Langsung ke konten utama

BARA DAN BISIKAN BUNDA BERNADA #1

Sembilan bulan kurun waktu
Dalam hitungan dan ingatan masa lalu
Tangisan pertama dari tempat persalinan
Lahir seorang anak yang penuh perhatian

Hingga kini tangisan itu menimpa
Kala bunda mendapat derita
Yang dirasai lewat kata hati
Yang dilawan pada godaan hari

Kini sang anak tumbuh dewasa
Bunda pun semakin memasuki usia tua
Kasih sayangnya tak pernah sepi
Bunda dan nasihat bernada pun tak pernah pergi

Sembilan bulan sepuluh hari, wajah Bunda selalu berseri-seri. Walau beban yang dirasakan begitu berat. Namun, ia tak mau menampakan segalanya pada setiap mata yang memandang. Sebab, darah dalam kandungannya adalah sebuah pengharapan. Kelak akan menjadi penerus dan manusia berguna untuk tanah leluhurnya.

Banyak bisikan dan nada-nada indah untuk menghibur sang kandungan yang sedang bergerak. Seolah-olah, bahagia dengan segala ucapan Bundanya. Namun, dunia mereka masih tetap berbeda. Berbeda pada pijakan dan bersama dalam desahan nafas kasih sayang. Sampai, saluran makanan memasuki dengan bisikan penuh makna.

Tepat di sebuah hitungan. Tangisan pertama itu mengalahkan angin ribut dan ramainya orang-orang. Biar Bunda kelelahan, tapi ia bahagia melihat sang buah hati yang sedang bergerak menikmati dunia barunya. Sekiranya, ini adalah darah sebagai penerus dan restu Tuhan untuk ia tetap bernafas. Hingga nenek-moyang sang bayi pun ikut tersenyum.

Kebetulan yang lahir adalah lelaki. Dan ia sebagai calon pendobrak yang siap berdiri pada kebenaran. Bunda pun membelai si buah hatinya yang masih kemerah-merahan tanpa dosa itu. Sambil berbisik "Dengarlah wahai kekasihku, inilah dunia baru yang dengan berat kau tolak saat berdialog. Namun, Bunda percaya. Kaulah calon lelaki yang siap membahagiakan Bunda dan keluargamu. Maka, jadilah lelaki yang yang setia mendengar nasihat Bundamu."

○○★★★○○

Berselangnya pertarungan ruang dan waktu. Pergeseran siang-malam bergantinya kerja rodi dan beristirahat. Si buah hati tumbuh dewasa. Ia jadi penurut setiap kata dan perintah Bundanya. Tak pernah ia melawan sedikit pun. Sampai, Bunda tetap memberikan nasihat dan kekuatan ilmu pengetahuan dasar.

Kelembutan kasih sayang, membuat si buah hati bersifat lemah-lembut. Sifatnya mengikuti Bundanya. Sedangkan postur tubuhnya, lebih banyak kemiripan dengan ayahnya. Mulai dari hidung, mata, pipi, dan bentuk dahi.

Ia diberi nama Baranara. Karena saat Bara lahir sebuah rumah tetangga mereka sedang tiba gejala-gejala kemesraan oleh si jago merah. Namun, segera diatasi oleh beberapa warga sebelum tangisan pertama itu menggelegar. Sekiranya, ada tanda 'api' dari proses kelahiran Bara dengan lingkungannya.

○○★★★○○

Bara adalah orang yang mandiri. Ia suka menghabiskan waktunya membaca. Tak sama dengan generasi seuisianya. Yang lebih memilih bermain sepeda dan aneka ragam mainan lainnya. Bukan tak tergiur oleh tawaran dan ajakan teman-temannya. Namun, didikan Bunda tentang "Nikmatilah apa yang kau usahakan dengan keringatmu. Dan jangan kau merasa bahagia jika yang kau nikmati adalah milik orang lain" masih Bara pegang teguh.

Pesan Bunda, sampai sekarang Bara tetap memegang teguh. Hingga kini menjadi sebuah senjata dan nasihat bernyawa dari seorang Bunda yang telah melahirkannya dengan segala penderitaan. Tapi, Bara percaya. Ada kekuatan api yang mengalir di darahnya. Dan kekuatan itu selalu memberikan bara semangat untuk menikmati hidup dan tak gampang menyerah.


Makassar
Rabu, 20 Februari 2019
By: Djik22

Komentar

Populer

FILOSOFI DAUN PISANG

Harapan dan mimpi dari setiap kepala tidak semua terpenuhi dengan usaha dan praktik. Tapi masih membutuhkan untuk saling dekat dan merespon segala polomik. Di masa yang akhir ini, perutmu telah melahirkan bayi yang masih merangkak dipaksa berjalan di kerikil jalan persimpangan. Dari rawat dan buaian, telah membuka mata batin, mengevaluasi adalah jalan yang tepat. Karena kurangnya menilai dari setiap sisi. Sehingga lahir dua persimpangan kiri kanan jalan. Mata telah terang, langkah sudah tepat, bersama sudah terpupuk, kesadaran mulai bangkit. Berdiri dan bergerak. Saatnya cahaya jadi penerang. Titipan amanah 20 21 11 14 jadi bahan belajar bersama. Filosofi "Daun Pisang dan Bidikan Panah yang Tepat" telah ditemui jawaban dan makna yang dalam. Dia bukan sekedar kata, tapi dialah nyawa setiap yang di dalam. Makassar, April 2017 By: Djik22

TOGAKU TAK IBU SAKSIKAN

Perjuanganmu ibu Mengantarkanku meraih mimpi Mataku lembab berhari-hari Setiap saat mengingat ibu Harapan ibu Aku tetap kuat Aku tetap melaju Tapi ibu Saat bahagiaku Takku tatap lagi ibu Wajah bersinar hadir dalam mimpiku Kala itu ibu Ibu Toga dan pakian kebahagiaanku Semua untuk ibu Togaku tak ibu saksikan Karena ibu telah tiada Yakinku ibu senyum melihatnya Tetap tersenyum di sisiku ibu Dua puluh tiga November dua ribu tiga belas Dua kali dengan angka tiga Ibu telah berbaring bergegas Makassar Minggu, 1 Oktober 2017 By: Djik22

PERLUKAH JEMBATAN PALMERAH?

Sedikit menggelitik, ketika wacana pembangunan jembatan Palmerah. Wacana ini, hadir di beberapa tahun terakir. Di tahun 2017, tidak kala seksi pendiskusian jembatan Palmerah. Maka muncullah pro dan kontra. Padahal merefleksikan wacana ini sangat penting. Kenapa Wacananya Jembatan Palmerah? Mari kita menganalisa secara seksama. Pertama, jembatan Palmerah adalah sejarah pertama di Indonesia bila terbangun. Karena menyambungkan dua pulau, yaitu Pulau Adonara dan Pulau Flores (Larantuka). Jarak jembatan Palmerah dengan panjang bentangan 800 meter akan dipasang turbin 400 meter. Kedua, persoalan proses pembangunan jembatan Palmerah dibutuhkan dana tidak sedikit. Diperkirakan dana mencapai Rp. 51 triliun. Hal ini, perlu dipikirkan. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT pada tahun 2016 hanya mencapai Rp. 3,8 triliun. Sama halnya pemerintah mengajak kita mengutang dengan investor (swasta). Ketiga, jembatan Palmerah bukan proses meninabobokan masyarakat Flores Timur

ADONARA DALAM PUISI

Petuah kata sejarah Masih temani kaki untuk melangkah Dalam bayang-bayang ibu kuatkan hari Dalam jelmaan ayah pancarkan cahaya hati Hingga tebal awan kota Ingatkan suasan desa Dihimpit berdiri megahnya Ile Boleng Didekatkan Bukit Seburi tanah kampung Karena kitalah gunung yang berdiri Karena kitalah bukit yang menyapa Membawa bisikan bahari Ketika menghadap ke arah pantai Sampai kata dan petuah terus mengikut Wariskan api dari generasi ke generasi Tentang pentingnya menjaga kata Tentang indahnya memakai tenun ikat Maka... Tak kulupakan petuah indah dan keramat Tak kuingkari segala kata-kata bernyawa Di atas alam ditaburi darah dan air mata Karena air mata Bukan hanya tentang tangisan Bukan hanya tentang derita tanpa rasa Namun air mata darah tanda perjuangan Maka... Untuk mengingatmu yang di gunung Untuk mengenangmu yang di pantai Aku mengisi kata-kata lewat puisi Karena darah dan bisikan kata terus diasa Biar perang telah terganti buka dan pena

ANTARA (576)

Sering ada perbandingan pada kata 'antara' ketika diapit oleh kalimat. Antara kau dan aku ternyata banyak perbedaan, antara kau dan dia memiliki banyak kesamaan. Antara pacar dan mantan adalah orang yang pernah berlabu dan sementara bertahan. Baik terkandas di tengah jalan, mau pun mampu melewati batas getir yang melampau kesabaran. Namun, pada kata 'antara' seolah jadi misteri yang tersembunyi. Serupa kolom kosong yang disembunyikan dengan untain doa. Lalu, dipercaya menjadi sebuah legenda atau mitos. Bagaimana sesuatu yang dipercaya tapi tak pernah diinderai? Apakah setan yang berpenampilan putih pada malam Jumat hanya menakut-nakuti? Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang menjahit pakian putih yang dipakai setan? Ulasan ini, aku dapati saat duduk di bangku SD. Sang guru selalu menakut-nakuti pada setiap siswa. Bahwa malam Jumat selalu ada tanda ketika melewati tempat-tempat gelap. Saat itu, aku dan kawan-kawan sebayaku selalu percaya. Namun, batang hidung p

KARYAMU TETAP MEMIKAT

Foto: Abdul Rahim (Khalifah05) Ketika doa-doa Telah kau panjat Dengan lemah-lembut Pada Tuhan Yang Esa Tak lupa pula Pintamu Pada para pendahulu Dengan merinding bulu-bulu Begitu dalam penghayatan Bersama angin Bersama waktu Bercampur masa lalu Maka... Yakin pun mendalam Tak secuil akan buram Tampak pada kaca belaka Namun ia selalu melekat Selalu mempererat Antara roh dan jasat Hingga karyamu tetap memikat Makassar Jumat, 21 September 2018 By: Djik22

PEMUDA SAHABAT PERUBAHAN (397)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ragam perbedaan. Baik suku, ras agama, budaya, dan corak berpikir. Inilah bagian kekhasan dari bangsa ini. Dengan kekhasan tersebut, maka tak heran bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukan dan menjujung tinggi perbedaan. Sebab perbedaan adalah varian dari semangat menuju persatuan. Belum lagi menerobos batas wilayah yang terdiri dari beberapa provinsi. Perlu kita menelisik lebih jauh lagi tentang bagaimana membangun tatanan bangsa. Supaya mampu keluar dari zona ketertinggalan. Ternyata, ketertinggalan adalah salah satu masalah dari apa yang dirasakan setelah revolusi Indonesia didengungkan. Walau merdeka secara pengakuan sudah memhudata sampai ke telinga anak cucu. Tapi pertanyaan besar yang harus dijawab, Kenapa merdeka secara praktik/ penerapan jauh panggang dari api? Ketika secara penerapan dalam kehidupan berbangsa mulai melenceng dengan dasar negara, maka harus kembali mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diletakan oleh