pertemuan kedua
Ternyata bukan sebuah mimpi
Apalagi...
Hanya suara tanpa rupa
Hadirmu terlalu cepat
Dan pulangmu begitu menyayat
Pada beberapa kata yang masih suram
Pada sederet bahasa digauli malam
Masih saja tangan menggenggam
Di antara dua jemari
Kurasakan pesan tersampaikan
Hingga kupersilakan duduk berdempetan
Kalau katamu dunia kita bukan jarak
Maka...
Kukatakan dunia kita adalah rasa
Yang terungkap melalui kata
Yang tertuang di bahasa permulaan
Kitalah sepasang asing jemari
Coba mengisi hari
Dengan puisi dua jemari
Yang terus menggoda hati
Dan izinkan aku terlarut dengan rasa
Biar aku tenggelam dalam perenungan
Dan terus bertahan
Walau pintaku hanya kali ini saja
Makassar, 26 Februari 2019
→○○~
SALING MELENGKAPI
/PDJ/ (5)
Oleh: Djik22
Terpancar cahaya di raut yang berseri
Pada temu yang singkat kita menyapa
Ada rasa dan getaran muntahkan gerogi
Dalam gelombang cerita penuh canda
Kita yang saling mencoba
Memasuki tanya satu demi satu
Namun suasana ramai kalahkan rasa
Dan kita kelihatan saling kaku
Bagimu mungkin ada rindu
Membawamu pulang setelah bersua
Biar menemukan obat penawar
Demi membayar rasa rindu menggebu
Banyak hal yang tersirat
Pada temu malam itu
Yang kita coba mengenal lebih dekat
Yang kita coba lewat berbagi rayu
Masih adakah getaran rasamu?
Bagaimana keadaan setelah pulangmu?
Melewati rasa yang baru dimulai
Merawat dalam doa biar kita saling melengkapi
Makassar, 26 Februari 2019
→○○~
RINDUMU MASIH ADA
/DPJ/ (6)
Oleh: Djik22
Kata-kataku terus ada
Demi mewakili rasa
Dalam tegukan kopi
Datangkan imajinasi
Apalagi...
Kita mengawali kata dengan tanya
Demi melengkapi rindu tak bertepi
Antara kita berdua menggebu berkala
Aku masih di sini
Dengan senyum dan tawa
Dengan rasa dan ragu mengingat tatapanmu
Dalam diam kau membayar rindu
Ternyata senyumku
Pelan-pelan kau ikuti dan tenggelam
Dalam sebuah pengakuan malam
Yang kutahu lewat gerak-gerikmu
Semoga diriku tak salah menilai
Atas telaah kata lewat puisi
Tempat kau bersembunyi rasa
Tempatmu menaru harap kalau rindumu masih ada
Makassar, 28 Februari 2019
→○○~
MENATA HATI
/PDJ/ (7)
Oleh: Djik22
Masih saja kita terjebak eja
Dengan pembahasan yang sama
Tentang rasa yang terus bersuara
Tentang suasana yang terus membara
Belum lagi...
Kata hati terus menagi
Pada segala macam ungkapan
Pada tiap-tiap lorong hampa penantian
Karena mataku sudah tak berdusta
Apalagi...
Inginku terus berkata
Kalau aku di sini masih saja menanti
Entah kapan kita bertemu kembali
Pada temu yang terus merindu
Pada rasa yang berbisik P E R H A T I A N
Biar bisa satukan kesepakatan
Namun tak segila itu membuang waktu
Dalam bacaan-bacaan rindu
Yang kutarik makna kata dalam puisi
Kalau kau ingin kita menata hati
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
MENANGGUNG RINDU
/PDJ/ (8)
Oleh: Djik22
Malam telah kita lewati
Kemudian ramai gantikan sunyi
Membuat diriku terus kesepian
Untuk menyampaikan perasaan
Karena perihal rasa
Membuat aku selalu terjaga
Pada segala harapan
Pada segala rindu yang tertawan
Hingga tak ada titik jenuh
Disulap jadi keluh
Mengisi hari yang selalu mengait
Melewati waktu yang sering mengapit
Karena kaulah alasan rasa tak tamat
Walau belum menemukan tempat
Tepat di hatimu
Tepat di penantianmu
Untuk sementara waktu
Aku memintamu untuk menunggu
Dengan senyum pada khayalmu
Dengan ingatan yang selalu awet
Belum lagi...
Tanyamu tentang kapan bertemu
Lewat bahasa hati dalam puisi
Biar kita tak lagi menanggung rindu
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
KEPASTIAN
/PDJ/ (9)
Oleh: Djik22
Kita sama-sama terjebak rasa
Kita saling gantungkan harap
Yang coba perlaban dibuka
Pada separuh malam yang gelap
Dan kita tambah bimbang
Dengan segala perantara
Yang coba kita tuang
Perlahan-lahan tambah terasa
Ialah berulang kali
Membahasakan temu
Ialah sering kali
Menanyakan hatiku untuk siapa
Semoga semua bukan rayuan
Semoga semua bukan hanya jebakan
Tentang pengakuan kenyamanan
Tentang bertahan dan menanti
Dan kita sama-sama
Menanggung rindu setelah temu kedua
Membuat kita
Paksakan diri beri kepastian
Namun aku katakan dengan terbuka
Kalau hatiku untuk semesta bahasamu
Rinduku segalanya kata-kata jujurmu
Dan rasaku masih meminta segala kepastian
Apakah kita terjebak pada rayu?
Apakah semua hanya puji-pujian?
Atau masih saja kita memendam rindu
Kemudian dengan diam kita malu-malu
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
UNTUKMU RINDU
/PDJ/ (10)
Oleh: Djik22
Kita tak biasanya merayu
Kita tak suka pada jebakan
Namun kita ingin ungkapkan kejujuran
Hingga kini masih terhanyut menunggu
Karena terlalu lama menunggu
Akan datangkan bimbang berlaku
Tentang temu yang belum pasti
Tentang rasa yang masih mencari
Apalagi...
Kau sering meyendiri dalam ramai
Membuat budaya sunyi jadi kawan
Dan pasti kau korbankan perasaan
Apakah kita harus berdebat?
Mencari jalan makna siapa K I T A
Kemudian melalui kata
Kita hanya terapkan permainan waktu
Dan semoga masih ada rindu
Biar kupeluk erat tubuhmu pada temu
Yang selama ini dinanti
Yang selama ini ditagi
Kuyakinkan rasaku pada kata
Kujawab semua tanyamu pasa bahasa
Untuk tetap setia bersamamu
Dan untukmu rindu masih ada dan selamanya
Makassar, 3 Maret 2019
→○○~
/PDJ/ (3)
Oleh: Djik22
Ialah kita yang saling menyapa
Menjawab salam penuh rasa
Yang disambut dengan kata hati
Yang ditaburi dengan potongan senyum
Numun hanya kudengar suara
Dalam hati tergoda tanda-tanya
Kapan kita bertemu?
Biar segala ingin bisa terpenuhi
Karena kita sudah bangun komitmen
Tak akan bertemu lagi
Tak akan memeluk kembali
Walau hanya sebentar saja
Sebab...
Dunia kita begitu berjarak
Membuat kita hanya berani bertemu
Dalam puisi dua jemari yang menunggu
Ialah menunggu tentang sapa
Ialah mencari dekapan yang menanti
Seperti lilitan tali-temali
Menjadi satu di jejak menjawab hari
Karena kita baru memulai
Karena kita baru berkenalan
Maka..
Tanpa rupa dalam suara maya
Makassar, 24 Februari 2019
→○○~
KALI INI SAJA
/PDJ/ (4)
Oleh: Djik22
Ialah kita yang menyapa
Ialah kita yang saling temu
Dengan hitungan waktu
Dan kusulam kata menyapamu dengan tawa
Karena inilah pertemuan kedua
Ternyata bukan sebuah mimpi
Apalagi...
Hanya suara tanpa rupa
Hadirmu terlalu cepat
Dan pulangmu begitu menyayat
Pada beberapa kata yang masih suram
Pada sederet bahasa digauli malam
Masih saja tangan menggenggam
Di antara dua jemari
Kurasakan pesan tersampaikan
Hingga kupersilakan duduk berdempetan
Kalau katamu dunia kita bukan jarak
Maka...
Kukatakan dunia kita adalah rasa
Yang terungkap melalui kata
Yang tertuang di bahasa permulaan
Kitalah sepasang asing jemari
Coba mengisi hari
Dengan puisi dua jemari
Yang terus menggoda hati
Dan izinkan aku terlarut dengan rasa
Biar aku tenggelam dalam perenungan
Dan terus bertahan
Walau pintaku hanya kali ini saja
Makassar, 26 Februari 2019
→○○~
SALING MELENGKAPI
/PDJ/ (5)
Oleh: Djik22
Terpancar cahaya di raut yang berseri
Pada temu yang singkat kita menyapa
Ada rasa dan getaran muntahkan gerogi
Dalam gelombang cerita penuh canda
Kita yang saling mencoba
Memasuki tanya satu demi satu
Namun suasana ramai kalahkan rasa
Dan kita kelihatan saling kaku
Bagimu mungkin ada rindu
Membawamu pulang setelah bersua
Biar menemukan obat penawar
Demi membayar rasa rindu menggebu
Banyak hal yang tersirat
Pada temu malam itu
Yang kita coba mengenal lebih dekat
Yang kita coba lewat berbagi rayu
Masih adakah getaran rasamu?
Bagaimana keadaan setelah pulangmu?
Melewati rasa yang baru dimulai
Merawat dalam doa biar kita saling melengkapi
Makassar, 26 Februari 2019
→○○~
RINDUMU MASIH ADA
/DPJ/ (6)
Oleh: Djik22
Kata-kataku terus ada
Demi mewakili rasa
Dalam tegukan kopi
Datangkan imajinasi
Apalagi...
Kita mengawali kata dengan tanya
Demi melengkapi rindu tak bertepi
Antara kita berdua menggebu berkala
Aku masih di sini
Dengan senyum dan tawa
Dengan rasa dan ragu mengingat tatapanmu
Dalam diam kau membayar rindu
Ternyata senyumku
Pelan-pelan kau ikuti dan tenggelam
Dalam sebuah pengakuan malam
Yang kutahu lewat gerak-gerikmu
Semoga diriku tak salah menilai
Atas telaah kata lewat puisi
Tempat kau bersembunyi rasa
Tempatmu menaru harap kalau rindumu masih ada
Makassar, 28 Februari 2019
→○○~
MENATA HATI
/PDJ/ (7)
Oleh: Djik22
Masih saja kita terjebak eja
Dengan pembahasan yang sama
Tentang rasa yang terus bersuara
Tentang suasana yang terus membara
Belum lagi...
Kata hati terus menagi
Pada segala macam ungkapan
Pada tiap-tiap lorong hampa penantian
Karena mataku sudah tak berdusta
Apalagi...
Inginku terus berkata
Kalau aku di sini masih saja menanti
Entah kapan kita bertemu kembali
Pada temu yang terus merindu
Pada rasa yang berbisik P E R H A T I A N
Biar bisa satukan kesepakatan
Namun tak segila itu membuang waktu
Dalam bacaan-bacaan rindu
Yang kutarik makna kata dalam puisi
Kalau kau ingin kita menata hati
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
MENANGGUNG RINDU
/PDJ/ (8)
Oleh: Djik22
Malam telah kita lewati
Kemudian ramai gantikan sunyi
Membuat diriku terus kesepian
Untuk menyampaikan perasaan
Karena perihal rasa
Membuat aku selalu terjaga
Pada segala harapan
Pada segala rindu yang tertawan
Hingga tak ada titik jenuh
Disulap jadi keluh
Mengisi hari yang selalu mengait
Melewati waktu yang sering mengapit
Karena kaulah alasan rasa tak tamat
Walau belum menemukan tempat
Tepat di hatimu
Tepat di penantianmu
Untuk sementara waktu
Aku memintamu untuk menunggu
Dengan senyum pada khayalmu
Dengan ingatan yang selalu awet
Belum lagi...
Tanyamu tentang kapan bertemu
Lewat bahasa hati dalam puisi
Biar kita tak lagi menanggung rindu
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
KEPASTIAN
/PDJ/ (9)
Oleh: Djik22
Kita sama-sama terjebak rasa
Kita saling gantungkan harap
Yang coba perlaban dibuka
Pada separuh malam yang gelap
Dan kita tambah bimbang
Dengan segala perantara
Yang coba kita tuang
Perlahan-lahan tambah terasa
Ialah berulang kali
Membahasakan temu
Ialah sering kali
Menanyakan hatiku untuk siapa
Semoga semua bukan rayuan
Semoga semua bukan hanya jebakan
Tentang pengakuan kenyamanan
Tentang bertahan dan menanti
Dan kita sama-sama
Menanggung rindu setelah temu kedua
Membuat kita
Paksakan diri beri kepastian
Namun aku katakan dengan terbuka
Kalau hatiku untuk semesta bahasamu
Rinduku segalanya kata-kata jujurmu
Dan rasaku masih meminta segala kepastian
Apakah kita terjebak pada rayu?
Apakah semua hanya puji-pujian?
Atau masih saja kita memendam rindu
Kemudian dengan diam kita malu-malu
Makassar, 1 Maret 2019
→○○~
UNTUKMU RINDU
/PDJ/ (10)
Oleh: Djik22
Kita tak biasanya merayu
Kita tak suka pada jebakan
Namun kita ingin ungkapkan kejujuran
Hingga kini masih terhanyut menunggu
Karena terlalu lama menunggu
Akan datangkan bimbang berlaku
Tentang temu yang belum pasti
Tentang rasa yang masih mencari
Apalagi...
Kau sering meyendiri dalam ramai
Membuat budaya sunyi jadi kawan
Dan pasti kau korbankan perasaan
Apakah kita harus berdebat?
Mencari jalan makna siapa K I T A
Kemudian melalui kata
Kita hanya terapkan permainan waktu
Dan semoga masih ada rindu
Biar kupeluk erat tubuhmu pada temu
Yang selama ini dinanti
Yang selama ini ditagi
Kuyakinkan rasaku pada kata
Kujawab semua tanyamu pasa bahasa
Untuk tetap setia bersamamu
Dan untukmu rindu masih ada dan selamanya
Makassar, 3 Maret 2019
→○○~
SEJUTA HARAPAN
/PDJ/ (11)
Oleh: Djik22
Kau adalah rindu yang mendayu
Kau adalah rasa yang bercahaya
Mewakili diri biar bisa berujung temu
Pada sebuah waktu berkala kita menyapa
Hatimu sedang kosong tanpa diisi rasa
Beri sejuta rayu untuk menginap
Biar hanya lewat tinta kau berkata dalam maya
Biar sebuah kehadiran tiba tanpa malu
Aku tak sedang mengatakan
Kalau harapanmu terlalu jauh
Aku tak sedang persoalakan hakmu perihal hati
Karena kau adalah rasa yang nyata
Karena kau adalah seribu raut yang memikat
Hariku akan terus berubah
Ketika kau berlabu untuk bertemu
Biar seribu kesalahan pernah menimpamu
Biar seratus kasih yang menyakiti hati
Aku terimamu dengan keikhlasan
Aku merindumu tapi hanya mampu kutuang dalam puisi
Karena kaulah segala dari inspirasi
Karena kau adalah cinta yang diutus oleh Sangmaha R A S A
Padaku kau sering jujur
Padaku kau tak berani kabur
Dan aku bertanya untuk menemukan jawaban
Bagaimana dengan sejuta harapanmu?
Makassar, 9 Maret 2019
→○○~
PADA HATI
/PDJ/ (12)
Oleh: Djik22
Pada hati rasa tak kita biarkan lewat
Pada kata kita bermuara dan selalu awet
Ditemani kopi mengisi rasa ingin tahu
Pecahkan hiruk-pikuk pikiran dan keadaan kota
Dan pada hati kita masih sepi
Karena arah tuju belum pasti
Dari rasa yang terus mencair
Dari bahasa yang sering mengambang
Pada hati kita menaruh harap
Biar dalam keadaan tertutup
Aku ingin memelukmu
Aku ingin rindu menjadi temu
Adalah temu tentang menjawab keberanian
Adalah temu menjawab rindu yang bertahan
Yang sering kali kita layangkan
Yang sering kali bertaruh tanpa hadiah
Karena hadiah rindu adalah pertemuan
Karena hadiah rasa adalah keterbukaan
Namun saat itu pun belum tiba
Karena kita masih saling bersembunyi
Aku merindumu tanpa dilekatkan wibawa
Aku mengimbangimu tanpa menggurui
Pada setiap kata yang diutarakan
Pada setiap setia yang masih abu-abu
Harapku dengan hati
Kelak akan aku jemput di rumahmu
Biar kubawa pulang
Dengan Bismillah sebagai kekasih halalku
Makassar, 15 Maret 2019
→○○~
JANGAN BIMBANG
/PDJ/ (13)
Oleh: Djik22
Katamu kita terlalu larut dalam suguhan kata
Kita terlalu banyak menyusun kata
Namun bagimu hanya sebatas ilusi
Atau pun tanpa kepastian menyapa
Hingga pengaruhi alur pikirmu memberi dakwaan
Ialah hatiku yang sudah berpenghuni
Dan membuat pulangmu penuh ragu-ragu
Di jalan sepi yang masih abu-abu
Bukankah temu telah menjawab ragu?
Apakah rindumu belum kutunaikan?
Hingga hatimu jadi bimbang
Hingga pulangmu terasa mengambang
Aku ingin katakan dengan jujur
Kalau rasaku padamu tak akan kadaluarsa
Kalau mencintaimu tak akan ada keluh
Karena aku menjagamu dengan doa
Yang kuamini dengan keteduhan hati
Masih tentang rasa
Yang kau tuang lewat puisi
Yang kau harap lewat sujud
Yang kau utarakan lewat keterbukaan
Hanya sebuah pesan untuk menghapus bimbang
Bahwa diriku sepenuhnya untukmu
Bahwa ragaku segalanya untuk jiwamu
Hingga kau dan aku tetap bahagia dalam satu rumah
Jadi...
Jangan kau urungkan niat
Jangan kau ragukan yang sudah diutarakan
Karena sekali setia aku tak akan berkhianat
Makassar, 18 Maret 2019
/PDJ/ (11)
Oleh: Djik22
Kau adalah rindu yang mendayu
Kau adalah rasa yang bercahaya
Mewakili diri biar bisa berujung temu
Pada sebuah waktu berkala kita menyapa
Hatimu sedang kosong tanpa diisi rasa
Beri sejuta rayu untuk menginap
Biar hanya lewat tinta kau berkata dalam maya
Biar sebuah kehadiran tiba tanpa malu
Aku tak sedang mengatakan
Kalau harapanmu terlalu jauh
Aku tak sedang persoalakan hakmu perihal hati
Karena kau adalah rasa yang nyata
Karena kau adalah seribu raut yang memikat
Hariku akan terus berubah
Ketika kau berlabu untuk bertemu
Biar seribu kesalahan pernah menimpamu
Biar seratus kasih yang menyakiti hati
Aku terimamu dengan keikhlasan
Aku merindumu tapi hanya mampu kutuang dalam puisi
Karena kaulah segala dari inspirasi
Karena kau adalah cinta yang diutus oleh Sangmaha R A S A
Padaku kau sering jujur
Padaku kau tak berani kabur
Dan aku bertanya untuk menemukan jawaban
Bagaimana dengan sejuta harapanmu?
Makassar, 9 Maret 2019
→○○~
PADA HATI
/PDJ/ (12)
Oleh: Djik22
Pada hati rasa tak kita biarkan lewat
Pada kata kita bermuara dan selalu awet
Ditemani kopi mengisi rasa ingin tahu
Pecahkan hiruk-pikuk pikiran dan keadaan kota
Dan pada hati kita masih sepi
Karena arah tuju belum pasti
Dari rasa yang terus mencair
Dari bahasa yang sering mengambang
Pada hati kita menaruh harap
Biar dalam keadaan tertutup
Aku ingin memelukmu
Aku ingin rindu menjadi temu
Adalah temu tentang menjawab keberanian
Adalah temu menjawab rindu yang bertahan
Yang sering kali kita layangkan
Yang sering kali bertaruh tanpa hadiah
Karena hadiah rindu adalah pertemuan
Karena hadiah rasa adalah keterbukaan
Namun saat itu pun belum tiba
Karena kita masih saling bersembunyi
Aku merindumu tanpa dilekatkan wibawa
Aku mengimbangimu tanpa menggurui
Pada setiap kata yang diutarakan
Pada setiap setia yang masih abu-abu
Harapku dengan hati
Kelak akan aku jemput di rumahmu
Biar kubawa pulang
Dengan Bismillah sebagai kekasih halalku
Makassar, 15 Maret 2019
→○○~
JANGAN BIMBANG
/PDJ/ (13)
Oleh: Djik22
Katamu kita terlalu larut dalam suguhan kata
Kita terlalu banyak menyusun kata
Namun bagimu hanya sebatas ilusi
Atau pun tanpa kepastian menyapa
Hingga pengaruhi alur pikirmu memberi dakwaan
Ialah hatiku yang sudah berpenghuni
Dan membuat pulangmu penuh ragu-ragu
Di jalan sepi yang masih abu-abu
Bukankah temu telah menjawab ragu?
Apakah rindumu belum kutunaikan?
Hingga hatimu jadi bimbang
Hingga pulangmu terasa mengambang
Aku ingin katakan dengan jujur
Kalau rasaku padamu tak akan kadaluarsa
Kalau mencintaimu tak akan ada keluh
Karena aku menjagamu dengan doa
Yang kuamini dengan keteduhan hati
Masih tentang rasa
Yang kau tuang lewat puisi
Yang kau harap lewat sujud
Yang kau utarakan lewat keterbukaan
Hanya sebuah pesan untuk menghapus bimbang
Bahwa diriku sepenuhnya untukmu
Bahwa ragaku segalanya untuk jiwamu
Hingga kau dan aku tetap bahagia dalam satu rumah
Jadi...
Jangan kau urungkan niat
Jangan kau ragukan yang sudah diutarakan
Karena sekali setia aku tak akan berkhianat
Makassar, 18 Maret 2019
→○○~
MERAWAT RINDU
/PDJ/ (14)
Oleh: Djik22
Rindu adalah alasan kita bertemu
Rasa adalah alasan kita saling memberi kabar
Tanpa harus mengungkap jujur jadi kabur
Karena kita yakin pada rindu yang sedang menggebu
Pintaku jangan kau bimbang
Karena rasaku padamu
Tetap kujaga di dasar kalbu
Tetap menjadi janji yang terus memikat
Maka...
Biarkan rasa mengalir dengan derasnya
Biarkan rindu menjangkit jadi ramai
Hingga setia tetap jadi landasan bertangkai
Ialah tangkai mengajarkan masa depan
Ialah batang yang meminta kita berteduh
Walau suasana terus menghajar
Tentang sayang yang sering terucap
Sebab...
Aku percaya pada rindu yang kau suguhkan
Aku yakin pada kesepakatan yang terbangun
Tersulam jadi tali penguat sebuah hubungan
Dengan sabar kau menanti
Dengan hati kau menunggu
Kalau kita tetap akan bertemu
Di bawah bendera rasa tanpa sebuah doktrin
Karena doktrin tak pantas singgah
Karena kau dan aku
Mengharapkan saling berbagi
Ialah cinta dan sayang dibalut Bismillah
Sebab...
Saling mencintai adalah tugas kita
Dan menjagamu adalah kewajibanku
Karena kita adalah sepasang yang merawat rindu
Makassar, 20319 | Djik22
MERAWAT RINDU
/PDJ/ (14)
Oleh: Djik22
Rindu adalah alasan kita bertemu
Rasa adalah alasan kita saling memberi kabar
Tanpa harus mengungkap jujur jadi kabur
Karena kita yakin pada rindu yang sedang menggebu
Pintaku jangan kau bimbang
Karena rasaku padamu
Tetap kujaga di dasar kalbu
Tetap menjadi janji yang terus memikat
Maka...
Biarkan rasa mengalir dengan derasnya
Biarkan rindu menjangkit jadi ramai
Hingga setia tetap jadi landasan bertangkai
Ialah tangkai mengajarkan masa depan
Ialah batang yang meminta kita berteduh
Walau suasana terus menghajar
Tentang sayang yang sering terucap
Sebab...
Aku percaya pada rindu yang kau suguhkan
Aku yakin pada kesepakatan yang terbangun
Tersulam jadi tali penguat sebuah hubungan
Dengan sabar kau menanti
Dengan hati kau menunggu
Kalau kita tetap akan bertemu
Di bawah bendera rasa tanpa sebuah doktrin
Karena doktrin tak pantas singgah
Karena kau dan aku
Mengharapkan saling berbagi
Ialah cinta dan sayang dibalut Bismillah
Sebab...
Saling mencintai adalah tugas kita
Dan menjagamu adalah kewajibanku
Karena kita adalah sepasang yang merawat rindu
Makassar, 20319 | Djik22
→○○~
PILIHANMU
/PDJ/ (15)
Oleh: Djik22
Aku tak merayu waktu
Aku tak
menyiakan-nyiakan temu
Karena rinduku tak menggebu-gebu
Namun rindu dan rasaku ikhlas berharap ridho-Nya
Akulah kasih yang pasti
Akulah rasa yang berjiwa
Tapi...
Anggapanmu rasaku hanyalah sandiwara
Sampai...
Kau ragu-ragu untuk terus berjalan
Di atas kesepakatan lembut yang terbangun
Dan kau coba untuk menghindar
Aku tak mencari yang bercadar
Aku tak pernah penjarakan rasa
Karena aku ingin
Kau adalah tetap jadi surga yang berjalan
Iya...
Kita memang merawat rindu
Kita memang menjaga rasa
Namun niatmu sering urung
Janjimu perlahan mulai termakan goda
Padahal...
Kau dan aku
Mengawali dengan Bismillah
Temui amin tanpa henti
Jangan urungkan niatmu
Jika ada orang ketiga
Karena aku bukan bayangan
Karena aku bukan tempat disalahkan
Aku bertanya
"Beginikah jalan takdir persinggahan?"
Kalau pilihanmu mulai kabur
Membuat rasa rindu semakin samar-samar
Makassar, 22 Maret 2019
/PDJ/ (15)
Oleh: Djik22
Aku tak merayu waktu
Aku tak
menyiakan-nyiakan temu
Karena rinduku tak menggebu-gebu
Namun rindu dan rasaku ikhlas berharap ridho-Nya
Akulah kasih yang pasti
Akulah rasa yang berjiwa
Tapi...
Anggapanmu rasaku hanyalah sandiwara
Sampai...
Kau ragu-ragu untuk terus berjalan
Di atas kesepakatan lembut yang terbangun
Dan kau coba untuk menghindar
Aku tak mencari yang bercadar
Aku tak pernah penjarakan rasa
Karena aku ingin
Kau adalah tetap jadi surga yang berjalan
Iya...
Kita memang merawat rindu
Kita memang menjaga rasa
Namun niatmu sering urung
Janjimu perlahan mulai termakan goda
Padahal...
Kau dan aku
Mengawali dengan Bismillah
Temui amin tanpa henti
Jangan urungkan niatmu
Jika ada orang ketiga
Karena aku bukan bayangan
Karena aku bukan tempat disalahkan
Aku bertanya
"Beginikah jalan takdir persinggahan?"
Kalau pilihanmu mulai kabur
Membuat rasa rindu semakin samar-samar
Makassar, 22 Maret 2019
→○○~
Komentar