AKU, LANGIT, DAN LUKA
/LK/ #1
Langit tampak mendung. Tak ada kutatap bintang. Hanya kesendirian melanda tanpa penyemangat. Ah... lama sekali kau tiba dengan janji. Padahal, menunggumu adalah janji dan menantimu adalah kesetiaan.
Namun, kau biarkan aku menderita. Kau tega menghukumku dengan tujuh peluru penjuru. Sampai, badanku hanya sanggup bersandar di ayunan berantai. Sialnya diri memang tak banyak diketahui lebih dahulu.
Terus kapan kau datang? Atau kau tak akan datang lagi? Semoga kau tak akan datang. Karena lebih baik kesendirian menimpahku untuk selamanya. Dari pada menanti janji tak pernah kau tepati.
Makassar, 12219 | Djik22
PESAN, IMAJINASI, DAN AROMA KOPI
/LK/ #2
Jangan jemput aku terlalu pagi untuk temanimu ke wahana yang indah penuh tekanan. Karena aku sedang mencari-cari inspirasi pagi ini.
Jangan kau ajak aku dengan paksa membalas pesan chattmu. Karena aku lagi sibuk menulis deretan kata tentang KITA. Biar segala yang kita dilewati tak terbuang sia-sia. Sekiranya, hari ini pun tetap menjadi sebuah sejarah tersendiri.
Apakah kau marah dengan cara penolakanku yang halus? Apakah kau marah jika pesan chattmu lambat dibalas? Semoga pesanmu akan kusambung jadi sebuah puisi pagi. Biar marahmu kujadikan kata bernyawa temani senyummu saat membaca.
Karena ini terlalu pagi, maka aku ingin mengawali hari dengan kopi. Biar inspirasi terbalut dalam aroma yang menawan. Dan beberapa patahan kata akan menjadi sebuah catatan rahasia. Ialah rahasia tentang semesta. Dan juga tentang dirimu.
Karena dirimu dan tegukan kopi pagi. Sama-sama dasyatnya mengguncangkan nalarku. Sampai, menari-nari dengan senam paginya jemari.
Makassar, 15219 | Djik22
HIDUP, COBAAN, DAN SAKSI SEMESTA
/LK/ #3
Hidup penuh dengan cobaan yang harus kau lalui. Jadi, jangan pasrah dan ikut kompromi pada dewa kesalahan. Biar yang berbicara adalah raja kecil yang coba merampas hakmu.
Jalanilah semua dengan ikhlas. Buatlah semua seirama dengan rasa cinta. Hingga hinaan tiba, kau tak perlu marah. Apalagi, zaman ini sering membutakan mata dan mencacati segala pikiran baik.
Aku masih percaya pada tindankan baikmu. Walau omongan miring dari orang-orang selalu mencela, menghina, menghujat, dan bahkan sampai menipu. Teruslah maju dan jangan menanggapi mereka untuk menambah banyak masalah.
Hanya saja, kita mengambil sisi baik dari drama yang sedang dimainkan. Ada pemain ada penonton. Dan pasti mata-mata itu tak mau ikut ke arah biadab. Dan pikiran berlian tak mau mengikut ke arah adu-domba pola lama yang masih berlaku.
Mata dunia sedang bersaksi. Dan semesta pasti berpihak pada orang-orang yang benar.
Makassar, 15219 | Djik22
ANGAN, WAKTU, DAN RELUNG TEDUH
/LK/ #4
Angan-angan itu terus menagi. Sampai, terus membisikan lewat angin suara. Hingga daun-daun pun ikut jatuh sebagai saksi. Karena rela menjadi korban demi yang lain bahagia.
Dan kata-kata ini dimuntahkan pada waktu yang belum terlalu siang. Ketika orang-orang sedang membudayakan antri. Iya, mereka antri di atas tehel megah. Namun, di samping pelataran megah itu terdapat sampah yang berserakan mengiringi tawa dan segala cerita.
Biar menjadi sebuah susunan kata yang lebih pendek. Maka, hadir jelmaan inspirasi mengetuk relung teduh. Jadi, begini susunannya.
Kumuntahkan daun lewat hempasan angin
Yang disusun saat berada di pelataran
Tempat orang-orang berjudi waktu
Tempat orang-orang tak mau jatuh layu
Daun
Angin
Hentakan
Muntahan
Perantara saksi
Pengisi hari
Pencari
Tenggelam dalam inspirasi
Makassar, 16219 | Djik22
AIR, MATA, DAN AIR HUJAN
/LK/ #5
Air yang pernah jatuh aliri pipiku. Adalah sebuah kesedihan yang kau layangkan. Maka, pristiwa itu sulit terurai larut menghilang bersama bahagia. Karena sepenggal luka ini lebih besar dari perkiraanmu.
Tepat di sebuah waktu. Pada keadaan genting kita memberi keputusan. Lantaran emosi, maka semua hanya jadi penyesalan.
Namun, air kali ini berbeda. Ia mengguyur tubuhku jadi dingin yang menggigil. Terus kurasai; terus kulawan. Tapi, aku tak mampu dengan tenaga yang tersisa.
Maka, inilah tambahan air yang kudoakan. Karena aku doakan air mata segera diganti air hujan. Biar musim yang penuh kelam diganti dengan keaadaan yang lebih bahagia.
Dan inilah hujan dari langit
Membuat diri dijerat
Pada perlindungan sementara
Di gubuk tua pemilik raga
Maka...
Air yang mengalir jadi berbeda
Dengan jatuhnya hujan
Menghilangkan kesedihan
Makassar, 16219 | Djik22
PIRING, NASI, DAN KEKUASAAN
/LK/ #6
Ialah orang miskin yang dikebiri. Dalam rebutan piring nasi. Yang kini dibagi tak adil atas nama kekuasaan mentereng. Karena mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada kebutuhan rakyatnya.
Sampai, tampak perut jadi besar duduk di atas kursi. Sedangkan orang miskin perutnya kempis dengan tangan tengadah. Namun, suara merontah itu pun tak digubris dari hari ke waktu.
Dibiarkan kemiskinan terus bertambah. Dan malah mereka menambah setumpuk kekayaan. Terus lupa diri sebagai wakil rakyat.
Makassar, 17219 | Djik22
KAU, AKU, DAN KARYA
/LK/ #7
Hadirmu terlalu cepat sebelum aku memejamkan mata. Hingga aksara yang memaksa kita untuk kembali berirama pada rima di bulan dua tahun ganjil ini. Kenapa kau harus tiba? Apakah ini semua merupakan teka-teki yang harus dipecahkan? Oh... tahun sial angka ganjil yang membuat jengkel di sebuah jarak jauh bernada senyawa getaran perlawanan.
Tepat di sepuluh dua puluh tujuh kau tiba menyapaku. Namun, tak ada keanehan yang kurasa. Malah, getaran kesamaan yang muncul menguasai hatiku. Ialah sama seperti warna merah. Dan kesukaan kita di bahasa yang terlulis "Salam balas pena dan aksara tak berujung" untukmu yang sedang membaca.
Maka, kau dan aku bertemu dalam karya. Dan kita tak akan memberi keputusan untuk mengakhiri segalanya. Karena kita baru memulai. Tapi, malah dirimu tahu lebih banyak tentangku. Sekiranya, kau adalah kata, maka aku adalah kalimat. Hingga kita tak akan bisa dipisahkan dalam deretan bahasa yang panjang sekalipun.
Terima kasih kau yang telah datang. Karena tebakanmu selalu benar dan aku menyapamu 'gila' yang cepat akrab. Iya, kita sama-sama gila dalam berkarya. Dan kita sama-sama gembira dalam bertukar bahasa. Untukmu, yang di kota jauh aku hanya mau bilang "Hadirmu menambah kekuatan menulis kata taburi rasa. Karena kau telah membawa tinta hitam penawar rindu" yang baru aku sadari.
Sampai, pertemuan kita dikaitkan dengan angka. Maka, angka empat kutambahkan tiga biar menjadi tujuh. Iya, kita akan menuju pada ribuan kata dan pengelaman bernyawa yang berserakan di atas semesta. Dan kita akan menjadi sepasang karya yang tak satu pun orang bisa mengganggu. Kecuali diizinkan.
Makassar, 17219 | Djik22
KAU, AKU, DAN KESEPAKATAN AKSARA
/LK/ #8
Tiga hari dalam waktu berselang. Gejolak-gejolak itu menderu jadi peluru. Seolah-olah ingin bangkit melawan yang pongah. Biar keabadian juang tetap membara dalam kesepakatan aksara malam.
Iya... kitalah adalah sepasang jemari merdeka. Mampu menerawang masuk batas-batas yang tersembunyi. Di titik temu kita memikat dengan sajak-sajak berlantun jiwa anak pulau penjuru mata bara.
Maka, marilah menari sebisa mungkin. Biar zaman tak menggilas raga dengan kemajuannya. Setidaknya, kita masih bersuara dari pada diam mendekam. Karena kau dan aku adalah permulaan rasa dari tiupan angin kencang.
Hingga di titik puncak. Permulaan itu menjadi pelatuk yang siap menembak. Dan nafas tertahan dalam debur menggiur hati. Membuat kau dan aku tak harus melayangkan senjata tajam yang mendatangkan luka dan memar. Tapi, kita melawan dengan kata-kata.
Tetap percaya pada kekuatan semesta. Karena setiap jiwa adalah petarung. Tinggal kita berbenah dan mengasanya. Maka, mulailah dari sekarang tanpa ada ketakutan datang menerkam. Apakah kau sudah siap? Bagaimana saatnya tiba kita berpisah dalam rumah kesepakatan yang berbeda?
Makassar, 18219 | Djik22
PINTU, RUMAH, DAN CAHAYA TIBA
/LK/ #9
Sekiranya tak ada yang tiba. Kalau diundang dalam beberapa kali waktu mendadak. Namun, undangan itu terkesan sebagai sebuah penghinaan. Lantaran ada kesengajaan mengajak hanya meramaikan acara dan menghabiskan makanan. Karena jika hanya mencari makan, maka masih banyak tempat yang lebih megah ditongkrongi. Dan kalau hanya meramaikan, maka masih banyak tawaran yang lebih menarik untuk berbagi cerita.
Jadi, jangan sengaja menjadi orang yang pelupa saat berdiri di pintu terbuka. Karena pintu yang sebenarnya bukan tempat keluar masukmu dengan gaya dan pajangan foto. Tapi, pintu yang sebenarnya adalah sebuah restu dan ketulusan kala kaki melangkah pergi dan kembali. Dan diiringi doa dengan ketabahan hati. Apakah titel dan ketenaran membuat kita lupa budaya yang selama ini dijaga? Apakah bahagia membuatmu lupa pada orang-orang terdekat?
Ingatlah pada rumah di mana pernah menyatukan anak manusia. Karena rumah adalah hunian penuh doa dan penjagaan menawan. Jadi, hargailah rumahmu sendiri yang pernah membesarkanmu. Dan rumah itu masih saja berdiri kokoh walau orang-orangnya sudah terpecah belah. Tapi, nyawanya selalu ada.
Dan saat cahaya tiba. Semua keakraban dan sopan santun selama ini terjaga. Hilang dan sirna termakan ketamakan dan kesombongan. Lalu, tiba-tiba kau hadir dalam jelmaan indah didandani sedemikian rupa. Sampai, semua orang memberikan perhatian yang melebih-lebihkan.
Tapi, ini hanyalah catatan peringatan untuk kami yang merasa terbuang. Sebab, pintu, rumah, dan cahaya yang bersinar masih tetap kami junjung tinggi. Hingga kesopanan dan penjagaan budaya masih menabur benih-benih pengharapan yang lebih matang. Akan menjadi sebuah sejarah tersendiri bagi generasi yang saling melupakan. Dan tetap menjadi bahan refleksi kedepannya, biar generasi berikutnya tidak jatuh pada kesalahan yang sama.
Makassar, 20219 | Djik22
BARA-LARA
/LK/ #10
Seorang lelaki dengan topeng pembebasan. Berdiri dengan tangan mengajak kepada siapa saja bergabung. Lalu, meneriakan keadilan dan lawan segala bentuk penindasan.
Tepat di pukul dua puluh satu lewat empat puluh sembilan menit. Perempaun progresif yang duduk bicara. Ia dikelilingi setumpuk buka. Sembari tangannya mengangkat susu cokelat dari glas tranaparan.
Terjadilah sebuah perselingkuhan gagasan yang merajut nafsu untuk saling berbagi. Bukan mengajak dalam nikmatnya penindisan. Karena lelaki dan perempuan itu tahu. Kenikmatam terindah adalah sama-sama berjuang. Bukan sama-sama tergelatak dalam ranjang penuh rayuan asmara.
Jalanan adalah kehidupan lelaki. Buku dan setumpuk bacaan adalah hobinya perempuan. Mereka berdua adalah satu nafas pejuang yang tak pernah surut. Hingga di sebuah janji hari Jumat, "Kita adalah sepasang yang dipertemukan. Namun, kita bukan pengejar nafsu dan melampiaskan segala birahi. Akulah perempuan mahal dan pintar menjaga diri. Dan kaulah lelaki 'mata-elang' yang siap menghalau musuh yang datang. Maka, jadikanlah dua kekuatan ini tanpa ada di antara kita yang mengotori atau berkhianat."
Lelaki itu sering dipanggil Bara. Sedangkan perempuan disapa dengan Lara. Bara dan Lara siap bergerak dalam kesepakatan malam. Hingga, tak akan berpisah sebelum menuju kemenangan. Dengan meninju tangan kiri dan tajamnya gagasan. Bergaul dengan barisan massa dan anak-anak jalanan yang butuh perlindungan.
Makassar, 22219 | Djik22
BUKU, CINTA, DAN KERTAS KOSONG
/LK/ #11
Deretan itu selalu tersusun dan terus bertambah. Dengan warna yang berbeda-beda. Dari sekian banyak pemikirian. Dari ragam guratan gagasan yang tersulam jadi kalimat. Ialah kalimat yang mengajarkan tentang pendirian sebagai manusia dan prinsip hidup untuk berada pada garis kebenaran.
Dalam beberapa diksi. Biasa dibungkus cinta. Namun, maknanya terkaku luas. Sehingga mengajarkan diri untuk menggambil benang merahnya sendiri. Karena bukan hanya membaca cinta. Tapi, cinta yang ditawarkan adalah sebuah rasa pada keadilan dan kesamaan nasib.
Maka, tak lagi membiarkan hati ini terus kosong. Tanpa diisi oleh gagasan besar. Biar tengah malam raga terbangun untuk mengeja. Yang penting tidak kaku melihat keadaan. Karena membaca dengan cinta lebih indah, dari pada membaca hanya sekedar mencerdaskan diri sendiri.
Hingga di sebuah kesempatan. Kata hati berbisik. Gunakanlah kesempatan dengan baik-baik. Jangan kau hindari segala buku. Karena buku adalah jendela dunia yang mengajakmu keliling dunia. Dan mampu memberantas kebodohan yang berdiri dengan manja.
Dan di titik nadi berdetak. Tepat hari Sabtu pagi. Tangan menarik sebuah kertas kosong dan pena. Lalu, mengayunkan dengan lembut. Mengukir sebuah perbendaharaan kata. Yang ditulis dengan hati bernyawa. Ialah Buku, cinta, dan kertas kosong yang selalu jadi sahabat setia.
Makassar, 23219 | Djik22
RINDU, BERTEMU, DAN BERBAGI CERITA
/LK/ #12
Aku terlalu merindukanmu tanpa mengharapkan janji yang sering disutai. Tapi, semakin merindu. Hatiku semakin gusar. Karena dirimu tak kunjung tiba pada perjanjian yang ditentukan.
Maka, kukabari dirimu lewat sebuah aplikasi. Dan mengatakan keberadaanku sekarang ini. Bahwa aku sudah tiba beberapa menit lalu menunggu kedatangannmu. Tanpa, berbalas kata. Kau hanya membaca pesan yang kulayangkan.
Padahal, kubuang beberapa agendaku demi bertemu denganmu. Namun, naas. Hari ini medan laga dan telaga rindu tetap membiarkanku sengsara dan hati yang lara. Tanpa, kau suguhkan bara sebagai penghangat.
Setidaknya kau tak tiba, maka berikan kabar. Biar aku tak terlalu larut dan lama menunggu. Namun, itu tak berlaku bagi hatimu yang lagi beku.
Sampai, kulampiaskan segala kekesalah pada semesta. Dan berbagi cerita dalam-dalan dengan orang-orang yang duduk di sekitarku. Tapi, rasanya berbeda. Karena mereka juga bercerita dengan kaku seolah tak pernah hadir di dunia romantika dan kegelisahan.
Kuputuskan untuk pulang. Dalam perjalanan, langkahku terhenti dan memilih duduk di sebuah pohon. Merenungi apa sebenarnya terjadi. Sehinga aku terus-terus didustai. Kerinduan yang kunanti hanyalah pengkhianatan. Pertemuan yang kuinginkan hanyalah sebuah kehampaan. Dan cerita yang sudah kusiapkan, kembali terbang bersama kebisuan malam.
Makassar, 23219 | Djik22
KURSI, JABATAN, DAN RAGAM JANJI
/LK/ #13
Ialah mereka yang mengatasnakan rakyat. Telah diusung lewat pemilihan umum. Dan naik mewakili satu kursi dari dapil utusan daerah. Dengan senyum melempar bahasa, dan kebahagian di awal periode masa permulaan.
Dan jabatan yang diimpikan. Sudah diraih dengan segala cara. Sehingga, diri mereka merasa terus-terus ditagi. Karena takut diteriaki dewan yang sukanya berjanji. Tanpa memenuhi kesengsaraan rakyat dengan kerja nyata. Maka, mereka mulai pasang gaya.
Waktu terus berputar. Masa jabatan terus dirasa keenakan. Di tengah huru-hara gejolak keadaan yang menimpa bumi dan manusia. Tapi, tak nampak perubahan itu tiba. Dan tak terlihat keberanian diri mereka untuk berbuat. Karena dihardik dengan segala sistem busuk.
Ternyata, mereka itu hanya pintarnya memberi janji. Dan bodohnya hanya menambah dalil dan ragam tekanan. Mereka lebih sibuk mengurus perut sendiri. Dan bertengkar karena perbedaan pendapat yang sering dimunculkan lewat layar kaca.
Sampai-sampai, janjii mereka tak pernah ditunaikan selama menjabat. Terlalu gila dan sadis berlaku tidak adil dari jabatan dan kursi yang rakyat usung. Oh... manusia pelupa dan selalu rakus tak pernah menepati janji.
Makassar, 23219 | Djik22
DOA, NASIHAT, DAN AMANAH
/LK/ #14
Adalah kau yang memintaku untuk terus berbuat baik. Dalam kesunyian dan keramain, harus menghadap pada Tuhan. Biar, ketenangan hati tetap menjadi pendamping yang setia.
Belum lagi, cobaan menerpa silih berganti. Diajak rayu menelanjangi yang selama ini terjaga. Lagi-lagi, itu semua tetap cobaan. Karena pesan dan nasihatmu selalu kujaga.
Iya... kala itu kau katakan padaku "Jadilah manusia yang suka bersyukur. Dan jangan mudah menyerah atas segala ujian yang tiba. Karena dibalik cobaan pasti tersembunyi hikmah yang akan kau dapat" selama semua dijalani dengan ikhlas.
Dan benar apa yang pernah kau wasiatkan. Dan amanah itu tetap kujunjung tinggi. Biar kemana kaki melangkah, biar kemana pikiran melayang. Namun tetap kuingat sampai akhir hayat. Karena semua kau limpahkan dengan doa. Dalam nasihat terbungkus dengan kejujuran. Sampai, semua tetap menjadi amanah yang terus dijaga.
RASA, CINTA, DAN KESETIAAN
/LK/ #15
Sudah lama kita menanam rasa. Yang tak bisa diganggu-gugat oleh siapa pun. Dan sampai dengan detik ini kita masih bertahan.
Iya, karena kita masih percaya pada rasa yang terus tumbuh. Hingga menjadi sebuah cinta yang saling mengikat. Dan pasti, sulit dilupakan.
Karena cintamu mampu membuatku tenang. Rasamu mengajarkan aku untuk bersabar. Sampai, kesetian menjadi tempat paling indah untuk mengukir semua yang bertahan. Dan kita akan memilih bertahan hingga maut menjemput.
Jadi, jangan kau ragukan diriku saat jauh. Karena hatiku tak akan berpindah ke pundak yang lain. Sebab, dirimu adalah pelabuhan terakhir.
Makassar, 23219 | Djik22
JANJI, UANG, DAN KETIDAKJELASAN
/LK/ #16
Sebelum masa kempanye. Isu berhembus ke setiap telinga. Terdengar begitu lembut tenangkan hati. Dengan wajah gembira meneruskan kabar.
Ialah kabar seorang bakal calon pembaharu yang membawa kepentingan bersama. Tampak para pendukung mulai bekerja-bersama. Hingga kebersamaan nasib menjadi pijakan.
Naas, datang badai tak terduga. Hamburan rupiah datang menawari ke setiap rumah mendekati pemilihan. Rupanya, uang mulai jadi raja sementara di kehidupan raja-raja kecil memberi sabda.
Semua mulai terang-benerang. Kemenangan sudah diraih. Duduk di atas kursi kekuasaan. Lewat perantara janji, kerja sama, uang, dan semangat mencapai tujuan.
Tapi, kenapa semua mulai tidak jelas? Apakah lupa pada janji? Atau tekanan terus berduyun membayar uang pinjaman waktu kempanye? Hingga membuat semua janji dan harapan jadi tidak jelas.
Makassar, 27219 | Djik22
RINDU, BERTEMU, DAN MEMELUKMU
/LK/ #17
Waktu berputar begitu lambat. Membuat hati dan rasa selalu dihantui rindu. Ialah merindukan tentang pertemuan. Dan menanti janji dengan segala harapan untuk bisa bertemu.
Waktu terus berputar. Berganti menjadi gelembung-gelembung rasa. Sehingga keinginan itu terus bergelora yang tak bisa dibendung. Tapi, aku pun tak bisa memaksa membayar rasa rindu.
Karena keadaan dan suasana terus-menerus hadir tak menentu. Rindu itu mulai perlahan hilang terbawa angin memberi salam untukmu. Kalau saat ini, aku tak lagi berharap banyak.
Kau datang tanpa kabar. Kemudian mengajakku bertemu. Tapi, aku tergeletak di atas ranjang kemesraan. Iya, sakit yang memberi hukuman untuk menikmati momen indah dalam ruang sempit.
Dan, aku harus menerima kenyataan. Bukan sengaja, tapi diriku yang terus diradang rindu membuat tubuh jadi kurus.Kau datang memelukku sambil menitihkan air mata. Kita merasa bersalah atas hukuman semesta. Tapi, pertemuan itu hanya sesaat. Karena aku pulang menuju rumah-Nya.
Makassar, 27219 | Djik22
GELAP, SAKIT, DAN TERUS BERTAHAN
/LK/ #18
Semua yang indah terasa hampa. Pada kamar inspirasi yang diserang kegelapan. Hanya cahaya dari senter android untuk jadi penerang.
Belum lagi, badan tergeletak karena sakit gigi. Tak ada satu pun kenikmatan yang dirasa. Masih saja bencana setia menemani diri ini. Kapan menuju kesembuhan? Aku pun tak tahu.
Ditambah suara-suara di luar kamar yang mengucapkan kata-kata. Satu pun aku tak mengerti. Karena tak kutangkap secara pasti. Semoga keadaanku tetap terkontrol. Walau hanya menangkap suara.
Dan tak ada jalan lain. Diri ini harus bertahan. Biar lapar meradang, panas menggigil. Sambil menunggu cahaya kembali menyala dan semangat baru segera tiba.
Makassar, 27219 | Djik22
LUKA, DENDAM, DAN HARAPAN
/LK/ #19
Dua puluh dua kali kau titipkan luka. Tujuh belas kali kau bermain hati. Menyandarkan rasa pada bahu yang lain. Dengan deret rayu kau mampu menikmati tubuh mereka.
Entah apa yang kurang padaku. Bukankah kita saling terbuka? Apakah kau lupa pada janji dan ikrarmu? Begitu cepat kau sengaja menjadi seorang pelupa. Begitu besar inginmu demi melampiaskan nafsu.
Aku yang kau sanjung. Namun, perlahan menaruh dendam di balik senyum. Membuat perasaan terus waspada. Karena setiap pertanyaan, kau jawab dengan marah. Lalu, pergi menghilang dalam waktu yang lama.
Kenapa begitu cepat sikapmu berubah? Setelah semua dalam diriku kau renggut. Malah mau mencari yang baru untuk dinodai. Entah julukan apa yang harus kulayangkan padamu. Tapi, akal sehatku masih bersikap baik padamu. Dan kesabaran masih setia dengan lara.
Kalau seperti ini terus-menerus. Maka, bagaimana harapan dan mimpi akan kita raih bersama? Apakah hanya sebatas bahasa dan kata-kata manis belaka? Jika, iya. Maka, Segera lupakan aku dengan cara baik-baik. Biar, aku memilih menyendiri tanpa mengingat luka.
Makassar, 27219 | Djik22
KATA, PELURU, DAN SENJATA
/LK/ #20
Kita masih terus diberi izin oleh semesta untuk menikmati indahnya ketidakadilan. Dan ditestui oleh alam raya untuk terus melawan. Karena dengan diam, maka kita akan terus ditindas.
Hingga tanpa keluh pada jeda. Tanpa rugi pada keringat. Kita masih saja menyiapkan peluru-peluru yang mematikan. Karena, kita harus terus persiapkan diri dengan kekuatan berlipat ganda.
Apalagi, ragam sistem yang dibuat banyak merugikan rakyatnya sendiri. Dan mereka itu selalu tersenyum dan menggoyangkan kaki di atas kursi kekuasaan. Ah... para bandit dan bedebah berjas rapi suka membuat kegaduhan.
Dan, kita diajarkan untuk melihat secara objektif. Mencurigai dengan pikiran cemerlang. Lalu, melawan dengan cara-cara cantik dalam selimut kedamaian.
Hingga pada kesadaran merata. Kita selalu siapkan peluru yang lebih mematikan. Serta senjata-senjata yang begitu ampuh. Jika, kata tak didengar, maka lawanlah dengan tindakan. Jika, itupun masih tak dihiraukan, maka peringatan yang lebih besar harus kita layangkan. Yaitu, menyeru peluru perlawanan dan senjata mengehentikan langkah para bedebah berjas rapi itu.
Makassar, 27219 | Djik22
HILANG, DIGUYUR HUJAN, DAN PELURU
/LK/ #21
Adalah pertemuan yang menjanjikan kita untuk saling merangkul. Dalam batas nadi mengalir darah-darah perjuangan. Kemudian memupuk menjadi sebuah kekuatan besar. Bagi jiwa-jiwa yang sedang melalang buana di atas semesta. Hingga kini menjadi sebuah catatan sejarah.
Kekuatan itu selalu ada. Walau hujan turun dengan derasnya. Tapi, keinginan ini lebih memilih menatap ke langit untuk mengucap syukur atas air mata yang jatuh dengan bahagianya. Karena kekeringan raga membuat diri semakin berharap ada air ketenangan yang menenangkan hati. Hingga terus bertahan dalam perlindungan-Nya.
Namun, peluru lebih murah merajalela bagi yang membidik. Dan dengan sesuka hati melayangkan kepada siapa saja yang dianggap subversif. Di sebuah negara penganut demokrasi tak berlaku adil kepada rakyatnya. Sebab, penindasan manusia atas manusia serta penindasan bangsa atas bangsa masih tumbuh subur di bumi yang kita banggakan.
Tiga belas yang hilang. Kini belum dipulangkan. Mereka masih menjadi misteri. Atas dongeng dan ketakutan penguasa yang lalim. Penguasa takut, kalau anak muda kritis. Mereka tak mau mendengar omongan tentang kebenaran. Apalagi, suguhan yang dilayangkan adalah mengkritik segala kebijakan pincang yang dimainkan oleh para aktor berdasi otoriter dan berwatatak menindas.
Dan peluru telah menembus dada, tulang-belulang sampai merenggut nyawa tanpa dibuka dengan jujur kepada publik. Peluru ditembak oleh pelaku misterius. Tanpa surat perintah yang jelas Hak Asasi Manusia tak dianggap penting. Karena semua bersifat satu komando. Ialah menjaga kepentingan pribadi dan golongan.
Makassar, 18319 | Djik22
ANAK TANGGA, JALAN, DAN PENCAPAIAN
LK #22
Tangga-tangga jalan yang sedari kemarin sudah dipupuk. Maka, tepat di hari ini sebuah keajaiban tiba untuk menawarkan mimpi yang mulai nayata. Ialah mimpi tentang sebuah masa bahagia.
Rasanya keajaiban itu tiba terlalu cepat. Lantaran doa panjang dan pengharapan dengan hati. Maka, segala kemudahan tiba sesuai lantunan suci. Dan aku mensyukuri kemudahan dari tiap tangan serta raut yang sering menawarkan solusi.
Andaikan waktu bisa diputar ulang. Maka, aku ingin mengungkap kata 'maaf' atas kesalahan yang pernah terjadi. Namun, sebagai manusia, engkau lebih tahu dari kedalaman hatiku. Karena dari engkaulah aku lahir dan berdiri di pundak keindahan imaji dan kedalaman perasaan.
Hingga kugunakan nalar yang objektif dan rasa yang mendalam untuk mengkaji semua persoalan. Adalah pengkajian tentang polemik dan huru-hara tantangan yang tiba. Tapi, semua dijalani tanpa pasrah dan mudah menyerah.
Dan di titik yang ke sekian, jalan pencapaian akan segera diraih. Maka, kuucapkan terima kasih kepada tiap uluran tangan yang selalu menggenggam erat. Dan tiap nasihat yang dilantun dengan segala keikhlasan. Kiranya, ini adalah sebuah pencapaian yang tak main-main.
Engkau ajak aku kembali ke duniaku. Coba untuk meninggalkan rutinitas yang bergelora pada tugas pokok. Sebuah ajaran sastra murni dan keindahan art berduyun menjelma aliri darah dan gerak nadi. Hingga kata ini yang kususn pun, penuh dengan rasa haru bahagia.
Makassar, 21319 | Djik22
KENANGAN, PERJUANGAN, DAN KATA-KATA
LK #23
Setiap orang memiliki jalan cerita yang berbeda-beda. Setiap kisah memiliki sejarahnya tersendiri. Semua bermuara menjadi kenangan. Tinggal, pendapat umum yang memberi penilain. Tapi, janganlah kita menghukum diri sendiri dengan ratusan juta dari kenangan yang telah lewat.
Kenangan yang selalu membekas ialah kala kita masih sering sama-sama dengungkang keadilan. Sebuah masa yang penuh gelora tak henti-henti. Ajaran perjuangan pun masih tetap bersandar pada dada. Ia tak bisa dilupakan. Apalagi, harus dihapus dengan daftar hitam yang pernah menampar. Semua tetap diterima tanpa menaruh dendam. Hidup bukan hanya soal kalah dan menang belaka.
Bagimu yang pernah menampar dengan cara-cara halus. Aku tetap mensyukurinya. Sekiranya, aku tahu secara pasti mana kawan sejati dan mana lawan yang gila pada pundak kekuasaan. Dan, untukmu yang pernah dekat, aku tetap berterima kasih. Karena uluran tangan halus dan pikiran berlianmu mampu mengantar diri jauh tenggelam dengan kata-kata. Ialah kata-kata merdeka yang menyuarakan kebenaran berlipat ganda.
Kini, tinggal kata-kata yang terus menjadi payung yang melindungi diri. Karena kata-kata tak bertuan dan berkompromi mengklaim dirinya sendiri. Namun, kata-kata adalah deklamasi diri seperti orang-orang membaca puisi rapi berapi. Maka, tetaplah membaca dengan teliti. Ambillah ajaran kebenaran kata menjadi senjata. Ke depan, musuh akan bergentayangan di mana-mana. Sebab, zaman edan suka menyuguhkan hamparan-hamparan tandus kebengisan.
Baik dalam meja birokrasi, ujung pengeras suara, di balik bilik laci penguasa, dan di dalam gedung megah kemunafikan yang tumbuh dengan suburnya. Semua harus ditelusuri dengan pikiran okjektif. Ketika semua telah kau kaji, maka layangkan sebagai hadiah kepada mereka yang suka berkata-kata dengan kebohongan. Dengan mulut berbusa dan baunya kemana-mana. Ajarkan mereka agar tetap jujur. Tegurlah mereka, biar kembali ke jalan yang benar. Karena tak baik, mendidik orang banyak dengan ajaran yang salah. Dan membudayakan dogma yang menghardik hak kebebasan manusia.
Makassar, 29319 | Djik22
KISAH, DUA PULAU, DAN KEPENTINGAN
/LK/ #24
Jarang ada kisah kebeanaran yang termuat dalam berita-berita. Semua kebanyakan dibelok dengan berbagai hal. Dan, jangan heran kalau kebenaran digoreng renyah jadi kesalahan tak bisa berkutik. Hingga kesalahan dibumbui dengan ragam alibi untuk menjaga marwah nama baik demi pencapaian jalanya sebuah perpolitikan.
Ketika itu, pulauku masih perawan. Tak banyak yang datang berkunjung. Tak ramai tangan nakal menyentuh untuk menanam saham demi bongkahan keuntungan. Kini, semua berubah total. Banyak yang datang menawari kepentingannya. Tak sedikit yang tiba untuk memperkosa membawa kesucian sumber daya alam pergi. Demi apa? Demi keuntungan pribadi dan kepentingan kelompoknya.
Pulau yang menyimpan sejuta kekayaan. Kini dikuras habis dengan label taman nasional. Ribuan habitat mulai perlahan dicuri. Semua atas nama perintah para elit dan libido nafsu dunia gemerlap harta. Oh ... kehausan tak pandang bulu. Kebejatan tak berprikemanusian yang sudah jelas tertuang dalam nilai-nilai Pancasila. Namun, masih memandang buta. Menganggap tak apa-apa. Duniaku dihujani kegersangan politik pembodohan. Pulauku diracuni penyakit ketidakpuasan sebagai manusia serakah.
Karena kepentingan, kisah yang baik dinodai. Lantaran kekuasaan pulau suciku merasakan sampah yang berserak. Sebab, kesucian tak dipandang penting oleh logika birokrasi. Apalagi, sistem busuk berlapis mewarisi otak para penguasa yang tak punya hati. Meraka yang berkepentingan, tapi mengorbankan keluhan rakyat dengan menjual kepala yang sedang keluh.Mereka yang lapar, memilih makan di restoran mewah. Dan, melemparkan sisanya jadi rebutan rakyat yang berdiam di pula indah surga dipunahkan.
Makassar, 29319 | Djik22
KAU, AKU, DAN KESEPAKATAN AKSARA
/LK/ #8
Tiga hari dalam waktu berselang. Gejolak-gejolak itu menderu jadi peluru. Seolah-olah ingin bangkit melawan yang pongah. Biar keabadian juang tetap membara dalam kesepakatan aksara malam.
Iya... kitalah adalah sepasang jemari merdeka. Mampu menerawang masuk batas-batas yang tersembunyi. Di titik temu kita memikat dengan sajak-sajak berlantun jiwa anak pulau penjuru mata bara.
Maka, marilah menari sebisa mungkin. Biar zaman tak menggilas raga dengan kemajuannya. Setidaknya, kita masih bersuara dari pada diam mendekam. Karena kau dan aku adalah permulaan rasa dari tiupan angin kencang.
Hingga di titik puncak. Permulaan itu menjadi pelatuk yang siap menembak. Dan nafas tertahan dalam debur menggiur hati. Membuat kau dan aku tak harus melayangkan senjata tajam yang mendatangkan luka dan memar. Tapi, kita melawan dengan kata-kata.
Tetap percaya pada kekuatan semesta. Karena setiap jiwa adalah petarung. Tinggal kita berbenah dan mengasanya. Maka, mulailah dari sekarang tanpa ada ketakutan datang menerkam. Apakah kau sudah siap? Bagaimana saatnya tiba kita berpisah dalam rumah kesepakatan yang berbeda?
Makassar, 18219 | Djik22
PINTU, RUMAH, DAN CAHAYA TIBA
/LK/ #9
Sekiranya tak ada yang tiba. Kalau diundang dalam beberapa kali waktu mendadak. Namun, undangan itu terkesan sebagai sebuah penghinaan. Lantaran ada kesengajaan mengajak hanya meramaikan acara dan menghabiskan makanan. Karena jika hanya mencari makan, maka masih banyak tempat yang lebih megah ditongkrongi. Dan kalau hanya meramaikan, maka masih banyak tawaran yang lebih menarik untuk berbagi cerita.
Jadi, jangan sengaja menjadi orang yang pelupa saat berdiri di pintu terbuka. Karena pintu yang sebenarnya bukan tempat keluar masukmu dengan gaya dan pajangan foto. Tapi, pintu yang sebenarnya adalah sebuah restu dan ketulusan kala kaki melangkah pergi dan kembali. Dan diiringi doa dengan ketabahan hati. Apakah titel dan ketenaran membuat kita lupa budaya yang selama ini dijaga? Apakah bahagia membuatmu lupa pada orang-orang terdekat?
Ingatlah pada rumah di mana pernah menyatukan anak manusia. Karena rumah adalah hunian penuh doa dan penjagaan menawan. Jadi, hargailah rumahmu sendiri yang pernah membesarkanmu. Dan rumah itu masih saja berdiri kokoh walau orang-orangnya sudah terpecah belah. Tapi, nyawanya selalu ada.
Dan saat cahaya tiba. Semua keakraban dan sopan santun selama ini terjaga. Hilang dan sirna termakan ketamakan dan kesombongan. Lalu, tiba-tiba kau hadir dalam jelmaan indah didandani sedemikian rupa. Sampai, semua orang memberikan perhatian yang melebih-lebihkan.
Tapi, ini hanyalah catatan peringatan untuk kami yang merasa terbuang. Sebab, pintu, rumah, dan cahaya yang bersinar masih tetap kami junjung tinggi. Hingga kesopanan dan penjagaan budaya masih menabur benih-benih pengharapan yang lebih matang. Akan menjadi sebuah sejarah tersendiri bagi generasi yang saling melupakan. Dan tetap menjadi bahan refleksi kedepannya, biar generasi berikutnya tidak jatuh pada kesalahan yang sama.
Makassar, 20219 | Djik22
BARA-LARA
/LK/ #10
Seorang lelaki dengan topeng pembebasan. Berdiri dengan tangan mengajak kepada siapa saja bergabung. Lalu, meneriakan keadilan dan lawan segala bentuk penindasan.
Tepat di pukul dua puluh satu lewat empat puluh sembilan menit. Perempaun progresif yang duduk bicara. Ia dikelilingi setumpuk buka. Sembari tangannya mengangkat susu cokelat dari glas tranaparan.
Terjadilah sebuah perselingkuhan gagasan yang merajut nafsu untuk saling berbagi. Bukan mengajak dalam nikmatnya penindisan. Karena lelaki dan perempuan itu tahu. Kenikmatam terindah adalah sama-sama berjuang. Bukan sama-sama tergelatak dalam ranjang penuh rayuan asmara.
Jalanan adalah kehidupan lelaki. Buku dan setumpuk bacaan adalah hobinya perempuan. Mereka berdua adalah satu nafas pejuang yang tak pernah surut. Hingga di sebuah janji hari Jumat, "Kita adalah sepasang yang dipertemukan. Namun, kita bukan pengejar nafsu dan melampiaskan segala birahi. Akulah perempuan mahal dan pintar menjaga diri. Dan kaulah lelaki 'mata-elang' yang siap menghalau musuh yang datang. Maka, jadikanlah dua kekuatan ini tanpa ada di antara kita yang mengotori atau berkhianat."
Lelaki itu sering dipanggil Bara. Sedangkan perempuan disapa dengan Lara. Bara dan Lara siap bergerak dalam kesepakatan malam. Hingga, tak akan berpisah sebelum menuju kemenangan. Dengan meninju tangan kiri dan tajamnya gagasan. Bergaul dengan barisan massa dan anak-anak jalanan yang butuh perlindungan.
Makassar, 22219 | Djik22
BUKU, CINTA, DAN KERTAS KOSONG
/LK/ #11
Deretan itu selalu tersusun dan terus bertambah. Dengan warna yang berbeda-beda. Dari sekian banyak pemikirian. Dari ragam guratan gagasan yang tersulam jadi kalimat. Ialah kalimat yang mengajarkan tentang pendirian sebagai manusia dan prinsip hidup untuk berada pada garis kebenaran.
Dalam beberapa diksi. Biasa dibungkus cinta. Namun, maknanya terkaku luas. Sehingga mengajarkan diri untuk menggambil benang merahnya sendiri. Karena bukan hanya membaca cinta. Tapi, cinta yang ditawarkan adalah sebuah rasa pada keadilan dan kesamaan nasib.
Maka, tak lagi membiarkan hati ini terus kosong. Tanpa diisi oleh gagasan besar. Biar tengah malam raga terbangun untuk mengeja. Yang penting tidak kaku melihat keadaan. Karena membaca dengan cinta lebih indah, dari pada membaca hanya sekedar mencerdaskan diri sendiri.
Hingga di sebuah kesempatan. Kata hati berbisik. Gunakanlah kesempatan dengan baik-baik. Jangan kau hindari segala buku. Karena buku adalah jendela dunia yang mengajakmu keliling dunia. Dan mampu memberantas kebodohan yang berdiri dengan manja.
Dan di titik nadi berdetak. Tepat hari Sabtu pagi. Tangan menarik sebuah kertas kosong dan pena. Lalu, mengayunkan dengan lembut. Mengukir sebuah perbendaharaan kata. Yang ditulis dengan hati bernyawa. Ialah Buku, cinta, dan kertas kosong yang selalu jadi sahabat setia.
Makassar, 23219 | Djik22
RINDU, BERTEMU, DAN BERBAGI CERITA
/LK/ #12
Aku terlalu merindukanmu tanpa mengharapkan janji yang sering disutai. Tapi, semakin merindu. Hatiku semakin gusar. Karena dirimu tak kunjung tiba pada perjanjian yang ditentukan.
Maka, kukabari dirimu lewat sebuah aplikasi. Dan mengatakan keberadaanku sekarang ini. Bahwa aku sudah tiba beberapa menit lalu menunggu kedatangannmu. Tanpa, berbalas kata. Kau hanya membaca pesan yang kulayangkan.
Padahal, kubuang beberapa agendaku demi bertemu denganmu. Namun, naas. Hari ini medan laga dan telaga rindu tetap membiarkanku sengsara dan hati yang lara. Tanpa, kau suguhkan bara sebagai penghangat.
Setidaknya kau tak tiba, maka berikan kabar. Biar aku tak terlalu larut dan lama menunggu. Namun, itu tak berlaku bagi hatimu yang lagi beku.
Sampai, kulampiaskan segala kekesalah pada semesta. Dan berbagi cerita dalam-dalan dengan orang-orang yang duduk di sekitarku. Tapi, rasanya berbeda. Karena mereka juga bercerita dengan kaku seolah tak pernah hadir di dunia romantika dan kegelisahan.
Kuputuskan untuk pulang. Dalam perjalanan, langkahku terhenti dan memilih duduk di sebuah pohon. Merenungi apa sebenarnya terjadi. Sehinga aku terus-terus didustai. Kerinduan yang kunanti hanyalah pengkhianatan. Pertemuan yang kuinginkan hanyalah sebuah kehampaan. Dan cerita yang sudah kusiapkan, kembali terbang bersama kebisuan malam.
Makassar, 23219 | Djik22
KURSI, JABATAN, DAN RAGAM JANJI
/LK/ #13
Ialah mereka yang mengatasnakan rakyat. Telah diusung lewat pemilihan umum. Dan naik mewakili satu kursi dari dapil utusan daerah. Dengan senyum melempar bahasa, dan kebahagian di awal periode masa permulaan.
Dan jabatan yang diimpikan. Sudah diraih dengan segala cara. Sehingga, diri mereka merasa terus-terus ditagi. Karena takut diteriaki dewan yang sukanya berjanji. Tanpa memenuhi kesengsaraan rakyat dengan kerja nyata. Maka, mereka mulai pasang gaya.
Waktu terus berputar. Masa jabatan terus dirasa keenakan. Di tengah huru-hara gejolak keadaan yang menimpa bumi dan manusia. Tapi, tak nampak perubahan itu tiba. Dan tak terlihat keberanian diri mereka untuk berbuat. Karena dihardik dengan segala sistem busuk.
Ternyata, mereka itu hanya pintarnya memberi janji. Dan bodohnya hanya menambah dalil dan ragam tekanan. Mereka lebih sibuk mengurus perut sendiri. Dan bertengkar karena perbedaan pendapat yang sering dimunculkan lewat layar kaca.
Sampai-sampai, janjii mereka tak pernah ditunaikan selama menjabat. Terlalu gila dan sadis berlaku tidak adil dari jabatan dan kursi yang rakyat usung. Oh... manusia pelupa dan selalu rakus tak pernah menepati janji.
Makassar, 23219 | Djik22
DOA, NASIHAT, DAN AMANAH
/LK/ #14
Adalah kau yang memintaku untuk terus berbuat baik. Dalam kesunyian dan keramain, harus menghadap pada Tuhan. Biar, ketenangan hati tetap menjadi pendamping yang setia.
Belum lagi, cobaan menerpa silih berganti. Diajak rayu menelanjangi yang selama ini terjaga. Lagi-lagi, itu semua tetap cobaan. Karena pesan dan nasihatmu selalu kujaga.
Iya... kala itu kau katakan padaku "Jadilah manusia yang suka bersyukur. Dan jangan mudah menyerah atas segala ujian yang tiba. Karena dibalik cobaan pasti tersembunyi hikmah yang akan kau dapat" selama semua dijalani dengan ikhlas.
Dan benar apa yang pernah kau wasiatkan. Dan amanah itu tetap kujunjung tinggi. Biar kemana kaki melangkah, biar kemana pikiran melayang. Namun tetap kuingat sampai akhir hayat. Karena semua kau limpahkan dengan doa. Dalam nasihat terbungkus dengan kejujuran. Sampai, semua tetap menjadi amanah yang terus dijaga.
RASA, CINTA, DAN KESETIAAN
/LK/ #15
Sudah lama kita menanam rasa. Yang tak bisa diganggu-gugat oleh siapa pun. Dan sampai dengan detik ini kita masih bertahan.
Iya, karena kita masih percaya pada rasa yang terus tumbuh. Hingga menjadi sebuah cinta yang saling mengikat. Dan pasti, sulit dilupakan.
Karena cintamu mampu membuatku tenang. Rasamu mengajarkan aku untuk bersabar. Sampai, kesetian menjadi tempat paling indah untuk mengukir semua yang bertahan. Dan kita akan memilih bertahan hingga maut menjemput.
Jadi, jangan kau ragukan diriku saat jauh. Karena hatiku tak akan berpindah ke pundak yang lain. Sebab, dirimu adalah pelabuhan terakhir.
Makassar, 23219 | Djik22
JANJI, UANG, DAN KETIDAKJELASAN
/LK/ #16
Sebelum masa kempanye. Isu berhembus ke setiap telinga. Terdengar begitu lembut tenangkan hati. Dengan wajah gembira meneruskan kabar.
Ialah kabar seorang bakal calon pembaharu yang membawa kepentingan bersama. Tampak para pendukung mulai bekerja-bersama. Hingga kebersamaan nasib menjadi pijakan.
Naas, datang badai tak terduga. Hamburan rupiah datang menawari ke setiap rumah mendekati pemilihan. Rupanya, uang mulai jadi raja sementara di kehidupan raja-raja kecil memberi sabda.
Semua mulai terang-benerang. Kemenangan sudah diraih. Duduk di atas kursi kekuasaan. Lewat perantara janji, kerja sama, uang, dan semangat mencapai tujuan.
Tapi, kenapa semua mulai tidak jelas? Apakah lupa pada janji? Atau tekanan terus berduyun membayar uang pinjaman waktu kempanye? Hingga membuat semua janji dan harapan jadi tidak jelas.
Makassar, 27219 | Djik22
RINDU, BERTEMU, DAN MEMELUKMU
/LK/ #17
Waktu berputar begitu lambat. Membuat hati dan rasa selalu dihantui rindu. Ialah merindukan tentang pertemuan. Dan menanti janji dengan segala harapan untuk bisa bertemu.
Waktu terus berputar. Berganti menjadi gelembung-gelembung rasa. Sehingga keinginan itu terus bergelora yang tak bisa dibendung. Tapi, aku pun tak bisa memaksa membayar rasa rindu.
Karena keadaan dan suasana terus-menerus hadir tak menentu. Rindu itu mulai perlahan hilang terbawa angin memberi salam untukmu. Kalau saat ini, aku tak lagi berharap banyak.
Kau datang tanpa kabar. Kemudian mengajakku bertemu. Tapi, aku tergeletak di atas ranjang kemesraan. Iya, sakit yang memberi hukuman untuk menikmati momen indah dalam ruang sempit.
Dan, aku harus menerima kenyataan. Bukan sengaja, tapi diriku yang terus diradang rindu membuat tubuh jadi kurus.Kau datang memelukku sambil menitihkan air mata. Kita merasa bersalah atas hukuman semesta. Tapi, pertemuan itu hanya sesaat. Karena aku pulang menuju rumah-Nya.
Makassar, 27219 | Djik22
GELAP, SAKIT, DAN TERUS BERTAHAN
/LK/ #18
Semua yang indah terasa hampa. Pada kamar inspirasi yang diserang kegelapan. Hanya cahaya dari senter android untuk jadi penerang.
Belum lagi, badan tergeletak karena sakit gigi. Tak ada satu pun kenikmatan yang dirasa. Masih saja bencana setia menemani diri ini. Kapan menuju kesembuhan? Aku pun tak tahu.
Ditambah suara-suara di luar kamar yang mengucapkan kata-kata. Satu pun aku tak mengerti. Karena tak kutangkap secara pasti. Semoga keadaanku tetap terkontrol. Walau hanya menangkap suara.
Dan tak ada jalan lain. Diri ini harus bertahan. Biar lapar meradang, panas menggigil. Sambil menunggu cahaya kembali menyala dan semangat baru segera tiba.
Makassar, 27219 | Djik22
LUKA, DENDAM, DAN HARAPAN
/LK/ #19
Dua puluh dua kali kau titipkan luka. Tujuh belas kali kau bermain hati. Menyandarkan rasa pada bahu yang lain. Dengan deret rayu kau mampu menikmati tubuh mereka.
Entah apa yang kurang padaku. Bukankah kita saling terbuka? Apakah kau lupa pada janji dan ikrarmu? Begitu cepat kau sengaja menjadi seorang pelupa. Begitu besar inginmu demi melampiaskan nafsu.
Aku yang kau sanjung. Namun, perlahan menaruh dendam di balik senyum. Membuat perasaan terus waspada. Karena setiap pertanyaan, kau jawab dengan marah. Lalu, pergi menghilang dalam waktu yang lama.
Kenapa begitu cepat sikapmu berubah? Setelah semua dalam diriku kau renggut. Malah mau mencari yang baru untuk dinodai. Entah julukan apa yang harus kulayangkan padamu. Tapi, akal sehatku masih bersikap baik padamu. Dan kesabaran masih setia dengan lara.
Kalau seperti ini terus-menerus. Maka, bagaimana harapan dan mimpi akan kita raih bersama? Apakah hanya sebatas bahasa dan kata-kata manis belaka? Jika, iya. Maka, Segera lupakan aku dengan cara baik-baik. Biar, aku memilih menyendiri tanpa mengingat luka.
Makassar, 27219 | Djik22
KATA, PELURU, DAN SENJATA
/LK/ #20
Kita masih terus diberi izin oleh semesta untuk menikmati indahnya ketidakadilan. Dan ditestui oleh alam raya untuk terus melawan. Karena dengan diam, maka kita akan terus ditindas.
Hingga tanpa keluh pada jeda. Tanpa rugi pada keringat. Kita masih saja menyiapkan peluru-peluru yang mematikan. Karena, kita harus terus persiapkan diri dengan kekuatan berlipat ganda.
Apalagi, ragam sistem yang dibuat banyak merugikan rakyatnya sendiri. Dan mereka itu selalu tersenyum dan menggoyangkan kaki di atas kursi kekuasaan. Ah... para bandit dan bedebah berjas rapi suka membuat kegaduhan.
Dan, kita diajarkan untuk melihat secara objektif. Mencurigai dengan pikiran cemerlang. Lalu, melawan dengan cara-cara cantik dalam selimut kedamaian.
Hingga pada kesadaran merata. Kita selalu siapkan peluru yang lebih mematikan. Serta senjata-senjata yang begitu ampuh. Jika, kata tak didengar, maka lawanlah dengan tindakan. Jika, itupun masih tak dihiraukan, maka peringatan yang lebih besar harus kita layangkan. Yaitu, menyeru peluru perlawanan dan senjata mengehentikan langkah para bedebah berjas rapi itu.
Makassar, 27219 | Djik22
HILANG, DIGUYUR HUJAN, DAN PELURU
/LK/ #21
Adalah pertemuan yang menjanjikan kita untuk saling merangkul. Dalam batas nadi mengalir darah-darah perjuangan. Kemudian memupuk menjadi sebuah kekuatan besar. Bagi jiwa-jiwa yang sedang melalang buana di atas semesta. Hingga kini menjadi sebuah catatan sejarah.
Kekuatan itu selalu ada. Walau hujan turun dengan derasnya. Tapi, keinginan ini lebih memilih menatap ke langit untuk mengucap syukur atas air mata yang jatuh dengan bahagianya. Karena kekeringan raga membuat diri semakin berharap ada air ketenangan yang menenangkan hati. Hingga terus bertahan dalam perlindungan-Nya.
Namun, peluru lebih murah merajalela bagi yang membidik. Dan dengan sesuka hati melayangkan kepada siapa saja yang dianggap subversif. Di sebuah negara penganut demokrasi tak berlaku adil kepada rakyatnya. Sebab, penindasan manusia atas manusia serta penindasan bangsa atas bangsa masih tumbuh subur di bumi yang kita banggakan.
Tiga belas yang hilang. Kini belum dipulangkan. Mereka masih menjadi misteri. Atas dongeng dan ketakutan penguasa yang lalim. Penguasa takut, kalau anak muda kritis. Mereka tak mau mendengar omongan tentang kebenaran. Apalagi, suguhan yang dilayangkan adalah mengkritik segala kebijakan pincang yang dimainkan oleh para aktor berdasi otoriter dan berwatatak menindas.
Dan peluru telah menembus dada, tulang-belulang sampai merenggut nyawa tanpa dibuka dengan jujur kepada publik. Peluru ditembak oleh pelaku misterius. Tanpa surat perintah yang jelas Hak Asasi Manusia tak dianggap penting. Karena semua bersifat satu komando. Ialah menjaga kepentingan pribadi dan golongan.
Makassar, 18319 | Djik22
ANAK TANGGA, JALAN, DAN PENCAPAIAN
LK #22
Tangga-tangga jalan yang sedari kemarin sudah dipupuk. Maka, tepat di hari ini sebuah keajaiban tiba untuk menawarkan mimpi yang mulai nayata. Ialah mimpi tentang sebuah masa bahagia.
Rasanya keajaiban itu tiba terlalu cepat. Lantaran doa panjang dan pengharapan dengan hati. Maka, segala kemudahan tiba sesuai lantunan suci. Dan aku mensyukuri kemudahan dari tiap tangan serta raut yang sering menawarkan solusi.
Andaikan waktu bisa diputar ulang. Maka, aku ingin mengungkap kata 'maaf' atas kesalahan yang pernah terjadi. Namun, sebagai manusia, engkau lebih tahu dari kedalaman hatiku. Karena dari engkaulah aku lahir dan berdiri di pundak keindahan imaji dan kedalaman perasaan.
Hingga kugunakan nalar yang objektif dan rasa yang mendalam untuk mengkaji semua persoalan. Adalah pengkajian tentang polemik dan huru-hara tantangan yang tiba. Tapi, semua dijalani tanpa pasrah dan mudah menyerah.
Dan di titik yang ke sekian, jalan pencapaian akan segera diraih. Maka, kuucapkan terima kasih kepada tiap uluran tangan yang selalu menggenggam erat. Dan tiap nasihat yang dilantun dengan segala keikhlasan. Kiranya, ini adalah sebuah pencapaian yang tak main-main.
Engkau ajak aku kembali ke duniaku. Coba untuk meninggalkan rutinitas yang bergelora pada tugas pokok. Sebuah ajaran sastra murni dan keindahan art berduyun menjelma aliri darah dan gerak nadi. Hingga kata ini yang kususn pun, penuh dengan rasa haru bahagia.
Makassar, 21319 | Djik22
KENANGAN, PERJUANGAN, DAN KATA-KATA
LK #23
Setiap orang memiliki jalan cerita yang berbeda-beda. Setiap kisah memiliki sejarahnya tersendiri. Semua bermuara menjadi kenangan. Tinggal, pendapat umum yang memberi penilain. Tapi, janganlah kita menghukum diri sendiri dengan ratusan juta dari kenangan yang telah lewat.
Kenangan yang selalu membekas ialah kala kita masih sering sama-sama dengungkang keadilan. Sebuah masa yang penuh gelora tak henti-henti. Ajaran perjuangan pun masih tetap bersandar pada dada. Ia tak bisa dilupakan. Apalagi, harus dihapus dengan daftar hitam yang pernah menampar. Semua tetap diterima tanpa menaruh dendam. Hidup bukan hanya soal kalah dan menang belaka.
Bagimu yang pernah menampar dengan cara-cara halus. Aku tetap mensyukurinya. Sekiranya, aku tahu secara pasti mana kawan sejati dan mana lawan yang gila pada pundak kekuasaan. Dan, untukmu yang pernah dekat, aku tetap berterima kasih. Karena uluran tangan halus dan pikiran berlianmu mampu mengantar diri jauh tenggelam dengan kata-kata. Ialah kata-kata merdeka yang menyuarakan kebenaran berlipat ganda.
Kini, tinggal kata-kata yang terus menjadi payung yang melindungi diri. Karena kata-kata tak bertuan dan berkompromi mengklaim dirinya sendiri. Namun, kata-kata adalah deklamasi diri seperti orang-orang membaca puisi rapi berapi. Maka, tetaplah membaca dengan teliti. Ambillah ajaran kebenaran kata menjadi senjata. Ke depan, musuh akan bergentayangan di mana-mana. Sebab, zaman edan suka menyuguhkan hamparan-hamparan tandus kebengisan.
Baik dalam meja birokrasi, ujung pengeras suara, di balik bilik laci penguasa, dan di dalam gedung megah kemunafikan yang tumbuh dengan suburnya. Semua harus ditelusuri dengan pikiran okjektif. Ketika semua telah kau kaji, maka layangkan sebagai hadiah kepada mereka yang suka berkata-kata dengan kebohongan. Dengan mulut berbusa dan baunya kemana-mana. Ajarkan mereka agar tetap jujur. Tegurlah mereka, biar kembali ke jalan yang benar. Karena tak baik, mendidik orang banyak dengan ajaran yang salah. Dan membudayakan dogma yang menghardik hak kebebasan manusia.
Makassar, 29319 | Djik22
KISAH, DUA PULAU, DAN KEPENTINGAN
/LK/ #24
Jarang ada kisah kebeanaran yang termuat dalam berita-berita. Semua kebanyakan dibelok dengan berbagai hal. Dan, jangan heran kalau kebenaran digoreng renyah jadi kesalahan tak bisa berkutik. Hingga kesalahan dibumbui dengan ragam alibi untuk menjaga marwah nama baik demi pencapaian jalanya sebuah perpolitikan.
Ketika itu, pulauku masih perawan. Tak banyak yang datang berkunjung. Tak ramai tangan nakal menyentuh untuk menanam saham demi bongkahan keuntungan. Kini, semua berubah total. Banyak yang datang menawari kepentingannya. Tak sedikit yang tiba untuk memperkosa membawa kesucian sumber daya alam pergi. Demi apa? Demi keuntungan pribadi dan kepentingan kelompoknya.
Pulau yang menyimpan sejuta kekayaan. Kini dikuras habis dengan label taman nasional. Ribuan habitat mulai perlahan dicuri. Semua atas nama perintah para elit dan libido nafsu dunia gemerlap harta. Oh ... kehausan tak pandang bulu. Kebejatan tak berprikemanusian yang sudah jelas tertuang dalam nilai-nilai Pancasila. Namun, masih memandang buta. Menganggap tak apa-apa. Duniaku dihujani kegersangan politik pembodohan. Pulauku diracuni penyakit ketidakpuasan sebagai manusia serakah.
Karena kepentingan, kisah yang baik dinodai. Lantaran kekuasaan pulau suciku merasakan sampah yang berserak. Sebab, kesucian tak dipandang penting oleh logika birokrasi. Apalagi, sistem busuk berlapis mewarisi otak para penguasa yang tak punya hati. Meraka yang berkepentingan, tapi mengorbankan keluhan rakyat dengan menjual kepala yang sedang keluh.Mereka yang lapar, memilih makan di restoran mewah. Dan, melemparkan sisanya jadi rebutan rakyat yang berdiam di pula indah surga dipunahkan.
Makassar, 29319 | Djik22
Komentar