Sembilan bulan kurun waktu
Dalam hitungan dan ingatan masa lalu
Tangisan pertama dari tempat persalinan
Lahir seorang anak yang penuh perhatian
Hingga kini tangisan itu menimpa
Kala bunda mendapat derita
Yang dirasai lewat kata hati
Yang dilawan pada godaan hari
Kini sang anak tumbuh dewasa
Bunda pun semakin memasuki usia tua
Kasih sayangnya tak pernah sepi
Bunda dan nasihat bernada pun tak pernah pergi
Sembilan bulan sepuluh hari, wajah Bunda selalu berseri-seri. Walau beban yang dirasakan begitu berat. Namun, ia tak mau menampakan segalanya pada setiap mata yang memandang. Sebab, darah dalam kandungannya adalah sebuah pengharapan. Kelak akan menjadi penerus dan manusia berguna untuk tanah leluhurnya.
Banyak bisikan dan nada-nada indah untuk menghibur sang kandungan yang sedang bergerak. Seolah-olah, bahagia dengan segala ucapan Bundanya. Namun, dunia mereka masih tetap berbeda. Berbeda pada pijakan dan bersama dalam desahan nafas kasih sayang. Sampai, saluran makanan memasuki dengan bisikan penuh makna.
Tepat di sebuah hitungan. Tangisan pertama itu mengalahkan angin ribut dan ramainya orang-orang. Biar Bunda kelelahan, tapi ia bahagia melihat sang buah hati yang sedang bergerak menikmati dunia barunya. Sekiranya, ini adalah darah sebagai penerus dan restu Tuhan untuk ia tetap bernafas. Hingga nenek-moyang sang bayi pun ikut tersenyum.
Kebetulan yang lahir adalah lelaki. Dan ia sebagai calon pendobrak yang siap berdiri pada kebenaran. Bunda pun membelai si buah hatinya yang masih kemerah-merahan tanpa dosa itu. Sambil berbisik "Dengarlah wahai kekasihku, inilah dunia baru yang dengan berat kau tolak saat berdialog. Namun, Bunda percaya. Kaulah calon lelaki yang siap membahagiakan Bunda dan keluargamu. Maka, jadilah lelaki yang yang setia mendengar nasihat Bundamu."
○○★★★○○
Berselangnya pertarungan ruang dan waktu. Pergeseran siang-malam bergantinya kerja rodi dan beristirahat. Si buah hati tumbuh dewasa. Ia jadi penurut setiap kata dan perintah Bundanya. Tak pernah ia melawan sedikit pun. Sampai, Bunda tetap memberikan nasihat dan kekuatan ilmu pengetahuan dasar.
Kelembutan kasih sayang, membuat si buah hati bersifat lemah-lembut. Sifatnya mengikuti Bundanya. Sedangkan postur tubuhnya, lebih banyak kemiripan dengan ayahnya. Mulai dari hidung, mata, pipi, dan bentuk dahi.
Ia diberi nama Baranara. Karena saat Bara lahir sebuah rumah tetangga mereka sedang tiba gejala-gejala kemesraan oleh si jago merah. Namun, segera diatasi oleh beberapa warga sebelum tangisan pertama itu menggelegar. Sekiranya, ada tanda 'api' dari proses kelahiran Bara dengan lingkungannya.
○○★★★○○
Bara adalah orang yang mandiri. Ia suka menghabiskan waktunya membaca. Tak sama dengan generasi seuisianya. Yang lebih memilih bermain sepeda dan aneka ragam mainan lainnya. Bukan tak tergiur oleh tawaran dan ajakan teman-temannya. Namun, didikan Bunda tentang "Nikmatilah apa yang kau usahakan dengan keringatmu. Dan jangan kau merasa bahagia jika yang kau nikmati adalah milik orang lain" masih Bara pegang teguh.
Pesan Bunda, sampai sekarang Bara tetap memegang teguh. Hingga kini menjadi sebuah senjata dan nasihat bernyawa dari seorang Bunda yang telah melahirkannya dengan segala penderitaan. Tapi, Bara percaya. Ada kekuatan api yang mengalir di darahnya. Dan kekuatan itu selalu memberikan bara semangat untuk menikmati hidup dan tak gampang menyerah.
Makassar
Rabu, 20 Februari 2019
By: Djik22
Komentar