Langsung ke konten utama

Puisi

/1/ MELUKIS KATA

Menggambarkanmu lewat kata
Tak pernah usai dimakan usia
Tak pernah lelah menyusun bahasa
Menjadi puisi-puisi yang indah menawan

Iya...
Puisi yang menggambarkan keadaan
Dengan bahasa yang kaya budaya
Dalam nafas pergulatan pemikiran

Menjadikan diri sebagai orang berguna
Walau baru secuil melukismu
Walau sepenggal membuatmu bahagia
Namun diri tetap percaya pada ajaranmu

Karena kau ajarkan eja
Karena kau indahkan kemauan
Kala restu kupinta tanpa paksaan
Kemudian tanganku mulai menuliskan kata

Dan semua restu tetap terbukti
Sampai kata-kata dari puisi
Selalu bernyawa
Kala melukis nusa


Makassar
Rabu, 27 Februari 2019
By: Djik22
_______

/2/ KATA MAAF
16.32

Patahan kata kuramu dalam puisi
Mengisahkan tentang misteri
Ungkapkan cinta yang tersembunyi
Coba kutelusuri perlahan-lahan

Walau cobaan datang berganti rupa
Biar godaan berduyun lampiaskan rasa
Hingga diri terombang-ambing
Dengan keadaan yang tak bisa dikontrol

Ada haru mengalahkan kekuatan
Ada cerita mengalahkan emosi
Membuat diri jadi ogois untuk bertahan
Pada luapan bahasa dendam dan dengki

Maka...
Sebagai manusia penuh dosa
Aku luruskan niat
Tidak lagi membuat yang mudah jadi sulit

Pada akhirnya
Tinggal penyelasan yang bermuara
Datang menegur kelakuan yang berlebihan
Ungkapkan kata maaf padamu yang sedang kesakitan


Makassar
Jumat, 1 Maret 2019
By: Djik22
_______

/3/ PADAMU
16.43

Dengungan tentang perjuangan
Sering kau ingatkan
Untuk kita terus bertahan dengan ikhlas
Biar keadaan terus tiba dengan ganas

Sekiranya kita tak pernah menyerah
Menyuarakan yang jadi hak
Kemudian melangkan kritik
Demi membangun sebuah perubahan

Dan peruban itu telah kita raih
Sisanya kita tinggal merawat
Lalu...
Memupuknya jadi sejarah

Karena darimu aku belajar tentang gelora
Darimu aku berikrar tentang aksara
Yang terus melahirkan benih rindu
Letakan sebuah tatanan tak membelengggu

Hingga akhirnya...
Semua sama-sama kita nikmati
Dengan usaha sendiri
Karena padamu semua berasal dan bernyawa


Makassar
Jumat, 1 Maret 2019
By: Djik22
_______

/4/ TUBUHKU BUKAN TEMPAT PELAMPIASAN
14.20

Hingar-bingar bangsa kian menampar dada
Sili berganti tangan mulai meraba-raba
Dengan jemari-jemari
Baik halus atau pun kasar

Hingga stigma masih tumbuh merajalela
Kalau tugasku hanya di dapur, sumur, dan kasur
Dengan pongah orang meletakan budaya
Dengan sombong aku dipandang buruk

Bukankah tanpa darahku kalian tak ada di bumi?
Bukankah buah dadaku tempat pengharapan?
Lalu...
Kenapa aku kau nodai setiap hari dengan hati?

Coba pikirkan kalau di dunia tak ada perempuan
Kalau di dunia hanya berserak kaum laki-laki
Maka...
Tak akan ada kelahiran
Tak akan ada kasih-sayang menabur cinta

Dan sedini mungkin aku ingatkan
Kalau aku dan kaumku
Bukan tempat pelampiasan
Bukan tempat  hawa nafsu harus dilayangkan

Jadi jangan kalian tiba dengan godaan
Jangan kalian datang dengan tawaran rupa-rupa
Kalau hanya mencicipi daging
Kalau hanya menikmati desahan

Oh...
Beginikah aku dan kaumku diperlakukan?
Setelah kesucianku direbut
Aku dibuang bagai debu

Aku dilempar bagai sampah
Kemudian mencari yang baru
Biar membayar ingin
Biar memenuhi hasrat membabi-buta

Hentikanlah perlakuan busukmu
Baik kau adalah aktivis
Politisi, dosen, dan bahkan orang merdeka
Dan segala titel dan kebesaran lainnya

Sudah saatnya...
Kalian dan kaummu menjadi sepasang kawan juang
Yang harus menelanjangi ketamakan
Yang harus membongkar segala kebusukan di bangsa ini

Apalagi...
Momen politik menjual harga diri
Momen pemilihan umum orang-orang sering menghujat
Hingga kesempatan kami semakin berkurang

Jadilah imam buat aku dan kaumku
Mari berdiri sejajar dengan kebenaran
Mari bergandeng tangan untuk melawan serangan
Kemudian kita layangkan solusi secara berkala

Ialah solusi tentang keadilan
Ialah solusi kalau tubuhku bukan tempat pelampiasan
Namun kita adalah manusia yang peka
Kita adalah orang-orang yang menghormati ajaran kebaikan


Makassar
Kamis, 7 Maret 2019
By: Djik22
_______

/5/ PEREMPUAN DIBELENGGU KEKERASAN
17.30

Maraknya kekerasan di bangsa ini
Seolah tak bisa diselesaikan dengan terbuka
Hanya menampar lalu berkata tak jujur
Pada sejuta kalimat sampah dan pertemuan bibir

Dan lebih parahnya lagi...
Kekerasan itu menimpah kaum P E R E M P U A N
Yang selalu ditekan dengan segala aturan
Yang selalu dirugikan dengan segala kelakuan

Tubuh kami dianggap hina
Tenaga kami dianggap lemah
Bagai sampah basah berdesah
Dioles dengan iklan sabun mandi bernada

Apakah kami barang dagangan?
Ataukah kebebesan kami direnggut paksa?
Dengan segala dalil anti perasaan
Dengan segala bahasa tak berbudaya

Huisss... bangsa besar tempat bermuara para bedebah
Berjas rapi
Berlagak bijak namun berhati busuk
Kemudian mainnya di hotel tidur bersama kaumku

Dagingku dijual
Suaraku dibungkam
Tenagaku dijual murah di negeri seberang
Karena negara tak lagi mamakai jasa kaumku

Katanya negara kita sudah merdeka
Namun pemerkosaan terjadi di mana-mana
Katanya bangsa kita adalah bangsa besar
Namun stigma mayoritas-minoritas masih dijadikan serangan

Hargailah usaha kami
Denganlah suara kami
Jangan suka mengganggap kami kaum kecil
Jangan hina ketika kesucian kami direbut

Karena kami adalah anak kandung Republik Indonsia
Kami adalah perut ikhlas bersusah payah merawat generasi
Hingga kau temukan dunia modern
Hingga kau berdiri gagah di etalase gedung-gedung megah

Berita-berita selalu tersiar kabar
Lelaki adalah makhluk yang paling kuat
Menguasa segala lini bertahan dengan segala bahasa
Dan secuil batang mengkerut maju mundur

Ah...
Dunia sandiwara mainan para perupa
Dunia omong-kosong mainan para penjual kata
Dunia pembohongan sejarah atas nama kekuasaan

Masihkah kau rusaki diriku dengan segunung rayuan?
Atau kau tiba lagi dengan sayap takdir C I N T A?
Makan saja cintamu yang hanya  mengejar daging
Dan kutukan akan tetap kami layangkan padamu

Dengarkah kau tentang sejarah Dewi Sartika?
Tahukah kalian tentang perjuangan Kartini?
Dan perjuangan kaumku yang rela mati seperti Marsinah
Demi generasinya bahagia

Berhentilah berkoar tentang penindasan
Kalau aku sering kau tindis di pagi, sore, dan malam hari
Berhentilah menganggap remeh pada perempuan
Kalau kau terlihat lemah tanpa air susunya

Aku bukanlah korban politik
Aku bukanlah barang yang dijual-belikan
Aku bukanlah tempat kau tumpahkan vitamin putihmu
Kalau tata-krama dan moral pun tak kau junjung tinggi

Mari bersama membela hak kami
Demi menghapus penindasan manusia atas manusia
Dan penindasan bangsa atas bangsa
Serta penindasan dari lelaki dan aturan rakus lainnya

Masihkah kalian berpangku tangan?
Kalau perempuan dirampas haknya
Kalau perempuan ditindas dengan seenaknya
Kalau perempuan dijadikan  pelacur tanpa harga

Aku hanya bertanya


Makassar
Kamis, 7 Maret 2019
By: Djik22
_______

/6/ DUA MATA
15.47

Adalah mata
Yang mengajarkan aku tetap menatap
Pada segala keresahan
Pada segala kesedihan

Dan kau giring aku
Untuk tetap memandang
Dengan tatapan yang tajam
Lewati udara yang sedang merayu

Kuperhatikan...
Dua bola mata itu
Memberi kode
Tentang enam harapan yang telah ditulis

Tentang semua yang tersembunyi
Dari balik tembok-tembok tua
Hingga kunikmati tatapan itu
Menuju sebuah ketenangan

Tetaplah mendekat di sisiku
Akan kupenuhi harapmu
Akan kuamini doamu
Tanpa harus berbohong


Makassar
Minggu, 17 Maret 2019
By: Djik22
_______

/7/ ENAM HARAPAN
15.52

Enam harapan
Kau tulis dengan ikhlas
Saat malam panjang bernada
Saat cerita sedang asyik mencair

Harapanmu...
Adalah kekuatan terbaik untukku
Biar segala jalan sulit dimudahkan
Biar patahan pengelaman terbuang disatukan

Katamu...
Aku harus tetap terbuka
Aku harus tetap menjagamu
Hingga menuju sebuah R U M A H

Ialah rumah teduh
Tempat kita bersatu
Yang menari irama rahasia
Sambil perbaiki segala yang kurang

Masih tentang harapanmu
Yang terus-terus mengingatku
Tentang sebuah kesepakatan
Tentang sebuah ikrar

Dan harapan K I T A
Adalah menjadi kawan juang
Adalah menjadi sahabat setia
Adalah menjadi dua pasang yang halal


Makassar
Minggu, 17 Maret 2019
By: Djik22
_______

/8/ SETIA
15.08

Kau dan aku terlalu cepat bertemu
Di bawah kolong langit kenyamanan
Di atas hamparan kasur empuk bernada
Menjadi sebuah kekuatan tanpa diganggu

Iya...
Kau dan aku menikmati segala pandangan
Untuk memecahkan ribuan pertanyaan
Walau banyak jawaban yang masih samar-samar

Namun aku tahu sebelum kau tiba
Aku mengerti setelah kau jelaskan
Tentang pergolakan romantisme perjuangan
Yang sedang kau geluti tanpa keluh

Karena kau tak mau mengeluh
Pada jalan takdir yang terus berliku
Pada hubungan yang sering SAMBUNG-TERPUTUS
Menghardikmu hingga meninggalkan bekas merah

Merahmu adalah keberanian
Seperti penutup rambut yang kau kenakan
Sambil tersenyum mainkan jemarimu
Pada gawai setia yang berkuasa untuk melukis kata

Kau dan aku
Tetap menerima segala yang kurang
Tetap membenah segala yang keliru
Karena kau adalah merah-putih yang harus dijaga

Dan pada udara yang sedang menari
Kau tak mau pergi
Meninggalkan pertiwi yang sedang rindu
Karena kita ingin sebuah setia tanpa ada dusta


Makassar
Minggu, 17 Maret 2019
By: Djik22
_______

/9/ DUA-DUA YANG MENGEJA

Langit malam
Telah aku ajak terlibat
Dalam sebuah jalan takdir
Agar tetap mendapat sokongan kekuatan

Pada deru dan dersanya
Kata yang melaju
Kau berharap dengan bintang
Terangi langkahku yang sedang digeluti buram

Dan pada kesempatan lain
Aku ajak lagi dan lagi
Pada semesta yang terus memberi restu
Ialah restu tentang dua kekuatan

Jujur harus kulayangkan
Terbuka harus kuungkapkan
Karena aku tak mau sendiri
Sebab jemari diciptakan untuk tetap menolong

Maka…
Bantulah aku yang sedang kesulitan
Libatkan dirimu dalam harapku
Biar amin kau dan aku tetap diterima-Nya
Dua-dua bermula dari ada ke tiada
Dari ada dan terus bertahan
Hingga kini mulai goyah
Kembali merampok sebagian bahagia

Maka…
Tetaplah berada di sampingku
Walau ragamu telah tiada
Karena aku ingin jiwamu tetap ada

Sampai…
Kusulam kata demi kata
Untuk menulis potongan kisah
Untuk mengeja sebuah kehidupan baru


Makassar
Jumat, 22 Maret 2019
By: Djik22
_______

/10/ DALAM SUNYI KAU BERSUARA

Aku memilih bertahan
Dalam kesunyian
Demi tenangkan hati
Demi merenungi yang telah lewat
Arah waktu telah memberi petunjuk
Putaran jam pun terus menari
Mengajakku untuk coba tersenyum
Tanpa harus berlarut-larut dalam sedih

Dan kutemukan kekuatan baru
Di hamparan bergaris
Yang diisi oleh wajah-wajah berseri
Melantunkan bacaan-bacaan suci

Sampai…
Aku terharu
Aku terkesima
Pada jalan yang selama ini kuingkari

Dengan hati aku berikrar
Dengan yakin aku berpijak
Kalua keajaiban selalu ada
Jika diri tak mudah menyerah

Karena hidup di bawah kolong langit
Hanya tumpangan sementara
Di atas dunia yang tak kekal
Di atas semesta yang kelak akan hancur

Aku tak ingin hancur
Sebelum menyiapkan diri terlebih dahulu
Dengan memupuk segala amal kebajikan
Dengan segara aku pun memutar haluan hidup

Iya…
Masih tentang hidup yang selalu sunyi
Kini kutemukan dengan berusaha
Dan jalan sunyi kemarin telah jadi ramai lagi


Makassar
Jumat, 22 Maret 2019
By: Djik22
_______

/11/ INGIN BERTEMU

Huru-hara penembakan
Sering kita nikmati
Kita yang berani melawan moncong senjata
Dengan prinsip pokok semangat kolektif

Dan sampai kini terus dipertahankan
Walau badai sering menghajar
Walau perbedaan sering tiba
Tapi, kita tak pernah tercerai-berai

Ialah kita yang sudah mengikhlaskan raga
Demi ibu pertiwi dan nasib bangsa
Menuju sebuah tatanan masyarakat adil makmur
Berlaku bagi setiap rakyat tanpa pandang bulu

Sudah lama kita terpencar
Sudah lama kita terpisah oleh jarak
Maka…
Dengan kerinduan aku ingin bertemu

Karena di bawah kibaranmu adalah keberanian
Di bawah tiangmu adalah sebuah penyanggah yang kokoh
Dengan wibawa setara tanpa menghina
Dengan budaya sama rata sama rasa

Izinkanlah aku mengukir cerita
Baik yang pernah lewat
Mau pun yang sedang kita alami
Biar tetap menjadi sebuah catatan sejarah


Makassar
Jumat, 22 Maret 2019
By: Djik22
_______

/12/ PADAMU IBU

Dari jalan panjang cerita yang terpotong
Perlahan kukumpulkan
Satu demi satu
Agar terkumpul menjadi sebuah naskah

Ialah cerita tentang perjalanan
Ialah cerita tentang kehidupan
Yang coba kurajut dengan aksara bara
Yang coba kusulap jadi bacaan indah

Maka…
Restuilah doamu wahai ibu
Karena aku tahu doamu tetap ampuh
Karena ikhlasmu adalah jalan bahagia
Demi meraih cita dan asa

Padamu ibu…
Aku menaruh harap
Untuk mendapatkan kasih sayang
Untuk mendapatkan lantunan shahdu

Biar padamu aku bersandar
Dengan kematangan kata
Dengan ketenangan bahasa membuat catatan
Hingga catatan ini kuberi nama padamu ibu


Makassar
Jumat, 22 Maret 2019
By: Djik22
_______

/13/ DALAM IKATAN ANGKA ENAM BELAS

Mata fajar selalu bersinar
Kala langkah kaki
Menuju rumah pengetahuan
Rebahkan raga tenggelam dalam asa

Terlalu banyak waktu telah kita lewati
Banyak sulaman senyum menebar bahasa
Kita yang bertali rasa dalam gemuruh suara
Lantunkan kata tentang kebersamaan

Tiang beton masih berdiri rapi
Dinding tembok tetap jadi saksi bisu
Dari setiap langkah kaki anak kandung IPA
Yang sering menghentakan tanah lapang

Sebuah waktu pernah mengajarkan kita disiplin
Tentang petuah dari para penyulam kata
Dengan ikhlas menyuguhkan pelajaran
Tanpa lelah ajari kita tentang ilmu

Aku tak ingin meninggalkan kesan buruk
Begitu juga kau, dia, dan mereka
Kita ingin menebar benih bahasa bijak
Walau air mata jatuh di tangga perpisahan

Maka...
Maafkan kata yang pernah terucap
Maafkan bahasa yang pernah menyinggung
Dari ragam rupa aku tetap merasa bersalah

Sebentar lagi...
Kita menuju gerbang tangga berikut
Aku ingin kita semua tetap lanjut
Walau dalam alunan kota yang berbeda

Ukirlah kenangan seindah mungkin
Biar tak berat kaki melangkah pergi
Tetaplah lapang dada mengenang kepergian
Karena kita akan tetap kembali lagi

Maka...
Kembalilah pada pelukan bunda
Peluklah almamatermu dengan bangga
Kemudian sirami halaman Lembah Hijau

Dengan pengetahuan terbaik
Walau dalam ikatan angka enam belas
Kita ditakdirkan untuk berpisah
Namun kita akan tetap berkumpul lagi


Makassar
Kamis, 4 April 2019
By: Djik22
_______

/14/ DALAM BAYANG-BAYANG PEMILU SERENTAK

Ribuan pasang mata menatap tajam
Ratusan pikiran telanjang menerawang luka
Tentang air mata yang sering mengalir
Basahi pertiwi yang butuh obat mujarab

Tapi...
Penguasaku lebih sibuk pada urusan pribadi
Hukum yang diagungkan masih kaku berlaku
Bagi seluruh rakyat Indonesia

Pendidikan kian mahal mencekik leher
Ekonomi kebablasan penanaman modal asing
Huru-hara dengungan perlawanan
Didorong bendungan senapan dan tameng

Oh...
Perbedaan tak lagi seirama teriakan suci
Pembunuhan hak warga setajam silet
Dan, terus-menerus menambah luka

Mari menghapus luka
Hentikan omong-kosong bertopeng dadu
Rawatlah persatuan secara nasional
Cerdaskan rakyat dengan ketulusan

Tajamkan nilai-nilai Pancasila
Berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kejarlah segala kelemahan yang tertinggal
Jangan cederai amanat para pendiri bangsa


Makassar
Jumat, 12 April 2019
By: Djik22
_______

/15/ KECEWA

Dekat terlalu memikat
Pada dua hati
Yang telah lama
Menyatu tanpa sunyi

Pada suara maya
Kita begitu akrab
Dalam temu
Kita begitu bersahabat

Tapi...
Raut selalu terpeleh
Oleh topeng belenggu
Bertahan menutup malu

Iya...
Kau kecewa
Lantaran aku berpaling
Dan cintaku ikut terbagi

Bukankah sebelumnya kau tahu?
Atau kau coba menjebak diriku?
Kemudian kau tertawa
Di atas segala aibku

Jangan kau kecewa
Kemudian mendakwa
Aku adalah pihak yang salah
Aku adalah pemburu serakah

Mari kita sudahi pertengkaran
Lupakan segala kecewa
Sudah saatnya kita rawat kebajikan
Dan jangan saling menyalahkan


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/16/ CINTA YANG TERBAGI

Puluhan purnama
Telah kita pandang
Jutaan bintang
Telah memberi cahaya

Pada jejak langkah
Yang sedang kita geluti
Demi menyamai rasa
Menyatukan cinta

Adalah cinta sejati
Berikrar di bawah ruang teduh
Dikelilingi lampion asa
Ditabur ukiran tangan berwarna

Aku mengukir tanda
Penuh ketulusan
Tanpa ada dusta
Tanpa ada niat busuk berselubung

Namun...
Posisi hatiku
Sedang dirayu
Oleh sang puja di sana

Meminta diri
Melahirkan keputusan
Memilih di antara satu
Dari dua hati yang tiba

Aku tak memilih siapa-siap
Aku rela kehilangan
Tapi...
Cintaku tak akan terbagi


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/17/ AKU HADIR BUKAN UNTUK LUKA

Kata-kata kutukan
Sering kau layangkan
Terasa panas
Membakar tubuh sayu

Kau lantunkan irama
Dengan nada tinggi
Telanjangi kata
Membakar makna

Aku adalah kata-kata maki
Yang dengan senang hati
Kau lantunkan
Kala emosi bersandar

Perlu kutegaskan
Lewat pijakan semesta
Biar suaraku didengar angin
Membias ke telingamu

Kalau aku
Bukan menambah luka
Apalagi...
Mengorek masa lalumu

Jadi sudahi saja sandiwara ini
Kalau kita masih menaruh dendam
Pada setiap kisah
Pada setiap kenangan

Tentukanlah jalanmu
Sebab...
Aku memilih pergi
Tanpa memelukmu lagi


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/18/ AKU PERGI

Katamu
Kita tak sejalan lagi
Kita tak bisa terus bertahan
Kalau hanya ada air mata

Semua tetap kusadari
Hanya demi sebuah alasan
Kau memilih menghindar
Mengubur rasamu dalam-dalam

Aku tetap memahamimu
Dengan pikiran bijak
Tanpa membencimu
Tanpa mencacimu

Karena kau adalah mata kata
Mengantarku jauh tenggelam
Dalam lautan kata-kata
Menemukan dasar makna

Dan sampai sekarang
Aku terus mencari makna
Yang masih tersembunyi
Di dasar jiwa mendalam

Aku rela
Ragamu disentuh orang lain
Yang penting
Dengan cara halal

Untuk kali ini
Aku memilih tetap pergi
Mengejar mimpi
Dengan segudang asa


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/19/ TAK BISA BERDAMAI

Relung jiwaku
Sudah memberi kode
Membawa aku terbang jauh
Tanpa hinggap ke hatimu lagi

Sekali tiba
Aku tetap bertahan
Tapi...
Ketika semua kau sobek

Maka...
Tak ada jalan kompromi
Perbaiki semuanya
Karena niatku sudah bulat

Bukan aku lari
Bukan aku sengaja
Namun...
Sudang kutimbang matang-matang

Tepat di bunyi berdetak
Saat angka ganjil mengganjal
Semua menjadi terang
Kalau kita tak bisa berdamai


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/20/ TENTUKANLAH PILIHANMU

Kita sudah ditakdirkan
Untuk berpisah
Dalam sebuah garis
Yang tak pernah terputus

Biarkan semesta
Memberi jawaban
Pada sederer tanya
Pada segudang gelisah

Penjelasanku kau anggap basi
Walau dengan jujur kukatakan
Dengan terbuka aku bahasakan
Membuat bulu kuduk merinding

Kau tak pernah mengerti
Kau tak lagi menghargai
Sampai...
Jalan terbaikku kau tebas

Ah...
Sebuah kesialan raga
Mencatat dengan luka
Melukis dengan air mata

Maka...
Cukupkan saja segala luka
Aku tetap mengajakmu
Menemukan pilihanmu sendiri


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/21/ PEREMPUANKU

Kaulah mutiara
Membisikan lantunan suci
Basahi kekerinhan hati
Yang dilanda dosa

Kau ajarkan aku
Tentang eja
Tentang perintah rindu
Kepada Sang Mahabijaksana

Perempuanku...
Andaikan waktu bisa diputar kembali
Aku ingin kembali lagi
Seperti bayi yang baru tiba di bumi

Semua kau ajarkan
Dengan ikhlas
Tanpa lelah
Tanda ada rasa malas

Sampai...
Keringatmu berkucuran darah
Nanah tertempel letih
Pada jalan panjang

Di kerikil-kerikil tajam
Kau terus berjalan
Sambil bertasbih
Berdoa dengan semesta

Perempuanku...
Rumput pun ikut menunduk
Kala langkahmu membasahi raga
Sebuah penghormatan yang jarang didapat

Darimu aku tahu tentang juang
Darimu aku mnegeja rindu
Tentang rumah
Tentang anak rasa yang terus memanah


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

/22/ LELAKIKU

Saat tangisan pertamaku
Lantunanmu penuh harap
Pada kain-kain penutup
Pada tembok-tembok gelap

Aku tak tahu
Tentang sapaan
Tentang sebuah nyawa
Karena aku ada karena sumpah

Lelakiku...
Aku semakin tahu pada kerumitan dunia
Pada keterbatasan sapa
Yang terus dilatih berulang kali

Yang kutahu
Hanya tangis
Yang kurasa
Tak bisa kubedakan berlabu

Darimu aku tahu tentang bara
Darimu aku belajar perlahan-lahan
Tentang hening yang menjelma
Tentang rabun yang dijemur

Sebuah wahana baru
Kala sinar pncarkan cahaya
Kau gendong aku
Kelilingi tanah lapanh

Adalah tanah aku berasal
Adalah cairan aku ada
Sebuah campuran murni
Dari ridho dan kehendak-Nya

Kaulah lelaki
Yang kusapa ayah
Pahlawan dunia
Idola tanpa tara


Makassar
Sabtu, 13 April 2019
By: Djik22
_______

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh